International Council of Chemicals Association merupakan badan industri yang mendukung langkah-langkah seperti penggunaan kembali wadah plastik dibandingkan pembatasan produksi.
Usulan Swiss dan Uruguay untuk mengadakan lebih banyak diskusi mengenai pembatasan polimer berbahaya dan bahan kimia mendapat dukungan dari lebih dari 100 negara anggota.
Baca juga: Waspada Bahan Kimia dalam Plastik, Ada 3.200 Zat Berbahaya Lagi Toksik
Namun beberapa peserta kecewa dengan apa yang mereka sebut sebagai tidak adanya jalan yang jelas menuju kesepakatan yang efektif.
“Produsen dan eksportir bahan bakar fosil utama menghentikan upaya untuk bergerak maju secara efisien,” kata Tadesse Amera, salah satu ketua International Pollutants Elimination Network (IPEN), sebuah jaringan organisasi non-pemerintah global.
Di satu sisi, menurut laporan Program Lingkungan Hidup PBB atau UNEP kurang dari 10 sampah plastik berhasil didaur ulang.
Sementara, setidaknya 14 juta ton berakhir di lautan setiap tahunnya, menurut International Union for Conservation of Nature.
Kanada, Kenya, dan Uni Eropa termasuk di antara mereka yang mengatakan produksi plastik perlu dibatasi. Sementara koalisi Rusia, Arab Saudi, dan negara-negara lain berupaya menekankan daur ulang.
Baca juga: Kurangi Sampah Plastik, Blue Bird dan WWF Bagikan 1.500 Tumbler
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya