KOMPAS.com - Skor literasi membaca Indonesia pada 2022 mengalami penurunan bila dibandingkan 2018.
Penilaian tersebut dilakukan oleh Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) dalam Programme for International Student Assessment (PISA) 2022.
PISA merupakan asesmen dari OECD setiap beberapa tahun sekali untuk menilai pelajar internasional.
Baca juga: Skor Literasi Membaca PISA 2022: Indonesia Turun 12 Poin
Pada 2022, skor literasi membaca Indonesia dalam PISA mencapai 359 poin. Nilai ini lebih rendah 12 poin dibandingkan 2018 di mana Indonesia mendapat skor 371.
Bahkan, skor literasi membaca Indonesia pada 2022 juga lebih rendah bila dibandingkan tahun 2000 yakni 371.
Dalam PISA terbaru, skor literasi membaca Indonesia pada 2022 mencatatkan nilai terendahnya sejak 2000.
Berikut skor literasi membaca Indonesia pada 2022 menurut PISA terbaru.
Selain literasi membaca, skor literasi matematika dan literasi sains Indonesia pada 2022 juga mengalami penurunan.
Baca juga: Mengapa Kemampuan Literasi dan Numerasi Siswa Indonesia Masih Rendah?
Skor literasi matematika pada 2022 adalah 366. Padahal pada 2018, skornya 379.
Sedangkan skor literasi sains dari 379 pada 2018, turun menjadi 366 pada 2022.
Di sisi lain, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menegaskan, skor PISA 2022 tidak mencerminkan kondisi kualitas pendidikan saat ini.
"Hasil PISA 2022 bukan cermin pendidikan saat ini, tapi itu dua tahun lalu saat kita menutup sekolah," kata Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) Kemendikbudristek Anindito Aditomo, sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Nadiem: Hasil Literasi dan Numerasi Indonesia di PISA 2022 Meningkat
Anindito mengatakan, penurunan skor PISA 2022 diakibatkan penutupan sekolah di Indonesia selama hampir 24 bulan karena pandemi Covid-19 yang menyebabkan learning loss.
Dia menjelaskan, survei PISA dilakukan tepat setelah masa pandemi berakhir, yaitu sekitar Mei sampai Juni 2022.
Sehingga, kata Anindito, hasil dari survei tersebut tidak bisa menjadi cerminan kondisi kualitas pendidikan Indonesia saat ini.
"Itu usang tapi karena baru diumumkan kemarin jadi seolah-seolah itu potret pendidikan saat ini," tutur Anindito.
Dia menuturkan, apabila ingin mengetahui kondisi kualitas pendidikan Indonesia saat ini, data yang paling cocok untuk digunakan adalah hasil dari Asesmen Nasional (AN) 2023 yang akan dirilis awal tahun depan.
Baca juga: Tingkatkan Literasi, 76.000 Buku Disalurkan bagi Anak-anak di Kaltim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya