JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia menargetkan bisa mencapai nol emisi karbon pada tahun 2060.
Dalam perjalanan menuju netralitas karbon, Indonesia telah mengambil langkah elektrifikasi sektor mobilitas.
Presiden Direktur HSBC Indonesia Francois de Maricourt menyoroti pentingnya mendukung sektor kendaraan listrik untuk mencapai target emisi karbon netral, sebuah industri yang sejalan dengan sumber daya melimpah Indonesia.
"Ini memberikan jalan yang menarik untuk kendaraan listrik (EV), sebuah industri yang selaras dengan sumber daya Indonesia yang melimpah," ujar Francois dalam HSBC Summit 2023 di Jakarta, Rabu (11/10/2023).
Francois menggarisbawahi dukungan pemerintah untuk sektor EV, ditambah dengan status Indonesia sebagai produsen utama bahan baterai EV, memberikan peluang yang signifikan untuk investasi.
Di sisi lain, untuk mencapai tujuan ini, diperlukan investasi energi terbarukan hingga tiga kali lipat menjadi 8 miliar dolar Amerika per tahun pada akhir dekade ini, seperti yang disoroti oleh Badan Energi Internasional.
Peluncuran Bursa Karbon Indonesia oleh Presiden Joko Widodo baru-baru ini turut diharapkan membuka peluang ekonomi berkelanjutan baru dengan potensi 20 miliar dolar Amerika.
Baca juga: Jalanan di IKN Disebut Akan Bisa Mengisi Ulang Daya Kendaraan Listrik
Di sisi lain, Indonesia juga harus memanfaatkan kekuatan transformasi digital, dan mencapainya sembari berkomitmen kepada ekonomi berkelanjutan yang rendah karbon.
Lanjut Francois, pertumbuhan arus masuk Penanaman Modal Asing (PMA) mencerminkan daya tarik Indonesia yang semakin meningkat bagi investor global.
"Sangat menggembirakan melihat investasi mengalir ke sektor-sektor yang memberikan nilai tambah yang besar bagi perekonomian Indonesia," ucap Francois.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya