Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PISA 2022: Literasi Membaca Indonesia Catatkan Skor Terendah Sejak 2000

Kompas.com - 09/12/2023, 13:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Skor literasi membaca Indonesia pada 2022 mengalami penurunan bila dibandingkan 2018.

Penilaian tersebut dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam Programme for International Student Assessment (PISA) 2022.

PISA merupakan asesmen dari OECD setiap beberapa tahun sekali untuk menilai pelajar internasional.

Baca juga: Skor Literasi Membaca PISA 2022: Indonesia Turun 12 Poin

Pada 2022, skor literasi membaca Indonesia dalam PISA mencapai 359 poin. Nilai ini lebih rendah 12 poin dibandingkan 2018 di mana Indonesia mendapat skor 371.

Bahkan, skor literasi membaca Indonesia pada 2022 juga lebih rendah bila dibandingkan tahun 2000 yakni 371.

Dalam PISA terbaru, skor literasi membaca Indonesia pada 2022 mencatatkan nilai terendahnya sejak 2000.

Berikut skor literasi membaca Indonesia pada 2022 menurut PISA terbaru.

  • Skor tahun 2000: 371
  • Skor tahun 2003: 382
  • Skor tahun 2006: 393
  • Skor tahun 2009: 402
  • Skor tahun 2012: 396
  • Skor tahun 2015: 397
  • Skor tahun 2018: 371
  • Skor tahun 2022: 359

Selain literasi membaca, skor literasi matematika dan literasi sains Indonesia pada 2022 juga mengalami penurunan.

Baca juga: Mengapa Kemampuan Literasi dan Numerasi Siswa Indonesia Masih Rendah?

Skor literasi matematika pada 2022 adalah 366. Padahal pada 2018, skornya 379.

Sedangkan skor literasi sains dari 379 pada 2018, turun menjadi 366 pada 2022.

Di sisi lain, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menegaskan, skor PISA 2022 tidak mencerminkan kondisi kualitas pendidikan saat ini.

"Hasil PISA 2022 bukan cermin pendidikan saat ini, tapi itu dua tahun lalu saat kita menutup sekolah," kata Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo, sebagaimana dilansir Antara.

Baca juga: Nadiem: Hasil Literasi dan Numerasi Indonesia di PISA 2022 Meningkat

Anindito mengatakan, penurunan skor PISA 2022 diakibatkan penutupan sekolah di Indonesia selama hampir 24 bulan karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan learning loss.

Dia menjelaskan, survei PISA dilakukan tepat setelah masa pandemi berakhir, yaitu sekitar Mei sampai Juni 2022.

Sehingga, kata Anindito, hasil dari survei tersebut tidak bisa menjadi cerminan kondisi kualitas pendidikan Indonesia saat ini.

"Itu usang tapi karena baru diumumkan kemarin jadi seolah-seolah itu potret pendidikan saat ini," tutur Anindito.

Dia menuturkan, apabila ingin mengetahui kondisi kualitas pendidikan Indonesia saat ini, data yang paling cocok untuk digunakan adalah hasil dari Asesmen Nasional (AN) 2023 yang akan dirilis awal tahun depan.

Baca juga: Tingkatkan Literasi, 76.000 Buku Disalurkan bagi Anak-anak di Kaltim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IPB Ajak Guru di Kediri Rancang Pembelajaran Gizi Seimbang Berbasis EcoFun
IPB Ajak Guru di Kediri Rancang Pembelajaran Gizi Seimbang Berbasis EcoFun
LSM/Figur
Debu Setara 300 Piramida Giza Melayang per Tahun, Ancam 330 Juta Jiwa
Debu Setara 300 Piramida Giza Melayang per Tahun, Ancam 330 Juta Jiwa
Pemerintah
Asia Dominasi Produksi Listrik Bersih, tetapi Masih Terpusat di China
Asia Dominasi Produksi Listrik Bersih, tetapi Masih Terpusat di China
Pemerintah
Pertamina Lestarikan Hutan di Besakih Bali dengan Tanaman Energi
Pertamina Lestarikan Hutan di Besakih Bali dengan Tanaman Energi
BUMN
Transisi Energi Eropa: Surya Meraja, Tendang Batu Bara ke Titik Terendahnya
Transisi Energi Eropa: Surya Meraja, Tendang Batu Bara ke Titik Terendahnya
Pemerintah
Sederet Tantangan Dekarbonisasi Transportasi, dari Bahan Bakar sampai Insentif EV
Sederet Tantangan Dekarbonisasi Transportasi, dari Bahan Bakar sampai Insentif EV
LSM/Figur
Di Mana Keadilan Iklim? Yang Kaya Boros Energi, Yang Miskin Tanggung Dampaknya
Di Mana Keadilan Iklim? Yang Kaya Boros Energi, Yang Miskin Tanggung Dampaknya
LSM/Figur
Kisah Relawan RS Kapal Nusa Waluya II - PIS, dari Operasi di Tengah Ombak hingga Mendapat Buah-buahan
Kisah Relawan RS Kapal Nusa Waluya II - PIS, dari Operasi di Tengah Ombak hingga Mendapat Buah-buahan
BUMN
China Terapkan Standar Energi Terbarukan Pertama untuk Sektor Baja dan Semen
China Terapkan Standar Energi Terbarukan Pertama untuk Sektor Baja dan Semen
Pemerintah
Satgas PKH Kuasai 2 Juta Hektar Lahan Sawit, Selanjutnya Apa?
Satgas PKH Kuasai 2 Juta Hektar Lahan Sawit, Selanjutnya Apa?
Pemerintah
Dorong Capaian SDGs, ITS Gelar Pemeriksaan Gratis Deteksi Kanker untuk Perempuan
Dorong Capaian SDGs, ITS Gelar Pemeriksaan Gratis Deteksi Kanker untuk Perempuan
Swasta
Susul Bank AS, HSBC Keluar dari Aliansi Iklim Perbankan Dunia
Susul Bank AS, HSBC Keluar dari Aliansi Iklim Perbankan Dunia
Swasta
Teknologi China Tembak CO2 dan Metana, Pangkas Dua Emisi Sekaligus
Teknologi China Tembak CO2 dan Metana, Pangkas Dua Emisi Sekaligus
Pemerintah
Inovasi Perekat Rendah Emisi, Lebih Aman untuk Rumah dan Lingkungan
Inovasi Perekat Rendah Emisi, Lebih Aman untuk Rumah dan Lingkungan
Pemerintah
Ahli Ungkap 3 Strategi Pengembangan Ternak Pedaging Berkelanjutan
Ahli Ungkap 3 Strategi Pengembangan Ternak Pedaging Berkelanjutan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau