Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waspada, Anemia pada Remaja Putri Bawa Pengaruh Jangka Panjang hingga Jadi Faktor Stunting

Kompas.com, 5 Desember 2023, 12:51 WIB
Nur Melati Syamdani,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Data yang dikeluarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, patut disoroti, utamanya bagi remaja putri atau mereka yang memiliki buah hati. Sebab, sebanyak 32 persen atau empat dari 10 remaja putri Indonesia menderita penyakit anemia.

Sayangnya, sebagian besar dari remaja putri justru tidak menyadari bahwa dirinya terkena anemia.

Padahal, gejalanya mudah dideteksi. Seseorang yang terkena anemia memiliki gejala 5L, yakni lemah, letih, lesu, lelah, dan lalai. Penderitanya juga biasanya terlihat pucat. Jika tanda–tanda seperti ini menjangkiti Anda atau putri Anda, segeralah konsultasikan pada dokter.

Sebagai informasi, anemia merupakan kondisi saat tubuh mengalami kekurangan sel darah merah (Hb) sehingga kadar oksigen dalam darah menurun. Seseorang dapat dikatakan anemia bila sel darah merah yang dimiliki kurang dari 12 gram (g) per desiliter (dl).

Baca juga: Remaja Putri Perlu Waspadai Anemia untuk Cegah Anak Stunting

Anemia yang dibiarkan begitu saja bisa berpengaruh buruk pada tubuh. Secara jangka pendek, anemia dapat menurunkan daya tahan tubuhnya hingga mudah terkena infeksi.

Anemia dalam jangka pendek juga dapat mengurangi asupan oksigen ke sel otot dan sel otak. Alhasil, kebugaran dan ketangkasan berpikir seseorang dapat menurun. Ini akan berdampak pada prestasi belajar dan produktivitas kerja yang ikut menurun.

Secara jangka panjang, anemia yang diderita oleh remaja putri dapat memengaruhi kualitas generasi berikutnya. Tak main–main, Kemenkes mengatakan bahwa dampak anemia pada remaja putri akan terbawa hingga ia menjadi ibu hamil.

Baca juga: 10 Manfaat Buah Bit untuk Kesehatan, Cegah Anemia hingga Jadi Pewarna Rambut

Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan risiko perdarahan sebelum dan saat melahirkan sehingga mengancam keselamatan ibu dan bayinya. Tak hanya itu, anemia juga berpengaruh pada bayi yang ada dalam kandungannya.

Bayi berisiko mengalami pertumbuhan janin terhambat (PJT), kelahiran prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan gangguan tumbuh kembang anak. Gangguan yang dapat dialami adalah stunting dan neurokognitif.

Berdasarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek), anemia terjadi karena kurangnya zat besi dalam tubuh. Remaja putri yang menjalani diet tanpa mempertimbangkan asupan nutrisi dapat mengakibatkan tubuh kekurangan zat besi.

Selain pola makan, anemia juga dapat terjadi karena pendarahan. Salah satu bentuk pendarahan ringan adalah menstruasi. Siklus bulanan ini dapat menyebabkan remaja putri kehilangan banyak darah. Ini juga yang menjadi alasan remaja putri lebih berisiko terkena anemia.

Baca juga: Ramai soal Perempuan yang Rutin Konsumsi Tablet Penambah Darah Disebut Bisa Mencegah Anemia dan Stunting, Benarkah?

Untuk menghindari hal tersebut, penting bagi remaja putri dan orangtua untuk mengetahui cara mencegah anemia. Berikut ini cara yang dapat dilakukan.

1. Makan makanan mengandung zat besi

Peningkatan konsumsi makanan yang mengandung zat besi dapat mencegah terjadinya anemia. Makanan yang tinggi akan kandungan zat besi adalah daging merah, hati, bayam, kacang-kacangan, kerang, ayam, atau quinoa.

2. Tingkatkan konsumsi Vitamin C

Vitamin C dapat membantu tubuh menyerap zat besi dengan optimal. Dengan mengonsumsi vitamin C, tubuh akan mendapatkan asupan yang dibutuhkan. Makanan yang banyak mengandung vitamin C, antara lain jeruk, stroberi, dan brokoli.

3. Vitamin B12 dan folat

Tubuh membutuhkan vitamin B12 dan folat untuk menghasilkan sel darah merah. Makanan tinggi vitamin B12 di antaranya daging sapi, ayam, hati, ikan, kerang, susu, telur, sereal, dan biji-bijian. Sedangkan, makanan tinggi asam folat (folat) di antaranya bayam, brokoli, asparagus, kacang polong, pisang, dan jeruk.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
IWIP Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok Industri, Nilai Kerja Sama Tembus Rp 4,4 Triliun
Swasta
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Celios: Pembatasan Izin Smelter Harus Disertai Regulasi dan Peta Dekarbonisasi
Pemerintah
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
COP30 Buka Peluang RI Dapatkan Dana Proyek PLTS 100 GW
Pemerintah
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Kemenhut: 6.000 ha TN Kerinci Seblat Dirambah, Satu Orang Jadi Tersangka
Pemerintah
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Masa Depan Keberlanjutan Sawit RI di Tengah Regulasi Anti Deforestasi UE dan Tekanan dari AS
Swasta
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Negara di COP30 Sepakati Deklarasi Memerangi Disinformasi
Pemerintah
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
3.099 Kasus Iklim Diajukan Secara Global hingga Pertengahan 2025
Pemerintah
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Seruan UMKM di COP30: Desak agar Tak Diabaikan dalam Transisi Energi
Pemerintah
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
Mendobrak Stigma, Menafsir Ulang Calon Arang lewat Suara Perempuan dari Panggung Palegongan Satua Calonarang
LSM/Figur
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Fragmentasi Regulasi Hambat Keberlanjutan Industri Sawit RI
Swasta
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Terkendala Harga, ESDM Pilih Solar dengan Kandungan Sulfur Tinggi untuk Campuran B50
Pemerintah
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Inovasi Keimigrasian di KEK Gresik, Langkah Strategis Perkuat Ekonomi Hijau dan Iklim Investasi Indonesia
Pemerintah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pendidikan dan Digitalisasi Jadi Motor Pembangunan Manusia di Kalimantan Tengah
Pemerintah
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
Climate Policy: Pangkas Emisi Tak Cukup dengan Jualan Karbon
LSM/Figur
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
COP30: Peta Jalan untuk Hentikan Iklan Bahan Bakar Fosil Disepakati
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau