Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Remaja Jakarta Ubah 1,2 Ton Sampah Makanan Jadi Pakan Unggas

Kompas.com, 18 Oktober 2025, 10:24 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com – Ketika jutaan orang di dunia masih berjuang melawan kelaparan, lebih dari satu miliar porsi makanan justru terbuang setiap hari.

Di Indonesia, persoalan serupa juga terjadi: sekitar 40 persen sampah nasional berasal dari sisa makanan. Namun, di tengah persoalan besar ini, tiga remaja SMA asal Jakarta memilih untuk bertindak.

Mereka adalah Sanat Punj, Aditya Punj, dan Akul Punj, pendiri RenewFeed, sebuah inisiatif yang mengubah limbah makanan menjadi pakan unggas bagi peternak kecil.

Baca juga: Magi Farm Tawarkan Solusi Tangani Sampah Organik di Bali, Apa Itu?

Sejak berdiri, ketiganya telah berhasil mengolah lebih dari 1,2 ton sampah makanan menjadi sekitar 250 kilogram pakan unggas siap konsumsi.

“Awalnya kami hanya ingin mencari cara sederhana agar makanan yang terbuang tidak sia-sia,” kata Sanat. “Lalu kami sadar, sampah makanan bisa jadi solusi bagi peternak yang kesulitan membeli pakan,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (17/10/2025).

Inisiatif RenewFeed berawal dari pengamatan sederhana di lingkungan sekolah mereka. Setiap hari, banyak sisa makanan dari kantin, restoran, hingga hotel berakhir di tempat sampah.

Di sisi lain, para peternak unggas kecil di Jakarta dan sekitarnya tertekan oleh tingginya harga pakan.

Dari situ, ketiganya merancang sistem pengolahan limbah makanan menjadi pakan. Menggunakan teknologi yang tengah dalam proses paten yakni menggabungkan dryer, dehydrator, dan crusher limbah makanan seperti sisa sayur, kulit buah, hingga cangkang telur dikeringkan dan dihancurkan hingga menjadi pakan unggas yang bergizi.

“Proyek ini menunjukkan bagaimana aksi iklim dan ketahanan pangan bisa berjalan beriringan,” ujar Ikbal, pendiri Kertabumi Recycling Center, salah satu penerima pakan hasil olahan RenewFeed.

Ia menyebut, pasokan pakan dari RenewFeed telah membantu peternakannya selama 7–8 bulan terakhir.

Kolaborasi dengan Restoran dan Hotel

Keberhasilan RenewFeed tidak datang tanpa tantangan. Pada awalnya, banyak restoran enggan mengubah prosedur pengelolaan limbah mereka.

Baca juga: Kisah Alya Zahra, Mahasiswa yang Gencar Sulap Sampah Organik Jadi Kompos

Namun, berkat ketekunan dan data uji laboratorium yang menunjukkan keamanan produk, kini mereka bekerja sama dengan sejumlah mitra, seperti Simetri Coffee Roasters, Sodexo dan Ismaya Group, hingga Hotel Four Seasons Jakarta.

“Di Four Seasons Jakarta, kami bangga mendukung changemakers muda seperti Sanat, Aditya, dan Akul,” kata Vishal Sanadhya, Manajer Hotel Four Seasons Jakarta.

“Kreativitas mereka menunjukkan bahwa solusi berkelanjutan bisa dimulai dari ide sederhana dan niat baik,” jelas dia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
PLTP Kamojang Hasilkan 1.326 GWh Listrik, Tekan Emisi 1,22 Juta Ton per Tahun
BUMN
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
Pertamina EP Cepu Dorong Desa Sidorejo Jadi Sentra Pertanian Organik Blora
BUMN
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pergerakan Manusia Melampaui Total Migrasi Satwa Liar, Apa Dampaknya?
Pemerintah
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Tambang Batu Bara Bekas Masih Lepaskan Karbon, Studi Ungkap
Pemerintah
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
KKP Pastikan Udang RI Bebas Radioaktif, Kini Ekspor Lagi ke AS
Pemerintah
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Sampah Plastik “Berlayar” ke Samudra Hindia dan Afrika, Ini Penjelasan Peneliti BRIN
Pemerintah
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
75 Persen Hiu Paus di Papua Punya Luka, Tunjukkan Besarnya Ancaman yang Dihadapinya
LSM/Figur
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Jangan Sia-siakan Investasi Hijau China, Kunci Transisi Energi Indonesia Ada di Sini
Pemerintah
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Eropa Sepakat Target Iklim 2040, tapi Ambisinya Melemah, Minta Kelonggaran
Pemerintah
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Human Initiative Gelar Forum Kolaborasi Multipihak untuk Percepatan SDGs
Advertorial
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Batu Bara Sudah Tidak Cuan, Terus Bergantung Padanya Sama Saja Bunuh Diri Perlahan
Pemerintah
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
Kisah Nur Wahida Tekuni Songket hingga Raup Cuan di Mancanegara
LSM/Figur
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau