Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Kompas.com, 31 Maret 2025, 19:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber esgdive

KOMPAS.com - Bank multinasional yang berbasis di Belanda, ING Group, mengumumkan bahwa target nol emisi bersih yang mereka tetapkan telah disahkan oleh Science Based Targets initiative (SBTi).

Pengesahan tersebut pun menjadikan mereka sebagai bank global pertama yang mendapatkan pengakuan tersebut.

"Validasi menandai tonggak sejarah yang menarik dalam misi SBTi untuk mendorong aksi iklim berbasis sains di seluruh ekonomi global," kata Head of Financial Standards SBTi Nate Aden dalam pernyataannya resminya.

“Sebagai bank global yang memiliki peran penting dalam sistem keuangan dan telah berhasil memvalidasi target iklimnya berdasarkan prinsip-prinsip sains, ING menunjukkan kepada dunia bagaimana lembaga keuangan besar dapat berkontribusi dalam menstabilkan iklim dalam konteks ekonomi yang nyata.” papar Aden lagi.

Baca juga: Keberlanjutan Jalan Terus, Sebagian Besar Perusahaan Pertahankan Target Iklim

Target-target ING untuk tahun 2030 yang baru saja disahkan ini mencakup komitmen untuk mengurangi emisi langsung dan tidak langsung (Scope 1 dan 2) sebesar 44 persen dari angka dasar tahun 2023.

Salah satu caranya adalah meningkatkan penggunaan energi terbarukan dari 98,3 persen menjadi 100 persen dari total konsumsi listrik mereka pada akhir dekade ini

Selain itu, mereka juga menetapkan target portofolio scope 3 yang mencakup minimal 67 persen dari keseluruhan portofolio bank.

Target-target ini juga termasuk tujuan khusus yang berkaitan dengan pendanaan yang diberikan bank untuk proyek-proyek bahan bakar fosil.

Mengutip ESG Dive, Senin (31/3/2025) target-target ING disusun berdasarkan kriteria jangka pendek yang ditetapkan oleh SBTi khusus untuk lembaga keuangan.

Kerangka kerja itu kemudian diperbarui tahun lalu dengan panduan tambahan dari SBTi yang bertugas memverifikasi bahwa target-target iklim suatu organisasi sesuai dengan prinsip-prinsip ilmu iklim.

Standar penetapan target jangka pendek versi kedua dari SBTi untuk lembaga keuangan ini, mewajibkan ING untuk secara rutin setiap tahun mempublikasikan seluruh aktivitas keuangan mereka yang meliputi komitmen pinjaman dan eksposur, serta emisi gas rumah kaca (GRK) yang terkait dengan pinjaman, investasi, dan aset yang dikelola untuk proyek-proyek dari perusahaan di sektor batu bara, minyak, dan gas secara terpisah.

Komitmen ING di sektor bahan bakar fosil sendiri mencakup target untuk mengurangi setengah dari emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh perusahaan minyak dan gas hulu dalam portofolio pinjaman korporat mereka pada tahun 2030, dibandingkan dengan angka dasar tahun 2019.

Hal tersebut misalnya dilakukan dengan berkomitmen untuk menghentikan pendanaan baru untuk proyek dan perusahaan yang berencana membangun tambang batu bara baru, memperpanjang atau memperluas tambang batu bara yang ada, atau membangun pembangkit listrik tenaga batu bara baru tanpa teknologi penangkapan karbon.

Bank juga mengakhiri pendanaan baru untuk proyek minyak dan gas hulu dengan jangka waktu pengembangan yang lama dan infrastruktur midstream yang khusus dibangun untuk proyek minyak dan gas hulu dengan jangka waktu pengembangan yang lama.

Baca juga: Bisnis Jajaki AI untuk Keberlanjutan, tetapi Khawatir Biaya Energi

"Kewajiban pengungkapan informasi tentang pendanaan bahan bakar fosil oleh ING adalah bagian dari pembaruan kerangka kerja SBTi untuk sektor keuangan. Pembaruan ini juga menandai pertama kalinya bank-bank umum dan manajer aset dimasukkan dalam cakupan standar tersebut," ungkap Anne-Sophie Castelnau, Kepala Keberlanjutan Global ING.

