Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nutrition International Kawal Program Suplementasi Vitamin A bagi Pengelola Gizi di NTT

Kompas.com - 23/11/2023, 14:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) bekerjasama dengan Nutrition International, melalui Yayasan Masyarakat Tangguh Sejahtera (Marungga Foundation), menyelenggarakan workshop penguatan manajemen terpadu dan rantai pasok kapsul vitamin A bagi pengelola program gizi dan farmasi tingkat kabupaten-kota di Provinsi NTT.

Kegiatan itu bertujuan untuk meningkatkan kapasitas petugas gizi dan farmasi di provinsi, kabupaten dan Puskesmas perwakilan di Provinsi NTT untuk menjamin kualitas kapsul vitamin A di sepanjang rantai pasokannya.

Workshop diikuti oleh 80 orang pengelola gizi dan farmasi dari 22 kabupaten dan kota, serta perwakilan Puskesmas di Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan.

Deputy Country Director Nutrition International Rozy A Jafar mengatakan, vitamin A merupakan zat gizi mikro yang sangat diperlukan bagi tubuh manusia terutama bagi bayi dan balita untuk meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit.

Baca juga: Tanoto Ajak Media Bantu Tuntaskan Masalah Stunting di NTT

"Oleh karena itu penting sekali semua bayi dan balita usia 6-59 bulan mendapatkan kapsul vitamin A," ujar Rozy, dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Kamis (23/11/2023).

Sejak tahun 2008, Nutrition International bekerjasama dengan Kementerian Kesehatan, telah memberikan pendampingan dan penguatan program suplementasi vitamin A di Indonesia, khususnya di NTT.

Rozy juga menekankan, perlu adanya penyegaran kapasitas secara berkala bagi pengelola dan pelaksana program gizi dan farmasi dalam manajemen program suplementasi vitamin A, mulai dari perencanaan, distribusi, monitoring, pencatatan dan pelaporan serta evaluasi capaian program.

Hal ini mengingat tingginya pergantian petugas yang sering terjadi di semua level (Pusat-Kemkes, Provinsi, Kabupaten, Kota dan Puskesmas) tanpa diikuti dengan transfer pengetahuan dan kemampuan teknis untuk mengelola dan melaksanakan program.

Namun begitu, Rozy mengapresiasi pencapaian Provinsi NTT dalam upaya penurunan angka prevalensi stunting yang dapat tercapai karena adanya komitmen yang tinggi dan kerjasama yang terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik dalam upaya mencegah terjadinya stunting di NTT.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi NTT Ruth D Laiskodat menambahkan, kekurangan vitamin A masih menjadi masalah kesehatan masyarakat pada balita usia 6-59 bulan di Indonesia.

Baca juga: Penyerapan Dana Menu Stunting di NTT Baru 38 Persen

Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, sekitar 82,3 persen anak usia 6-59 bulan menerima setidaknya satu dosis kapsul vitamin A, sedangkan cakupan suplementasi vitamin A dua dosis untuk anak usia 6-59 bulan adalah 53,3 persen.

Sementara itu, laporan rutin program melaporkan cakupan dua dosis vitamin A dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 86 persen di tahun 2018 dan meningkat 90 persen di tahun 2021.

"Data cakupan pemberian vitamin A pada balita hasil Riskesdas 2018, menunjukkan bahwa belum seluruh balita usia 6-59 bulan di Indonesia mendapatkan suplemen vitamin A dosis tinggi yang dapat melindungi dan meningkatkan imunitas balita terhadap risiko terkena penyakit," papar Ruth.

Berdasarkan data rutin Dinas Kesehatan Provinsi NTT, angka stunting dalam kurun waktu lima tahun berturut-turut mengalami penurunan signifikan.

Pada tahun 2018 angkanya 35,4 persen, turun menjadi 15,2 persen pada tahun 2023, atau secara absolut ada sebanyak 63.811 anak stunting di NTT yang perlu mendapat perhatian dan penanganan segera.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Studi: Air Tawar Dunia Menyusut, Sumbang Kenaikan Permukaan Laut Lebih Besar
Studi: Air Tawar Dunia Menyusut, Sumbang Kenaikan Permukaan Laut Lebih Besar
Pemerintah
Greenpeace: Kemerdekaan Sejati Butuh Keadilan Iklim, Presiden Mengabaikannya
Greenpeace: Kemerdekaan Sejati Butuh Keadilan Iklim, Presiden Mengabaikannya
LSM/Figur
ICJ Akui Krisis Iklim sebagai Isu HAM, Tapi Abaikan Hak Anak
ICJ Akui Krisis Iklim sebagai Isu HAM, Tapi Abaikan Hak Anak
Pemerintah
Subsidi Turun, Tarif Trump Menghantam, Tapi Penjualan EV Melonjak
Subsidi Turun, Tarif Trump Menghantam, Tapi Penjualan EV Melonjak
Swasta
SBTi: Target Emisi Industri Meroket, China Pimpin dengan 228 Persen
SBTi: Target Emisi Industri Meroket, China Pimpin dengan 228 Persen
Swasta
Rusa Kutub Diperkirakan Turun 84 Persen pada 2100 akibat Krisis Iklim
Rusa Kutub Diperkirakan Turun 84 Persen pada 2100 akibat Krisis Iklim
LSM/Figur
Jaga Kelestarian Hutan, Toba Pulp Lestari Raih Prima Wana Karya 2025
Jaga Kelestarian Hutan, Toba Pulp Lestari Raih Prima Wana Karya 2025
Swasta
HUT ke-80 RI, Pemprov DKI Kerahkan 1.800 Petugas Kebersihan
HUT ke-80 RI, Pemprov DKI Kerahkan 1.800 Petugas Kebersihan
Pemerintah
Pompa Tenaga Surya PIS Salurkan 5 Juta Liter Air Bersih bagi Petani Pedalaman Labuan Bajo
Pompa Tenaga Surya PIS Salurkan 5 Juta Liter Air Bersih bagi Petani Pedalaman Labuan Bajo
BUMN
Ide Baru: Ranting Anggur Jadi Pengganti Plastik, 17 Hari Terurai
Ide Baru: Ranting Anggur Jadi Pengganti Plastik, 17 Hari Terurai
LSM/Figur
Walhi Kritik Pemerintah: Gagah ke Petani, Loyo pada Korporat Pembakar Hutan
Walhi Kritik Pemerintah: Gagah ke Petani, Loyo pada Korporat Pembakar Hutan
LSM/Figur
Studi: Kematian akibat Karhutla 93 Persen Lebih Tinggi dari Perkiraan
Studi: Kematian akibat Karhutla 93 Persen Lebih Tinggi dari Perkiraan
LSM/Figur
Peningkatan Kadar CO2 Ancam Reproduksi Serangga
Peningkatan Kadar CO2 Ancam Reproduksi Serangga
Pemerintah
KSBSI Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Buruh yang Terdampak Perubahan Iklim
KSBSI Minta Pemerintah Perhatikan Nasib Buruh yang Terdampak Perubahan Iklim
LSM/Figur
Reformasi Sistem Pangan Dunia Bisa Selamatkan Lahan Seluas 43 Juta Km Persegi
Reformasi Sistem Pangan Dunia Bisa Selamatkan Lahan Seluas 43 Juta Km Persegi
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau