Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Maskapai Inggris Sukses Terbangkan Pesawat Lintas Samudera dengan Bahan Bakar Berkelanjutan

Kompas.com - 01/12/2023, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.comPesawat komersial dari maskapai Inggris Virgin Atlantic berhasil terbang lintas benua dan lintas samudera dengan mengonsumsi 100 persen bahan bakar pesawat berkelanjutan alias sustainable aviation fuels (SAF).

Penerbangan yang diberi nama Flight100 tersebut terbang dari Bandara Heathrow, London, Inggris pada Selasa (28/11/2023) dan mendarat di New York, Amerika Serikat (AS).

Penerbangan bersejarah tersebut turut ditumpangi oleh Menteri Transportasi Inggris Mark Harper, sebagaimana dilansir The Guardian.

Baca juga: Dunia Kembangkan Minyak Mentah Jadi Bahan Bakar Pesawat, Indonesia Berpotensi Jadi Pemasok

“Penerbangan yang 100 persen bertenaga SAF ini menunjukkan bagaimana kita dapat melakukan dekarbonisasi transportasi baik saat ini maupun di masa depan, mengurangi emisi siklus hidup sebesar 70 persen dan menginspirasi solusi generasi berikutnya,” kata Harper.

Pendiri sekaligus Presiden Virgin Atlantic Sir Richard Branson, yang juga ikut serta dalam penerbangan tersebut, menyampaikan, penerbangan tersebut adalah bukti SAF mampu menerbangkan pesawat secara aman.

Perdana Menteri Inggrir Rishi Sunak pun turut berkomentar mengenai penerbangan tersebut.

“Tonggak penting dalam menjadikan perjalanan udara lebih ramah lingkungan dan mendekarbonisasi langit kita,” tutur Sunak.

Baca juga: Tak Kalah dengan Asing, Pesawat N219 Uji Coba di Landasan Tak Beraspal

Dilansir dari situs web Virgin Atlantic, SAF yang digunakan dalam penerbangan tersebut berasal dari campuran 88 persen Hydroprocessed Esters and Fatty Acids (HEFA) dan 12 persen Synthetic Aromatic Kerosene (SAK).

HEFA berasal dari lemak hewani sedangkan SAK diolah dari limbah tebu.

Perusahaan maskapai penerbangan memandang SAF sebagai salah satu upaya untuk mengurangi emisi di sektor ini.

Namun, ketersediaan SAF saat ini masih kurang mencukupi, kurang dari 0,0001 dari total volume bahan bakar jet yang digunakan di seluruh dunia.

Baca juga: Lemak Babi Bisa Diolah Jadi Bahan Bakar Pesawat dan Solar, Begini Caranya

“SAF yang ada tidak mencukupi dan jelas bahwa untuk mencapai produksi dalam skala besar, kita perlu melihat lebih banyak investasi secara signifikan,” ujar Kepala Eksekutif Virgin Atlantic Shai Weiss.

“Hal ini hanya akan terjadi jika terdapat kepastian peraturan dan mekanisme dukungan harga yang didukung oleh pemerintah,” sambungnya.

Harper mengatakan, Pemerintah Inggris akan terus mendukung industri SAF yang sedang berkembang di negara tersebut.

Lima pabrik komersial untuk memproduksi SAF di Inggris akan dibangun pada 2025. Bahan bakar yang digunakan dalam penerbangan tersebut diimpor dari AS dan UE.

Baca juga: Cara Coldplay Wujudkan Konser Ramah Lingkungan: Pasang Panel Surya hingga Pakai Pesawat Carter

Kontra

Penerbangan tersebut dilakukan setelah dilakukan pengujian selama satu tahun.

Para ilmuwan akan menilai emisi non-karbon dari penerbangan tersebut, termasuk berbagai partikel dan dampaknya terhadap pemanasan global yang belum sepenuhnya dipahami namun diyakini signifikan.

Di sisi lain, sejumlah aktivis iklim mengatakan, pemerintah dan maskapai penerbangan membuat klaim yang menyesatkan mengenai penerbangan tersebut.

Baca juga: Raup Pendanaan Seri A Rp 202,4 Miliar, JALA Perkuat Budidaya Udang Berkelanjutan

Khususnya, saat Kementerian Transportasi Inggris menuturkan bahwa SAF akan mewujudkan penerbangan “tanpa rasa bersalah”.

Direktur Kebijakan Aviation Environment Federation Cait Hewitt mengatakan, pernyataan tersebut sama saja sebuah lelucon.

Dia mengatakan produksi SAF akan sangat sulit untuk ditingkatkan secara berkelanjutan.

“Mudah-mudahan, kita akan memiliki solusi teknologi yang lebih baik di masa depan, tetapi, untuk saat ini, satu-satunya cara untuk mengurangi CO2 dari penerbangan adalah dengan mengurangi jumlah penerbangan,” ucap Hewitt.

Baca juga: Kontribusi Koperasi dalam Ekologi Berkelanjutan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com