"Standar yang diperbarui untuk target pendanaan bahan bakar fosil menyediakan opsi bagi perusahaan untuk melakukan pengungkapan, penghentian, transisi, dan penghentian bertahap pendanaan bahan bakar fosil," tambahnya.

ING menyatakan bahwa keberlanjutan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari strategi mereka.

Itu mengapa fokus keberlanjutan ING meliputi upaya untuk memfasilitasi dan mendanai peralihan masyarakat menuju masa depan dengan emisi karbon yang rendah, serta mengembangkan bentuk-bentuk pembiayaan inovatif untuk mendukung dunia yang lebih baik.

ING akan terus berkolaborasi dengan para klien untuk membantu mereka mengurangi emisi, terus meningkatkan pendanaan bagi teknologi baru dan sistem berkelanjutan di masa depan, serta mencari cara untuk melibatkan semua pihak agar dapat berkontribusi dalam proses transisi ini.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Krisis Air Bersih, KLH Kirim 10.000 Galon dan Alat Penjernih ke Aceh
Krisis Air Bersih, KLH Kirim 10.000 Galon dan Alat Penjernih ke Aceh
Pemerintah
Ahli Lingkungan Sebut Perubahan Iklim Langgar Hak Asasi Manusia
Ahli Lingkungan Sebut Perubahan Iklim Langgar Hak Asasi Manusia
Pemerintah
Pasar Inverter Surya Global Diprediksi Turun Selama Dua Tahun ke Depan
Pasar Inverter Surya Global Diprediksi Turun Selama Dua Tahun ke Depan
Swasta
Peneliti Ungkap Krisis Iklim Tentukan Nasib Tempat Tinggal Kita
Peneliti Ungkap Krisis Iklim Tentukan Nasib Tempat Tinggal Kita
Pemerintah
Kapasitas Produksi Etanol Masih Rendah,  Akademisi ITB Soroti Wacana BBM E10
Kapasitas Produksi Etanol Masih Rendah, Akademisi ITB Soroti Wacana BBM E10
Pemerintah
Siklon Tropis di Indonesia: Fenomena Langka dan Ancaman Nyata Akhir Tahun
Siklon Tropis di Indonesia: Fenomena Langka dan Ancaman Nyata Akhir Tahun
Pemerintah
Sampah Pemudik Capai 59.000 Ton, KLH Minta Pengelola Rest Area Olah Sendiri
Sampah Pemudik Capai 59.000 Ton, KLH Minta Pengelola Rest Area Olah Sendiri
Pemerintah
Genjot Transisi Energi, Jepang Siapkan Subsidi 1,34 Miliar Dollar AS
Genjot Transisi Energi, Jepang Siapkan Subsidi 1,34 Miliar Dollar AS
Pemerintah
Kemenhut Bersih-bersih Gelondongan Kayu Terbawa Arus Banjir di Sumatera
Kemenhut Bersih-bersih Gelondongan Kayu Terbawa Arus Banjir di Sumatera
Pemerintah
Guru Besar UGM: RI Mestinya Pajaki Minuman Berpemanis dan Beri Subsidi Makanan Sehat
Guru Besar UGM: RI Mestinya Pajaki Minuman Berpemanis dan Beri Subsidi Makanan Sehat
LSM/Figur
Lahan Gambut Dunia jadi Garis Depan Lawan Perubahan Iklim
Lahan Gambut Dunia jadi Garis Depan Lawan Perubahan Iklim
Pemerintah
Waspadai Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir Selama Nataru
Waspadai Potensi Hujan Lebat Disertai Angin Kencang dan Petir Selama Nataru
Pemerintah
Cokelat Terancam Punah, Ilmuwan Temukan Alternatifnya
Cokelat Terancam Punah, Ilmuwan Temukan Alternatifnya
Pemerintah
Peneliti IPB Kembangkan Rompi Anti Peluru dari Limbah Sawit
Peneliti IPB Kembangkan Rompi Anti Peluru dari Limbah Sawit
Pemerintah
Biaya Perawatan Pasien Obesitas dengan Komorbid Membengkak Tiap Tahun
Biaya Perawatan Pasien Obesitas dengan Komorbid Membengkak Tiap Tahun
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau