BANGKA, KOMPAS.com - Sebanyak 20 ton cabai merah berhasil dipanen dari dua kelompok tani di Kepulauan Bangka Belitung selama Oktober-November 2023.
Penanaman cabai tersebut digiatkan untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal sekaligus mencegah inflasi.
"Hasil panen cabai merah tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah pasokan cabai merah lokal sehingga stabilitas harga cabai merah di Bangka Belitung semakin terjaga," kata Plt Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kepulauan Bangka Belitung Agus Taufik pada awak media di Pangkalpinang, Rabu (15/11/2023).
Agus menuturkan, pada pekan kedua November 2023 rata-rata harga cabai merah di pasar tradisional Pangkalpinang sebesar Rp75.000 per kilogram Sedangkan di Tanjungpandan sebesar Rp 93.000 per kilogram.
"BI Babel bersinergi dengan Pemerintah Daerah akan terus mendorong produktivitas pangan lokal untuk mendukung program kemandirian pangan, antara lain komoditas cabai merah, cabai rawit, bawang merah, sayur mayur, padi, dan ikan budi daya," ujar Agus.
Baca juga: Program Smart Precision Farming Dukung Ketahanan Pangan
Panen cabai tersebut berasal dari Kelompok Tani (Poktan) Pelita yang berlokasi di Bangka dan Gabungan Kelompok Petani (Gapoktan) Mufakat di Belitung Timur.
Poktan Pelita yang memiliki lahan di Desa Dalil, Bangka, menghasilkan panen cabai merah sebanyak 5 ton di luas lahan 0,4 hektar.
Sementara itu, Gapoktan Mufakat yang berlokasi di Desa Gantung, Belitung Timur memasuki masa panen pada awal November 2023 dengan total panen cabai merah sebanyak 15 ton di luas lahan 1.5 hektar.
Menurut Agus, untuk memperkuat sinergi dan inovasi program pengendalian inflasi, Bank Indonesia juga telah bersinergi dengan Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung menyelenggarakan Harvesting Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Kegiatan tersebut memiliki serangkaian acara yaitu operasi pasar murah, lomba memasak ikan air tawar, farmer’s market, penyerahan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), panen ikan budidaya, layanan penukaran uang kas, serta layanan transaksi dengan menggunakan QRIS (QRIS Experience).
Baca juga: Buah Sukun Bisa Jadi Alternatif Pangan Pengganti Beras
Tercatat ada 11 komoditas bahan pangan yang telah diinventarisir mengalami defisit, yakni beras, kedelai, kacang tanah, bawang merah, bawang putih, cabai rawit, daging sapi/kerbau, daging ayam ras, telur ayam ras, gula pasir dan minyak goreng.
Jumlah tersebut merujuk prakiraan neraca domestik bulanan yang diterbitkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan pada Mei 2023 di Bangka Belitung.
Saat ini cabai besar total produksinya mencapai 7.396 ton dengan kebutuhan 5.330 ton atau surplus 38,77 persen.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya