KUPANG, KOMPAS.com - PT Pupuk Indonesia (Persero) terus berupaya meningkatkan pengawasan dan penyerapan pupuk bersubsidi pada akhir tahun 2023.
Satu di antaranya, blusukan ke Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (13/12/2023).
Untuk keperluan tersebut, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha Pupuk Indonesia Jamsaton Nababan mengunjungi sejumlah stakeholder pengawasan pupuk bersubsidi, baik kepolisian maupun kejaksaan.
Selain itu, Jamsaton juga melihat sejumlah aktivitas pertanian dan kesiapan sejumlah fasilitas distribusi Pupuk Indonesia di NTT.
Saat mengecek kesiapan distribusi, Jamsaton mengajak petani dan stakeholder lainnya untuk mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi di akhir tahun 2023.
Hal ini dalam rangka mendukung program Percepatan Tanam Kementerian Pertanian Republik Indonesia, serta meningkatkan produktivitas pertanian di dalam negeri.
Baca juga: 7 Kelompok Tani Panen Cabai, Amankan Pangan Natal dan Tahun Baru Bangka Tengah
Dengan sisa waktu dua pekan menuju akhir tahun 2023, dia berharap petani dan distributor dapat mengoptimalkan penyaluran pupuk bersubsidi.
"Penyaluran ini harus memperhatikan ketertiban administrasi maupun kepatuhan terhadap aturan yang berlaku, khususnya menjaga agar penyaluran berjalan dengan baik dan tepat sasaran," kata Jamsaton, dalam rilis resmi yang diterima Kompas.com, Minggu (17/12/2023).
Saat ini, penebusan pupuk bersubsidi di NTT masih perlu ditingkatkan. Kekeringan akibat fenomena El Nino sepanjang tahun 2023, menjadi salah satu penyebabnya.
Untuk mempersiapkan penyerapan pupuk pada akhir tahun saat memasuki musim tanam di NTT, Pupuk Indonesia memiliki ketersediaan pupuk bersubsidi sebanyak 13.113 ton untuk kebutuhan petani.
Stok per tanggal 10 Desember 2023 tersebut terdiri dari pupuk Urea sebanyak 6.583 ton atau setara 309 persen dibandingkan dengan ketentuan minimum yang diatur Pemerintah.
Kemudian pupuk NPK Phonska sebanyak 6.530 ton atau 279 persen di atas ketentuan minimum pemerintah.
Tujuan utama Pupuk Indonesia ke NTT adalah untuk memastikan kesiapan perusahaan, mulai dari gudang, distributor, dan kios dalam mengoptimalkan penyerapan pupuk bersubsidi akhir tahun oleh petani.
"Posisi pupuk tersebut sekarang sudah berada di Lini III atau gudang penyangga level kabupaten/kota, dan siap untuk diserap oleh petani," ujar Jamsaton.
Baca juga: Program Smart Precision Farming Dukung Ketahanan Pangan
Sementara untuk menjamin kelancaran penyaluran pupuk bersubsidi di 22 kabupaten/kota yang ada di NTT, Pupuk Indonesia menyiapkan sejumlah fasilitas distribusi.
Antara lain sebanyak 17 unit gudang penyangga, kemudian 11 Distributor, dan 141 Kios.
Pupuk Indonesia juga memiliki 12 petugas lapangan di NTT yang siap mendampingi proses penyaluran pupuk bersubsidi, dan memastikan semua petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi menerimanya sesuai dengan regulasi.
Tidak semua petani bisa mendapatkan pupuk bersubsidi. Petani yang berhak mendapatkan pupuk bersubsidi harus memenuhi kriteria yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 10 Tahun 2022, yaitu wajib tergabung dalam kelompok tani, terdaftar dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (SIMLUHTAN), menggarap lahan maksimal dua hektar.
Selain itu, komoditas strategis yang berhak menerima subsidi pupuk, antara lain padi, jagung, kedelai, cabai, bawang merah, bawang putih, kopi, tebu, dan kakao.
"Sebagai upaya untuk meningkatkan pengawasan, kami juga bertemu dengan Wakapolda, Plt. Kajati dan Kepala Dinas Pertanian sebagai upaya kami meningkatkan sinergitas," pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya