Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Perusahaan Bisa Lebih Peduli Alam Lewat Strategi Keberlanjutan

Kompas.com, 10 April 2025, 17:11 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Solusi berbasis alam merupakan tindakan yang memanfaatkan kekuatan alam untuk mengatasi tantangan sosial, ekonomi, dan lingkungan. Solusi ini juga bertujuan untuk melindungi dan memulihkan ekosistem.

Solusi berbasis alam ini semakin penting diterapkan dalam dunia bisnis yang ingin ikut melawan perubahan iklim ke arah yang lebih buruk.

Bahkan menurut World Wide Fund for Nature (WWF), pendekatan ini bisa membantu mengurangi emisi karbon hingga 30 persen pada 2050.

Baca juga: Eropa Bisa Jadi Tujuan Ekspor Baru, Tapi Perusahaan RI Harus Perkuat Sustainability

Sejumlah perusahaan besar seperti Visa dan Emirates sudah mulai menerapkan cara ini.
Lalu, bagaimana perusahaan kita bisa ikut serta? Berikut lima langkah mudah yang bisa dilakukan:

Kenali Dampak Perusahaan Terhadap Alam

Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah memahami bagaimana kegiatan perusahaan memengaruhi lingkungan.

Misalnya, perusahaan yang bergantung pada hutan harus tahu bahwa hutan bukan hanya penyedia bahan, tapi juga rumah bagi banyak satwa dan penyimpan karbon alami. Mengetahui seberapa besar dampak perusahaan penting agar bisa membuat keputusan yang tepat terhadap penggunaan hutan.

Fokus pada Masalah yang Paling Penting

Setelah tau dampak dari aktivitas perusahaan kita terhadap alam, tentukan masalah lingkungan apa yang paling relevan dengan bisnis kita. Jangan ragu meminta bantuan organisasi lingkungan seperti World Wide Fund for Nature (WWF) atau LSM lainnya untuk memberi panduan. Kolaborasi penting agar langkah yang diambil benar-benar efektif.

Tetapkan Tujuan dan Umumkan

Buat target yang jelas, misalnya melindungi area hutan tertentu atau mengurangi emisi. Lalu, sampaikan secara terbuka kepada publik. Jika ternyata ada hambatan di tengah jalan, tidak apa-apa. Yang penting, perusahaan terus menyesuaikan diri dan belajar untuk bisa memberikan yang terbaik untuk alam.

Baca juga: Fitur Sustainability Bluebird, Ajak Penumpang Sumbang Dana untuk Tanam Pohon

Kerja Sama dengan Pihak Lain

Proyek lingkungan seringkali terlalu besar untuk ditangani sendiri. Jadi, libatkan mitra lain—bisa dari perusahaan teknologi, LSM, atau komunitas lokal. Misalnya, Microsoft menggunakan teknologi satelit untuk memantau hutan dan air. Bekerja sama dengan perusahaan lain yang memiliki tujuan yang sama akan memperbesar dampak positifnya.

Sabar, Karena Hasilnya Butuh Waktu

Melindungi alam tidak bisa dilakukan secara instan. Perlu waktu bertahun-tahun, bahkan puluhan tahun untuk melihat hasil baiknya. Contohnya, ada burung langka di AS yang butuh waktu lebih dari satu dekade untuk keluar dari status terancam punah, berkat kerja keras banyak organisasi. Jadi, kesabaran dan komitmen jangka panjang sangat penting.

Baca juga: Peneliti: Hilirisasi Baja Perlu Perhatikan Aspek Keberlanjutan

Pendekatan berbasis alam ini diprediksi akan menciptakan hingga 32 juta lapangan kerja baru di seluruh dunia pada 2030. Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk mulai memasukkan alam ke dalam rencana keberlanjutannya karena dampaknya bisa sangat besar, bukan hanya untuk lingkungan, tapi juga untuk bisnis dan masyarakat.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau