Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Karhutla Makin Menggila, 4 Kali Lebih Luas dari Tahun Lalu

Kompas.com - 15/10/2023, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.comKebakaran hutan dan lahan (karhutla) karhutla semakin parah. Pada Januari hingga September 2023, total area indikatif terbakar mencapai 800.000 hektare menurut Madani Berkelanjutan.

Madani Berkelanjutan menyebutkan, total area indikatif terbakar tersebut empat kali lipat lebih besar dibandingkan tahun lalu.

Menurut laporan lembaga tersebut, total luasan karhutla pada 2022 yakni sebesar 204.000 hektare.

Area indikatif terbakar merupakan metode yang dikembangkan Madani Berkelanjutan dengan tingkat akurasi mencapai 90 persen.

Baca juga: Manggala Agni Ajak Korporasi Tanggulangi Karhutla

Metode area indikatif terbakar memprediksi luasan area yang diduga terbakar melalui simulasi data secara near real time.

Dari total area indikatif terbakar, Pulau Kalimantan menjadi kawasan dengan luasan karhutla terbesar mencapai lebih dari 385.466 hektare.

Tiga provinsi di Kalimanan mengalami karhutla hebat. Luas area indikatif terbakar di Provinsi Kalimantan Barat 154.167 hektare, Provinsi Kalimantan Tengah 133.337 hektare, dan Kalimantan Selatan 97.962 hektare.

Di sisi lain, tahun ini luas area indikatif terbakar di ekosistem gambut mencapai tingkat tertingginya pada September yang mencapai 167.286 hektare.

Baca juga: Luas Karhutla Capai 262.000 Hektare Januari-Agustus 2023

Madani Berkelanjutan melaporkan, karhutla di ekosistem gambut pada September meluas hingga hampir mencapai 30 persen dari total area yang terbakar dari Januari hingga September tahun ini.

Sementara itu, area indikatif terbakar di kawasan konsesi pada Januari hingga September adalah seluas 282.466 hektare.

Di kawasan konsesi yang tidak tumpang tindih, area indikatif terbakar terluas ditumukan di izin sawit serta minyak dan gas (migas).

Di area konsesi sawit, area indikatif terbakar dilaporkan seluas 98.410 hektare. Sedangkan di area konsesi migas luas karhutla 91.875 hektare.

“Madani Menyerukan pemerintah untuk mempercepat review izin secara partisipatif dan melakukan langkah mitigasi berbasis lanskap,” tulis Madani Berkelanjutan di situs web-nya.

Baca juga: Cegah Karhutla di Jalan Tol, Hutama Karya Siapkan Langkah Antisipatif

Segel lahan

Petugas BPBD melakukan proses pemadaman kebakaran di jalan lintas Palembang-Ogan Ilir yang dikepung karhutla.KOMPAS.COM/AJI YK PUTRA Petugas BPBD melakukan proses pemadaman kebakaran di jalan lintas Palembang-Ogan Ilir yang dikepung karhutla.

Di sisi lain, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebutkan telah menyegel 39 lokasi karhutla sepanjang tahun 2023 di sejumlah wilayah Indonesia.

Direktur Jenderal Penegakan Hukum KLHK Rasio Ridho Sani mengatakan, lokasi-lokasi yang disegel berada di Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan beberapa provinsi lainnya.

Lokasi yang disegel terdiri atas lahan konsesi yang dimiliki beberapa perusahaan. Selain itu ada yang masih didalami kepemilikan lahannya.

“Ada 39 lokasi yang dilakukan penyegelan, 29 lokasi di antaranya lahan konsesi dan 10 lokasi masih didalami pemiliknya. Sampai saat ini masih dalam proses,” ujarnya di Batam, Kepulauan Riau, Jumat (13/10/2023), sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Tabung Disinfektan Bekas Covid-19 Jadi Sarana Penanggulangan Karhutla di Babel

Dia menuturkan, pihaknya terus melakukan pemantauan titik api yang terus meluas di beberapa provinsi dengan menerjunkan tim pengawas di lokasi tersebut.

“Kami terus melakukan upaya pengawasan hotspot (titik panas) di lokasi yang terbakar. Kami memantau hotspot agar tidak semakin meluas,” tuturnya.

Ridho menjelaskan, penyegelan di 39 lokasi itu merupakan langkah awal proses penegakan hukum yang diambil KLHK.

Penegakan hukum yang diberikan berupa penyegelan, sanksi administratif, menerapkan pidana tambahan, dan penegakan hukum perdata.

Baca juga: Waspadai Puncak Kerawanan Karhutla September Ini

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com