JAKARTA, KOMPAS.com - BUMN Holding Industri Pertambangan Indonesia, MIND ID, mendorong pasokan listrik untuk kawasan Sumatera melalui PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 atau PLTU Tanjung Lalang.
Direktur Utama MIND ID, Maroef Sjamsoeddin, mengatakan PLTU itu memiliki kapasitas 2x660 megawatt (MW) dan saat ini masih beroperasi pada tingkat utilisasi sekitar 50 persen.
“PLTU MT Sumsel-8 ini adalah salah satu pembangkit listrik mulut tambang terbesar di Asia Tenggara. Kami bangga bahwa operasionalnya telah menggunakan teknologi rendah emisi yang mendukung prinsip keberlanjutan,” jelas Maroef dalam keterangannya, Kamis (10/4/2025).
Maroef menegaskan, hal tersebut merupakan bagian dari strategi besar MIND ID dalam mengoptimalkan pengelolaan sumber daya alam nasional.
Baca juga: Cetak Rekor, Pembangkit EBT Suplai 32 Persen Listrik Dunia pada 2024
Adapun PLTU Tanjung Lalang dikelola PT Huadian Bukit Asam Power (HBAP), anak perusahaan hasil kerja sama PT Bukit Asam Tbk dengan China Huadian Group.
Menurut Maroef, dengan kapasitas besar dan teknologi yang unggul, MIND ID menargetkan HBAP mampu memasok kebutuhan listrik di seluruh Sumatera.
"Kita harus punya target yang besar, dan kami percaya Bukit Asam bersama Huadian Group mampu mewujudkannya,” tutur dia.
Selain unggul dalam hal kapasitas, pembangkit listrik ini juga mencerminkan standar tinggi dalam pengelolaan lingkungan. PLTU Tanjung Lalang dilengkapi teknologi flue gas desulfurization (FGD) yang dapat menekan emisi gas buang di bawah ambang batas pemerintah.
Alhasil, PLTU itu menjadi salah satu pembangkit listrik berbasis batu bara paling ramah lingkungan di kawasan.
Maroef mencatat, sejauh ini MIND ID mengelola total sumber daya batu bara sebesar 5,8 miliar ton, dengan cadangan 2,9 miliar ton.
Seluruh inisiatif pengembangan energi dijalankan untuk memberi manfaat bagi masyarakat sekaligus mendukung arah pembangunan nasional.
Baca juga: PLTU Hasilkan 1,67 Juta MWh Listrik Hijau Selama 2024, Diklaim Turunkan 1,87 juta Ton CO2
Cadangan tersebut dioptimalkan agar dapat memasok kebutuhan energi pada program hilirisasi, dalam upaya meningkatkan nilai tambah mineral serta batu bara Indonesia.
“Langkah ini sejalan dengan Asta Cita Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto, dalam mewujudkan kemandirian energi sebagai fondasi kedaulatan bangsa,” jelas Maroef.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya