KOMPAS.com - Komisi Eropa mengumumkan peluncuran Rencana Aksi Baja dan Logam untuk melindungi dan meningkatkan daya saing industri baja dan logam serta memfasilitasi proses dekarbonisasi yang menjadi target iklim UE.
Sebagai informasi sektor tersebut merupakan salah satu penyumbang emisi industri terbesar di Uni Eropa.
Komisi Eropa menjelaskan Rencana Aksi baru ini diluncurkan karena industri baja dan logam Eropa sedang menghadapi berbagai tantangan, seperti biaya energi yang tinggi, persaingan global yang tidak adil, dan kebutuhan akan investasi untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.
Seperti dikutip dari ESG Today, Senin (31/3/2025) rencana tersebut berfokus pada enam pilar utama, yaitu memastikan ketersediaan energi bersih dan terjangkau, mencegah kebocoran karbon, memperkuat kapasitas industri Eropa, mendorong ekonomi sirkular untuk logam, menjaga lapangan kerja industri yang berkualitas, dan mengurangi risiko proyek melalui pasar unggulan dan dukungan pemerintah.
Baca juga: Komisi UE Investasikan 4,6 Miliar Euro untuk Proyek Teknologi Bersih
Pada industri-industri utama yang menggunakan banyak energi, Komisi Eropa meluncurkan serangkaian inisiatif dan rencana yang bertujuan untuk meningkatkan akses dan penggunaan energi bersih oleh industri, mendorong investasi dalam teknologi bersih, dan mengurangi risiko investasi pengurangan emisi bagi perusahaan.
Tindakan-tindakan utama untuk mendorong penggunaan energi bersih mencakup promosi Perjanjian Pembelian Daya (PPAs), mendorong negara-negara anggota untuk menurunkan tarif jaringan guna menstabilkan harga listrik, mempercepat akses ke jaringan listrik, dan mendukung peningkatan penggunaan hidrogen terbarukan dan hidrogen rendah karbon.
Rencana ini juga menyoroti pendanaan dan insentif yang berfokus pada keberlanjutan, termasuk rencana untuk mengumpulkan dana sebesar 100 miliar euro melalui "Bank Dekarbonisasi Industri" yang diumumkan pada bulan Februari lalu dalam Kesepakatan Industri Bersih.
Langkah awal akan dilakukan dengan lelang percontohan senilai 1 miliar euro pada tahun 2025 yang difokuskan pada dekarbonisasi dan elektrifikasi proses industri utama.
Rencana Aksi juga berupaya menerapkan langkah-langkah untuk menangani masalah "kebocoran karbon" di sektor baja dan logam.
Kebocoran karbon terjadi ketika perusahaan memindahkan produksi barang dengan emisi tinggi ke negara-negara dengan peraturan lingkungan dan iklim yang lebih longgar.
Upaya ini akan dilakukan dengan cara merevisi Mekanisme Penyesuaian Batas Karbon (CBAM), yaitu pajak karbon Uni Eropa untuk barang-barang impor.
Rencana yang ada mencakup pengajuan proposal legislatif pada akhir tahun ini untuk memperluas cakupan CBAM ke produk-produk hilir tertentu yang berbahan dasar baja dan aluminium, serta memasukkan langkah-langkah tambahan untuk mencegah penghindaran pajak.
Baca juga: UE Longgarkan Target Emisi Produsen Mobil
Sebagai tambahan, Rencana Aksi ini menyertakan pula serangkaian langkah yang bertujuan untuk meningkatkan praktik ekonomi sirkular dalam industri logam.
Langkah-langkah tersebut mencakup rencana penetapan target penggunaan baja dan aluminium daur ulang di sektor-sektor kunci, penilaian apakah produk seperti bahan bangunan dan elektronik perlu memiliki persyaratan terkait daur ulang atau kandungan bahan daur ulang, serta pertimbangan langkah-langkah perdagangan untuk memo logam guna memastikan ketersediaan memo yang memadai.
“Industri baja selalu menjadi sumberbagi kemakmuran Eropa. Oleh karena itu, baja bersih generasi berikutnya harus terus diproduksi di Eropa. Itu berarti kita harus membantu produsen menghadapi tantangan berat di pasar global," ungkap Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
"Untuk memastikan mereka tetap kompetitif, kita harus mengurangi biaya energi dan membantu produsen memperkenalkan teknologi inovatif rendah karbon ke pasar. Dengan Rencana Aksi hari ini, kami menawarkan solusi konkret untuk industri baja Eropa yang berkembang pesat,” paparnya lagi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya