Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Kompas.com - 31/03/2025, 20:00 WIB
Monika Novena,
Yunanto Wiji Utomo

Tim Redaksi

Sumber PHYSORG

KOMPAS.com - Industri fashion menjadi salah satu industri yang paling berpolusi dan menyumbang hingga 10 persen dari emisi gas rumah kaca global di seluruh dunia.

Salah satu solusi dalam mengurangi dampak lingkungan industri fashion ini adalah dengan menyewa pakaian.

"Banyak orang memiliki pakaian yang tergantung di lemari yang jarang atau tidak pernah digunakan. Menyewa pakaian dapat memperpanjang penggunaan setiap pakaian dan dengan demikian berkontribusi pada konsumsi yang lebih berkelanjutan," kata Frida Lind, Profesor di Chalmers University of Technology di Swedia dan salah satu peneliti studi.

Meski berpotensi mengurangi dampak lingkungan, sayangnya, sejauh ini bisnis penyewaan belum berjalan dengan baik.

Untuk mengidentifikasi langkah-langkah yang dapat meningkatkan keberhasilan bisnis penyewaan pakaian, studi yang dipimpin oleh para peneliti dari Chalmers University of Technology, Swedia, melakukan sejumlah analisis.

Mengutip Phys, Senin (31/3/2025), dalam penelitian ini para peneliti menganalisis sembilan perusahaan Swedia yang telah mencoba dan gagal, atau sedang dalam proses menciptakan perusahaan penyewaan pakaian yang berkelanjutan dan diminati.

Baca juga: Solusi Limbah Tekstil, Peneliti Daur Ulang Pakaian Bekas Jadi Kertas

Dari analisis ini, para peneliti mengidentifikasi tiga model bisnis utama untuk menyewakan pakaian.

Model keanggotaan: pelanggan menjadi anggota dan kemudian dapat meminjam pakaian untuk jangka waktu tertentu, mirip dengan perpustakaan.

Model ini sering kali memiliki seorang penggemar sebagai pendirinya, dengan fokus pada konsumsi berkelanjutan.

Model berlangganan: pelanggan membayar biaya bulanan untuk menyewa sejumlah pakaian. Perusahaan rintisan ini berupaya meningkatkan skala operasi dan menarik modal ventura.

Model penyewaan individu: perusahaan akan menyediakan jenis pakaian tertentu untuk disewakan, sering kali dikombinasikan dengan peralatan lain.

Peneliti kemudian menemukan bahwa perusahaan yang fokus pada segmen pasar tertentu seperti pakaian aktivitas luar ruangan, terbukti lebih berhasil mempertahankan bisnisnya. Terutama jika perusahaan tersebut memiliki keterkaitan lokal dengan kawasan rekreasi alam.

Lind mengatakan bahwa perusahaan-perusahaan tersebut tampaknya telah menemukan segmen pasar yang tepat dan menyadari adanya kebutuhan spesifik dari pelanggan yang bersedia membayar setiap kali mereka memerlukan jenis pakaian tertentu.

Para peneliti juga menganalisis bagaimana perusahaan-perusahaan tersebut menghasilkan nilai melalui kerja sama dengan berbagai pihak terkait, dan menemukan bahwa jenis-jenis kolaborasi tertentu memberikan manfaat yang signifikan.

"Perusahaan penyewaan yang menjalin kerja sama yang erat dengan produsen dan pemasok pakaian, terutama desainer yang memiliki komitmen terhadap keberlanjutan, memperoleh keuntungan besar dari kerja sama ini. Mereka dapat dengan cepat mengetahui jenis pakaian mana yang paling diminati. Selain itu, mereka juga mendapatkan informasi penting mengenai kualitas pakaian, misalnya jika ada bagian tertentu yang sering mengalami kerusakan," ujar Lind.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau