Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/09/2023, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Kawasan Asia Tenggara atau negara-negara yang tergabung dalam Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) merupakan incaran produk-produk luar negeri.

Kondisi tersebut tak lepas dari potensi pasar yang jumbo dengan jumlah penduduk yang mencapai 679 juta jiwa dan pertumbuhan ekonomi yang mencapai 5,6 persen.

Hal tersebut disampaikan Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki saat menghadiri acara yang diselenggarakan oleh Koalisi Anti Korupsi Indonesia (KAKI) di Jakarta, Rabu (26/9/2023).

Baca juga: Komitmen Berkelanjutan Bikin Daya Saing UMKM Meningkat di Dunia

"ASEAN juga menjadi incaran karena nilai produk domestik bruto (PDB) yang mencapai 3,62 triliun dollar AS," kata Teten, sebagaimana dilansir dari keterangan tertulis.

Selain itu, kontribusi ekspor ASEAN terhadap dunia mencapai 8,39 persen dari total ekspor dunia dengan nilai 2,05 triliun dollar AS.

Melihat situasi tersebut, Teten menekankan perlunya untuk mempertahankan pertumbuhan para pelaku usaha UMKM agar tidak terjadi predatory pricing.

Predatory pricing merupakan strategi yang dilakukan oleh pelaku usaha dalam menjual produk dengan harga dibawah biaya produksi.

Baca juga: UMKM Tekstil Jabar Menjerit Imbas Predatory Pricing di Social Commerce

Lebih lanjut, pada masa Keketuaan Indonesia di ASEAN 2023, Menteri Teten mengusulkan pembentukan Lembaga Pembiayaan UMKM ASEAN atau AMSEF.

Lembaga tersebut berfungsi sebagai wadah pemberdayaan dan bantuan keuangan guna mendorong inklusivitas bisnis UMKM di kawasan.

"Pada kesempatan yang sama, kami juga menyoroti bagaimana ASEAN memastikan komunitasnya untuk mendukung produk lokal dan regional," ujar Teten.

Dia meyakini, Asia Tenggara sangat relevan untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia dan cocok menjadi pusat produksi dan industrialisasi global yang berbasis pada keunggulan domestik.

Baca juga: Tol Trans-Sumatera Hidupkan UMKM Lampung dan Sumatera Selatan

Untuk mencapai pusat produksi dan industrialisasi global, strategi utamanya adalah hilirisasi sumber daya alam dan UMKM harus dilibatkan.

"UMKM harus dilibatkan dalam proses hilirisasi ini agar dampaknya lebih luas dan signifikan," paparnya.

Menurutnya, inisiatif percontohan seperti model berbagi pabrik atau factory sharing yang telah dibuat oleh Kemenkop UKM di beberapa wilayah di Indonesia siap diterapkan di seluruh kawasan ASEAN.

"Beberapa di antaranya adalah nilam atau minyak atsiri di Aceh, furnitur di Jawa Tengah, pengolahan daging sapi di Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara untuk pengolahan serat kelapa, dan Kalimantan Timur untuk biofarmaka," papar Teten.

Baca juga: Tol Trans-Sumatera Hidupkan UMKM Lampung dan Sumatera Selatan

Kepada KAKI, Teten berharap koalisi tersebut dapat memberikan inisiatif yang lebih bermanfaat dalam mempromosikan praktik bisnis yang menjunjung tinggi transparansi dan tata kelola yang baik pada 2023.

Sementara itu, Ketua KAKI Erry Riyana Hardjapamekas meyakini acara ini sangat penting guna membantu mengatasi praktik korupsi di kawasan ASEAN dan mempertegas perilaku antikorupsi dalam hal bisnis.

"Saya harap acara ini bisa mengatasi praktik korupsi di ASEAN. Korupsi merupakan hal yang sangat buruk dalam hal bisnis," tutur Erry.

Untuk mengatasi praktik korupsi di ASEAN, Erry menyebutkan perlunya komitmen antikorupsi khususnya dalam bisnis.

Baca juga: Access Partnership: Android dan Google Play Dorong Pertumbuhan UMKM lewat Platform Digital

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Janji Transisi Energi Didesak Diwujudkan

LSM/Figur
Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Hilirisasi Nikel Belum Sediakan Green Jobs Sesuai Potensinya

Pemerintah
BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BRI RO Lampung Salurkan Bantuan kepada Korban Terdampak Banjir

BUMN
Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Pengiriman Kendang Jimbe Blitar ke China Tandai Ekspor Perdana UKM Jatim di Tahun 2025

Swasta
Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Inggris Siapkan Dana Rp 359 Miliar untuk Konservasi Laut Indonesia

Pemerintah
Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Dua Pertiga Bisnis Dunia Tingkatkan Anggaran Keberlanjutan pada 2025

Swasta
'Bahan Kimia Abadi' PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

"Bahan Kimia Abadi" PFAS Mengancam Kita, Eropa Berencana Melarangnya

Pemerintah
Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Mahasiswa Desa Lingkar Tambang Raih Beasiswa MHU: Menuju Masa Depan Cerah dan Berkelanjutan

Swasta
Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Trump Tarik AS dari Perjanjian Paris, Perlawanan Perubahan Iklim Hadapi Pukulan Besar

Pemerintah
Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

Menilik Inovasi Dekarbonasi Generasi Muda di Toyota Eco Youth Ke-13

BrandzView
China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

China Luncurkan Kereta Komuter Serat Karbon, Kecepatannya 140 Km/Jam

Pemerintah
Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Kembangkan Rumput Laut, Start Up Banyu Raih pendanaan dari Intudo Ventures

Swasta
100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

100 Hari Prabowo-Gibran, Ini Pejabat Energi dan Lingkungan dengan Skor Tertinggi hingga Terendah

LSM/Figur
Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Menag Dorong Integrasi Isu Lingkungan dengan Pendidikan Agama

Pemerintah
Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

Pengamat Ekonomi Energi Desak Perguruan Tinggi Tolak Konsesi Tambang

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau