Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

6 Pemuda Portugal Seret 32 Negara Eropa ke Meja Hijau, Gugat Aksi Iklim Tak Memadai

Kompas.com - 28/09/2023, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Enam anak muda dari Eropa menyeret 32 pemerintah di Eropa ke meja hijau karena menganggap negara-negara tersebut tidak melakukan tindakan untuk mencegah krisis iklim.

Keenam pemuda tersebut berasal dari berbagai wilayah di Portugal yang pernah dilanda kebakaran hebat dan gelombang panas, sebagaimana dilansir Reuters.

Mereka menggugat ke-32 negara di Eropa tersebut karena gagal mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK) dengan cukup cepat sehingga merupakan pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM).

Baca juga: Bentuk Komite ESG, OIKN Bakal Terbitkan Obligasi Iklim Tahun 2027

Kasus tersebut diajukan ke Pengadilan Hak Asasi Manusia Eropa atau European Court of Human Rights (ECHR) di Strasbourg, Perancis.

Dengan dukungan Global Legal Action Network (GLAN) yang berbasis di Inggris, para pemuda yang berusia 11-24 tahun tersebut mencari keputusan mengikat secara hukum yang akan memaksa 32 negara tersebut untuk bertindak mencegah krisis iklim.

Dilansir dari Foreign Policy, kasus tersebut merupakan gugatan mengenai perubahan iklim terbesar dalam sejarah.

Pada Rabu (27/9/2023), perwakilan dari 32 negara Eropa hadir di ruang sidang ECHR untuk menghadapi tuduhan telah melanggar HAM keenam pemuda itu karena gagal melawan perubahan iklim secara memadai.

Baca juga: Mayoritas Partai Politik Kurang Serius Sikapi Perubahan Iklim

Keenam pemuda itu berpendapat, kelambanan ke-32 pemerintah negara di Eropa terhadap perubahan iklim telah merugikan kesehatan dan kesejahteraan mereka, sehingga melanggar hak hidup, privasi, dan bebas dari perlakuan tidak manusiawi.

Jika pengadilan mengabulkan gugatan keenam pemuda itu, ke-32 negara di Eropa akan dipaksa memperkuat upaya pengurangan emisi gas rumah kaca mereka.

Putusan pengadilan kemungkinan akan disampaikan pada paruh pertama 2024.

“Kasus ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam skala dan konsekuensinya,” kata Direktur GLAN Gearoid O Cuinn.

Baca juga: Kurang dari Separuh Warga Asia Tenggara Yakini Perubahan Iklim Ancaman Serius Bagi Negara

“Belum pernah ada begitu banyak negara yang harus membela diri di depan pengadilan mana pun di dunia,” sambungnya.

Ke-32 negara yang dituntut tersebut adalah Austria, Belanda, Belgia, Bulgaria, Republik Ceko, Denmark, Estonia, Finlandia, Hongaria, Irlandia, Italia, Jerman, Kroasia, Latvia, Lithuania, Luksemburg, Malta, Perancis, Polandia, Portugal, Rumania, Siprus, Slovenia, Slovakia, Spanyol, Swedia, Yunani, Inggris, Swiss, Norwegia, Rusia, dan Turkiye.

Gerry Liston, salah satu pengacara GLAN, mengatakan jika kasus ini berhasil, maka pengadilan di setiap negara yang akan menegakkan keputusan tersebut.

Pengadilan di 32 negara itu juga akan diberikan peta jalan untuk memastikan penegakan hukum berjalan efektif.

Baca juga: Presiden Jokowi Ingatkan, Hati-hati Ancaman Perubahan Iklim

Salah satu dari enam remaja tersebut, Andre Oliveira (15), sebelumnya mengatakan kepada Reuters bahwa tujuan mereka adalah memaksa pemerintah untuk menepati “janji” mereka melawan perubahan iklim.

Janji tersebut mengacu pada Perjanjian Paris pada 2015 untuk mengurangi emisi guna membatasi pemanasan tidak melampaui 2 derajat celsius atau idealnya 1,5 derajat celsius.

Menurut Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim PBB atau Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC), kebijakan-kebijakan yang diambil dunia saat ini dirasa kurang cukup untuk membatasi kenaikan suhu Bumi sesuai target.

“Tanpa tindakan segera untuk mengurangi emisi, (tempat) tempat saya tinggal akan segera menjadi tungku yang tak tertahankan,” kata salah satu pemuda, Martim Agostinho (20).

Baca juga: X Platorm Paling Buruk soal Penyebaran Misinformasi Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau