KOMPAS.com – Pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara dunia kecuali China diprediksi menurun pada tahun ini.
Prediksi tersebut disampaikan lembaga think tank Global Energy Monitor berdasarkan penghitungan data triwulanan mereka.
Hal tersebut menunjukkan pembangunan PLTU batu bara baru di dunia kecuali China kembali mengalami penurunan selama dua tahun berturut-turut.
Baca juga: Transisi Energi Bukan Sekadar Memensiunkan PLTU Batu Bara
Hingga Oktober 2023, pembangunan PLTU batu bara baru, tidak termasuk China, kapasitasnya tidak sampai 2 gigawatt (GW).
Jumlah tersebut sangat jauh di bawah rata-rata tahunan yang mencapai 16 GW untuk negara-negara yang sama dalam delapan tahun terakhir dari 2015 hingga 2022.
Manajer Proyek Global Coal Power Tracker Global Energy Monitor Flora Champenois menuturkan, rendahnya pembangunan PLTU batu bara baru merupakan sinyal yang baik.
“Melihat pertumbuhan batu bara baru mulai ke titik terendah dan pertarungan antara proyek-proyek yang sedang dipertimbangkan versus proyek-proyek yang telah dibatalkan merupakan kenyataan yang disambut baik menjelang negosiasi yang sulit di COP28,” kata Champenois dalam siaran pernya, Selasa (27/11/2023).
Baca juga: Pensiun Dini PLTU Batu Bara Makin Dorong Pengembangan Energi Terbarukan
“Pemerintah, perusahaan listrik, dan bank semuanya mempunyai peran dalam mempercepat transisi batu bara global ke energi ramah lingkungan, dimulai dengan diakhirinya proyek batu bara baru,” sambungnya.
Dalam sembilan bulan pertama 2023, rencana pembangunan kapasitas batu bara sebesar 18,3 GW ditangguhkan karena kurangnya pembaruan terkini atau dibatalkan.
Selain itu, rencana penambahan PLTU batu bara lain sebesar 39 GW digeser dari status considered shelved menjadi dibatalkan.
Baca juga: Pertama di Dunia, Satelit yang Mampu Pantau Karbon Dioksida PLTU Captive Diluncurkan
Kapasitas PLTU batu bara sebesar 110 GW masih dalam pertimbangan di luar China, dengan sepuluh negara teratas dalam hal usulan batu bara kumulatif mencapai 83 persen, dipimpin oleh India, Bangladesh, dan Indonesia.
Lebih dari 95 persen kapasitas pembangkit listrik tenaga batu bara yang mulai dibangun tahun ini berada di China.
Pembangunan PLTU batu bara baru tahunan di sana secara konsisten meningkat sejak mencapai titik terendahnya dalam sembilan tahun pada 2019.
Baca juga: Partai Politik Belum Bahas Pensiun Dini PLTU Batu Bara
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya