Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Consortium for Cooperative Innovation (ICCI)
Lembaga Inovasi Perkoperasian

Indonesian Consortium for Cooperative Innovation (ICCI) merupakan lembaga inovasi perkoperasian di Indonesia. Berdiri sejak tahun 2018, ICCI berupaya mengembangkan inovasi melalui produksi pengetahuan, inkubasi model, pengembangan ekosistem dan advokasi kebijakan.

Jaringan Inovator Koperasi (JIK) merupakan komunitas epistemik yang diinisiasi dan dikembangkan oleh ICCI. Anggotanya berasal dari para peneliti, akademisi, praktisi, aktivis, mentor dan konsultan yang tersebar di berbagai wilayah di Indonesia.

ICCI dan JIK meyakini inovasi dapat meningkatkan relevansi dan keberlanjutan koperasi di tengah tantangan perubahan zaman. Ingin berkontribusi lebih, gabung bersama kami di https://jik.icci.id

Kontribusi Koperasi dalam Ekologi Berkelanjutan

Kompas.com - 29/11/2023, 12:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Dodi Faedlulloh*

DUNIA sedang berhadapan dengan tantangan lingkungan hidup dan sumber daya alam yang menipis.

Kebutuhan terhadap praktik-praktik berkelanjutan menjadi agenda penting dibanding sebelumnya. Koperasi, sebagai entitas ekonomi kolektif, memiliki peran penting dalam isu tersebut.

Studi Wei (2022) di pertanian Tiongkok, menemukan peran koperasi dalam mengurangi ketergantungan pupuk kimia. Secara bersamaan koperasi meningkatkan pemanfaatan alternatif pupuk organik.

Selain itu, penelitian Duque (2013) mengungkapkan kesesuaian prinsip-prinsip koperasi dengan pembangunan berkelanjutan dalam sektor pertanian.

Lebih jauh lagi, Gutberlet (2015) menggarisbawahi peran penting koperasi daur ulang dengan kontribusi multi dimensi (ekonomi, lingkungan, dan sosial).

Singkatnya, para peneliti menemukan potensi koperasi dalam memajukan praktik-praktik berwawasan lingkungan. Di mana hal itu secara inheren tertanam dalam aktivitas dan struktur tata kelola perusahaan koperasi.

Prinsip demokrasi

Koperasi beroperasi berdasar prinsip demokrasi, yang memungkinkan anggota menentukan arah dan kebijakan organisasi. Etos demokrasi itu menjadi enabler koperasi dalam menerapkan tata kelola ekologi dan sumber daya alam yang berkelanjutan.

Salah satu kekuatan koperasi terletak pada mobilisasi sumber daya. Di sektor-sektor seperti pertanian, yang mana mesin, benih, dan pupuk sangat penting, koperasi memfasilitasi penggunaan sumber daya secara efisien.

Pendekatan kolektif itu tak hanya mengurangi biaya per anggota, namun juga mengurangi jejak ekologis secara keseluruhan. Dengan mengoptimalkan penggunaannya, koperasi berkontribusi terhadap konservasi sumber daya alam dan mitigasi degradasi lingkungan.

Koperasi terbukti meningkatkan kualitas tata kelola sumber daya alam lokal. Seperti koperasi kehutanan yang mengelola hutan komunal atau koperasi perikanan yang mengawasi ekosistem perikanan lokal.

Inisiatif berbasis komunitas itu memastikan sumber daya dimanfaatkan selaras dengan daya dukung ekologi. Pada gilirannya, pendekatan itu menumbuhkan rasa tanggung jawab dan kepedulian di antara komunitas.

Kontribusi koperasi

Ada dua kontribusi utama koperasi dalam tata kelola ekologi. Pertama, koperasi telah mendorong penggunaan dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan, seperti hutan, air, tanah, dan keanekaragaman hayati lainnya.

Banyak koperasi telah mengadopsi praktik pelestarian dan pemulihan lingkungan, pertanian organik, energi terbarukan, dan daur ulang limbah.

Dengan melakukan hal itu, koperasi telah mengurangi emisi gas rumah kaca, meningkatkan penyerapan karbon, mencegah erosi tanah, melindungi kualitas air, dan mendukung habitat satwa liar (Chopra & Dasgupta, 2017).

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dosen IPB Perkenalkan Cara Manfaatkan Jerami Padi Jadi Bio-pot Bernilai Ekonomi
Dosen IPB Perkenalkan Cara Manfaatkan Jerami Padi Jadi Bio-pot Bernilai Ekonomi
LSM/Figur
Bahlil Janjikan Setiap Desa Punya Panel Surya Berkapasitas 1 MW
Bahlil Janjikan Setiap Desa Punya Panel Surya Berkapasitas 1 MW
Pemerintah
Sawah Menyusut, Petani Gurem Melejit, Alarm Ketahanan Pangan Nasional
Sawah Menyusut, Petani Gurem Melejit, Alarm Ketahanan Pangan Nasional
LSM/Figur
Krisis Iklim Bikin Aedes aegypti Naik Gunung, Risiko DBD Meningkat
Krisis Iklim Bikin Aedes aegypti Naik Gunung, Risiko DBD Meningkat
LSM/Figur
Mayoritas Bisnis Laporkan Keuntungan Ekonomi dari Dekarbonisasi
Mayoritas Bisnis Laporkan Keuntungan Ekonomi dari Dekarbonisasi
Swasta
Kementerian ESDM: Sektor Panas Bumi Serap 1.533 Tenaga Kerja Hijau
Kementerian ESDM: Sektor Panas Bumi Serap 1.533 Tenaga Kerja Hijau
Pemerintah
Potensi Panas Bumi RI Capai 23.742 MW, tapi Baru Terkelola 10 Persen
Potensi Panas Bumi RI Capai 23.742 MW, tapi Baru Terkelola 10 Persen
Pemerintah
Industri Pelayaran Terancam Gagal Capai Target Bahan Bakar Bersih 2030
Industri Pelayaran Terancam Gagal Capai Target Bahan Bakar Bersih 2030
Swasta
Anggaran Kemenhut 2026 DItetapkan Sebesar Rp 6,04 Triliun
Anggaran Kemenhut 2026 DItetapkan Sebesar Rp 6,04 Triliun
Pemerintah
Tradisi Sasi: Cerita, Realita, dan Harapannya untuk Konservasi
Tradisi Sasi: Cerita, Realita, dan Harapannya untuk Konservasi
LSM/Figur
Guru Besar IPB: Revisi PP 24/2021 Harus Dijalankan dengan Hati-hati
Guru Besar IPB: Revisi PP 24/2021 Harus Dijalankan dengan Hati-hati
LSM/Figur
Belasan Tahun Dirawat, Orang Utan Mungky dan Dodo Kini Kembali ke Hutannya
Belasan Tahun Dirawat, Orang Utan Mungky dan Dodo Kini Kembali ke Hutannya
LSM/Figur
Celios Dorong 23 Ribu Desa Jadi Basis Pangan Restoratif, Kurangi Ketergantungan Beras
Celios Dorong 23 Ribu Desa Jadi Basis Pangan Restoratif, Kurangi Ketergantungan Beras
LSM/Figur
Krisis Iklim: Petani Berjaket dan Gembol Es Batu, Meninggal karena Panas Ekstrem
Krisis Iklim: Petani Berjaket dan Gembol Es Batu, Meninggal karena Panas Ekstrem
LSM/Figur
Celios: Terlalu Beras, Kebijakan Pangan Kita Berisiko Hiperinflasi
Celios: Terlalu Beras, Kebijakan Pangan Kita Berisiko Hiperinflasi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau