KOMPAS.com – Sustainable Development Goals (SDGs) merupakan komitmen bersama untuk mencapai kesejahteraan masyarakat sekaligus tetap melestarikan lingkungan.
Di Indonesia, SDGs dialihbahasakan menjadi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Pelaksanaannya dikoordinasikan oleh Kementerian PPN/Bappenas.
Pencapaian SDGs membutuhkan indikator untuk memonitor dan mengevaluasi capaian 17 tujuan beserta 169 targetnya.
Indikator-indikator ini disusun berdasarkan tujuan dan target yang ingin dicapai dalam tujuan tersebut. Masing-masing dari tujuan SDGs memiliki target sendiri-sendiri.
Artikel ini akan membahas daftar indikator tujuan 11 SDGs yaitu kota dan permukiman yang berkelanjutan di Indonesia, sebagaimana dilansir publikasi Kementerian PPN/Bappenas.
Baca juga: SDGs: Pengertian, Sejarah, dan 17 Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
Tujuan nomor 11 dari SDGs adalah kota dan permukiman yang berkelanjutan yaitu membuat perkotaan dan permukiman manusia menjadi inklusif, aman, tangguh, dan berkelanjutan.
Menciptakan kota yang aman dan berkelanjutan adalah tujuan utama.
Sekaligus melibatkan investasi pada transportasi umum, menciptakan ruang hijau bagi publik, dan meningkatkan perencanaan dan pengaturan perkotaan yang inklusif.
Baca juga: Mengenal 17 Tujuan SDGs Pembangunan Berkelanjutan Beserta Penjelasannya
Indikator 11.1.1 Proporsi populasi penduduk perkotaan yang tinggal di daerah kumuh, permukiman liar atau rumah yang tidak layak.
Indikator 11.1.1.(a) Persentase rumah tangga yang memiliki akses terhadap hunian yang layak dan terjangkau.
Indikator 11.2.1 Proporsi populasi yang mendapatkan akses yang nyaman pada transportasi publik, terpilah menurut jenis kelamin, kelompok usia, dan penyandang disabilitas.
Indikator 11.2.1.(a) Proporsi populasi yang mendapatkan akses yang nyaman pada transportasi publik.
Indikator 11.2.1.(b) Persentase penduduk terlayani transportasi umum.
Indikator 11.3.1 Rasio laju peningkatan konsumsi tanah dengan laju pertumbuhan penduduk.
Indikator 11.3.1.(a) Rasio laju perluasan lahan terbangun terhadap laju pertumbuhan penduduk.
Indikator 11.3.2 Proporsi kota dengan struktur partisipasi langsung masyarakat sipil dalam perencanaan dan manajemen kota yang berlangsung secara teratur dan demokratis.
Indikator 11.4 Mempromosikan dan menjaga warisan budaya dunia dan warisan alam dunia.
Indikator 11.4.1 Total pengeluaran per kapita yang diperuntukan untuk preservasi, perlindungan, konservasi pada semua warisan budaya dan alam (dengan Purchase Power Parity, PPP).
Indikator 11.4.1.(a) Total pengeluaran per kapita yang diperuntukan untuk preservasi, perlindungan, konservasi pada semua warisan budaya dan alam (non-PPP).
Indikator 11.5.1* Jumlah korban meninggal, hilang, dan terkena dampak bencana per 100.000 orang.
Indikator 11.5.2 Kerugian ekonomi langsung akibat bencana terhadap GDP, termasuk kerusakan bencana terhadap infrastruktur yang kritis dan gangguan terhadap pelayanan dasar.
Indikator 11.5.2.(a) Proporsi kerugian ekonomi langsung akibat bencana relatif terhadap PDB.
Indikator 11.6.1 Proporsi limbah padat perkotaan yang dikumpulkan secara teratur dengan pemrosesan akhir yang baik terhadap total limbah padat perkotan yang dihasilkan oleh suatu kota.
Indikator 11.6.1.(a) Persentase rumah tangga di perkotaan yang terlayani pengelolaan sampahnya.
Indikator 11.6.1.(b) Persentase sampah nasional yang terkelola.
Indikator 11.6.2 Rata-rata tahunan materi partikular halus (PM 2,5 dan PM 10) di Perkotaan (dibobotkan jumlah penduduk).
Indikator 11.6.2.(a) Rata-rata tahunan materi partikular halus PM 10.
Indikator 11.6.2.(b) Indeks Kualitas Udara.
Indikator 11.7.1 Proporsi ruang terbuka perkotaan untuk semua, menurut kelompok usia, jenis kelamin dan penyandang disabilitas.
Indikator 11.7.1.(a) Proporsi ruang terbuka perkotaan untuk semua.
Indikator 11.7.2 Proporsi orang yang menjadi korban kekerasan atau pelecehan seksual menurut jenis kelamin, usia, status disabilitas, dan tempat kejadian (12 bulan terakhir).
Indikator 11.7.2.(a) Proporsi penduduk yang mengalami kejahatan kekerasan dalam 12 bulan terakhir.
Indikator 11.a.1 Jumlah negara yang memiliki kebijakan perkotaan nasional atau rencana pembangunan daerah yang (a) merespon dinamika penduduk; (b) memastikan keseimbangan perencanaan wilayah; dan (c) meningkatkan ruang fiskal daerah.
Indikator 11.a.1.(a) Proporsi penduduk yang tinggal di daerah dengan RTRW yang sudah dilengkapi KLHS.
Indikator 11.b.1* Rencana dan implementasi strategi nasional penanggulangan bencana yang selaras dengan the Sendai Framework for Disaster Risk Reduction 2015–2030.
Indikator 11.b.2* Persentase pemerintah daerah yang mengadopsi dan menerapkan strategi penanggulangan bencana daerah yang selaras dengan rencana/strategi nasional penanggulangan bencana.
Indikator 11.c.1.(a) Persentase Daerah yang memiliki Perda Bangunan Gedung yang Berkelanjutan, Berketahanan, dan menggunakan Material Lokal.
Baca juga: Daftar 169 Target SDGs
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya