Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/10/2023, 07:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

KOMPAS.com - Kegiatan Indonesia-Eropa Business Forum (IEBF) atas inisiasi Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, akan dilaksanakan di Jakarta, Selasa besok (17/10/2023).

Wakil Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Pahala Mansury dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Bulgaria, Albania dan Makedonia Utara, Iwan Bogananta dijadwalkan hadir mengikuti acara tersebut.

IEBF ini juga sekaligus merupakan forum digelarnya penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kerja sama perdagangan dan investasi antara PT Garuda Mitra Unggul (GMU) dengan Bella Group Bulgaria.

Penandatanganan MoU meliputi kerja sama pengadaan bahan baku rendang selama empat tahun dengan nilai 34 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 533,9 miliar dan kerja sama joint venture pendirian pabrik pengolahan daging senilai 38 juta dollar AS (Rp 600 miliar).

Baca juga: Harmonature, Cara KBRI Sofia Tingkatkan Ekonomi Kreatif dan Kunjungan Turis Mancanegara

Penandatanganan MoU akan dilakukan oleh COO Bella Group Dimitar Velikov dan Nikolay Evgeniev, sementara dari pihak PT GMU diwakili oleh Presiden Direktur Hendro Santoso.

Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh RI untuk Bulgaria, Albania dan Makedonia Utara Iwan Bogananta menuturkan, komitmen kerja sama antara Bella Group dan PT GMU merupakan kelanjutan dari berdirinya pabrik rendang di Bulgaria.

"Pabrik ini kemudian berkembang, hingga investor Bulgaria tertarik untuk menanamkan modalnya dengan mendirikan food industry pengolahan daging di Indonesia untuk memenuhi pasar di Indonesia dan juga manca negara,” papar Iwan dalam keterangannya kepada Kompas.com, Minggu (15/10/2023).

Iwan optimistis, melalui implementasi proyek pengembangan food Industry di Indonesia dan realisasi program “Rendang Goes to Europe”, akan memberikan kontribusi positif terhadap ekonomi Nasional, membuka peluang lapangan kerja dan mendorong produk Indonesia masuk pasar global.

Sebagai catatan, sejak awal tahun 2022, program "Rendang Goes to Europe" berhasil direalisasikan menyusul akan ditandatanganinya perjanjian investasi tersebut.

"Rendang Goes to Europe" sendiri merupakan bagian dari rangkaian program "Indonesia Spice Up the World" yang diluncurkan oleh Presiden RI Joko Widodo.

Baca juga: Cegah Peredaran Narkotika, Dubes Iwan Fasilitasi Pertemuan Kepala BNN dan Mendagri Albania

Dari luas 20.000 meter persegi kawasan industri yang dimiliki Bella Group, pabrik rendang mendapatkan alokasi khusus seluas 5.000 meter persegi yang ditujukan untuk menjaga kehalalan produk rendang, dan makanan Indonesia lainnya.

Ada pun total kapasitas produk rendang sekitar 600 ton per bulan, dengan kemasan yang mencantumkan sertifikasi halal dan logo "Wonderful Indonesia".

Selain itu, pada kemasan juga akan dilengkapi QR Code, yang memberikan penjelasan kepada konsumen mengenai asal usul makanan khas asal Sumatera Barat tersebut, baik informasi tentang kota, budaya lokal maupun obyek pariwisata yang menarik untuk dikunjungi.

Untuk diketahui, pabrik rendang ini merupakan salah satu fasilitas baru dari sembilan pabrik yang dimiliki Bella Group lainnya seperti pastry, meat process, margarin, oil, dan berbagai varian lainnya.

Bella Group juga memiliki fasilitas logistik dan warehouse yang telah dilengkapi dengan teknologi terkini.

Baca juga: Kementerian Luar Negeri 78 Tahun, Sudah Saatnya Dubes dan Para Diplomat Naik Kelas

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
Harapan Orangutan di Tengah Ancaman Kepunahan: Sains, Politik, Publik
LSM/Figur
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pulau untuk Dijaga, Bukan Dijual: Jalan Menuju Wisata Berkelanjutan
Pemerintah
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
GAPKI Gandeng IPOSS untuk Perkuat Sawit Indonesia di Tingkat Dunia
Swasta
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Bioteknologi Jagung, Peluang Indonesia Jawab Masalah Ketahan Pangan
Swasta
Peluang 'Green Jobs' di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
Peluang "Green Jobs" di Indonesia Besar, tapi Produktivitas SDM Masih Rendah
LSM/Figur
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
IEA Prediksi Penurunan Permintaan Minyak Global Mulai 2030
Pemerintah
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
PGN Perluas Akses Internet di Lingkungan Kampus Unsri
BUMN
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
Peta Baru Ungkap 195 Juta Hektar Lahan Potensial untuk Perbaikan Hutan
LSM/Figur
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
Mata dari Langit: Bagaimana Penginderaan Jauh Bantu Selamatkan Bumi?
LSM/Figur
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
16 Sistem Penambatan Bakal Dipasang untuk Jaga Terumbu Karang Raja Ampat
Pemerintah
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Picu Kerusakan Lingkungan, 2 Perusahaan Tambang Didenda Rp 47 Miliar
Pemerintah
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Peringati HUT Ke-47, Pasar Modal Indonesia Serahkan Bantuan Ambulans untuk Masyarakat Papua
Swasta
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Satu Prompt ChatGPT Konsumsi Setengah Liter Air Bersih
Swasta
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
KKP Ungkap Pendapatan Sektor Perikanan Indonesia Capai Rp116 Triliun
Pemerintah
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
Menelusuri Jejak Kayu Ilegal lewat Forensik DNA, Harapan Baru dalam Penegakan Hukum Kehutanan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau