JAKARTA, KOMPAS.com - JALA, penggerak digital industri udang, raup pendanaan seri A senilai 13,1 juta dollar AS atau ekuivalen Rp 202,4 miliar.
Pendanaan ini diperoleh dari Intudo Ventures dengan partisipasi Sinarmas Digital Ventures (SMDV) serta investor terdahulu yaitu Mirova dan Meloy Fund (Deliberate Capital).
Co-founder dan CEO JALA Liris Maduningtyas menuturkan, membuka jalan menuju industri udang Indonesia yang berkelanjutan pada masa depan merupakan inti dari misi organisasi.
Dengan dukungan dari Intudo dan SMDV, JALA semakin bersemangat untuk memperkuat upaya memajukan industri udang Indonesia.
Baca juga: Dukung Ekonomi Sirkular, Kemenkeu Resmikan Program Pengelolaan Sampah
"Pendanaan ini memungkinkan kami untuk menghadirkan solusi ke daerah-daerah terpencil di Indonesia dan membekali petambak setempat dengan dukungan teknologi dan pendanaan yang mereka butuhkan untuk memajukan produksi udang Indonesia,” tutur Liris dalam rilis pers, Rabu (29/11/2023).
Didirikan tahun 2017, JALA adalah penggerak ekosistem digital di rantai industri udang yang menyediakan solusi end-to-end untuk menyederhanakan proses budidaya udang, meningkatkan produktivitas, efisiensi, dan keberlanjutan.
Perusahaan menyediakan rangkaian layanan teknologi berbasis aplikasi bagi petambak, termasuk analisis budidaya berdasarkan data real time dan alat yang terintegrasi, serta pendampingan tambak, pendanaan, saprodi berkualitas, dan akses jual untuk mendistribusikan hasil panen ke pasar.
JALA App ini memungkinkan penggunanya untuk mencatat, memantau, dan menganalisis setiap aspek budidaya udang secara real time, langsung dari perangkat mobile mereka.
Baca juga: Hutama Karya Sinergi BUMN Dukung Pendidikan dan Pemberdayaan Ekonomi
Fungsi tersebut menyajikan data yang lengkap dan pelacakan progres, membantu petambak mengambil keputusan tepat dengan cepat.
Melalui layanan credit scoring, petambak juga dapat membuktikan kredibilitas mereka dan memperoleh akses pilihan pendanaan yang terjangkau.
Bagi petambak di segala skala, Perusahaan menyediakan layanan akses panen untuk membantu mendistribusikan produk mereka ke pasar.
Petambak dapat terlibat dalam sistem yang mudah tersebut untuk membawa hasil panen mereka ke pasar, lengkap dengan opsi pembayaran yang cepat dan aman.
Layanan ini memberikan akses yang mudah ke pasar, memastikan bahwa petambak menerima pembayaran yang adil dan cepat untuk hasil panen mereka.
JALA juga menyediakan pendampingan tambak berupa bimbingan dan dukungan langsung dalam mengatasi tantangan sehari-hari di tambak.
Baca juga: Penarikan Cukai Plastik Dianggap Hambat Pertumbuhan Ekonomi
Didasarkan pada aspek pemantauan, tim Perusahaan menyusun solusi lengkap bagi petambak udang yang tidak hanya meningkatkan aspek ekonomi budidaya udang itu sendiri melainkan juga berkontribusi bagi keberlanjutan lingkungan.
Dipercaya oleh lebih dari 20.000 pengguna, Perusahaan telah membuat dampak signifikan di industri udang. Melalui aplikasi yang dikembangkannya, udang di lebih dari 35.300 kolam terpantau sekaligus membantu petambak memanennya dalam jumlah yang besar.
Ke depannya, aplikasi ini akan dilengkapi dengan prediksi performa budidaya, kualitas air, dan penyakit udang yang lebih mendalam serta automasi input data seperti data berat udang dan pakan.
JALA juga bekerja sama dengan Conservation International untuk membangun Climate Smart Shrimp pertama, upaya intensifikasi gabungan dengan restorasi mangrove untuk tambak udang tradisional.
Dengan putaran pendanaan ini, Perusahaan berencana memperluas operasionalnya di beberapa wilayah di Indonesia, termasuk Sumatera, Sulawesi, dan Nusa Tenggara, tiga wilayah yang memiliki potensi unik bagi pertumbuhan industri budidaya udang.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya