KOMPAS.com – Rusia berpotensi meningkatkan kerja sama bidang energi dengan negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN).
Hal tersebut kata Duta Besar Rusia untuk ASEAN Evgeny Zagaynov setelah pembukaan pameran “5 tahun Kemitraan Strategis ASEAN-Rusia” di Jakarta, Jumat (3/11/2023).
“Ada potensi besar untuk kerja sama dalam proyek-proyek energi, mengingat meningkatnya permintaan energi di Asia Tenggara,” kata Zagaynov kepada wartawan, sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Dari Mana Saja Sumber Energi Listrik di IKN Mendatang?
Zagaynov mengatakan, permintaan energi di Asia Tenggara akan meningkat 50 persen pada 2050, sehingga kerja sama pada bidang ini menjadi sangat penting.
Kerja sama ini dapat mencakup berbagai proyek, seperti produksi minyak dan gas (migas), teknologi batu bara, tenaga listrik, energi nuklir, dan sumber-sumber energi alternatif.
Rusia menjadi mitra dialog ASEAN sejak 1996. Pada November 2018, kedua pihak sepakat meningkatkan hubungan menjadi kemitraan strategis.
Pada Juli 2023, para menteri luar negeri ASEAN dan Rusia mengadopsi pernyataan bersama dalam rangka peringatan 5 tahun kemitraan strategis ASEAN-Rusia.
Baca juga: Draf Rencana Investasi JETP Dirilis, Pembangkit Energi Terbarukan Ditarget 44 Persen
Pernyataan tersebut menyoroti area kerja sama prioritas antara kedua belah pihak dalam tahun-tahun mendatang.
Area kerja sama prioritas tersebut mencakup ketahanan pangan, penanggulangan bencana, lingkungan hidup, perubahan iklim dan keanekaragaman hayati, serta keamanan dan energi berkelanjutan.
Zagaynov menuturkan, Rusia siap meningkatkan pasokan migas, termasuk LNG, ke ASEAN, yang diharapkan bisa turut memastikan keamanan energi kawasan ini.
Badan Energi Rusia juga terlibat aktif dengan Pusat Energi ASEAN. Saat ini, kedua entitas itu sedang mengerjakan beberapa proyek bersama dalam bidang statistik gas alam dan energi, kata dia.
Baca juga: Potensi Energi Air Melimpah, Transmisi Lintas Pulau Jadi Solusi
Menurut Badan Energi Internasional (IEA), Rusia adalah salah satu penghasil energi fosil terbesar di dunia serta produsen minyak mentah terbesar ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan Arab Saudi.
Rusia juga merupakan produsen gas alam terbesar kedua serkaligus eksportir gas terbesar di dunia.
Migas sendiri merupakan sumber pendapatan yang sangat penting bagi Rusia. Pada 2021, penjualan migas menyumbang sekitar 45 persen dari total pendapatan negara Rusia.
Menurut IEA, pada 2021, Rusia mengekspor minyak mentah ke berbagai negara sebanyak 4,7 juta barel per hari.
China dan Eropa menjadi importir terbesar minyak mentah Rusia, masing-masing 1,6 juta dan 2,4 juta barel per hari.
Baca juga: Lipatgandakan Energi Terbarukan, Jaringan Pintar Dikembangkan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya