Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Eropa Alami Bulan Maret Terpanas Sepanjang Sejarah

Kompas.com - 09/04/2025, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Eropa mengalami bulan Maret 2025 sebagai Matert terpanasnya sepanjang sejarah pencatatan.

Menurut lembaga pemantau perubahan iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service (C3S), suhu rata-rata Maret 2025 di "Benua Biru" adalah 6,03 derajat celsius.

Rata-rata suhu tersebut lebih tinggi 2,41 derajat celsius dibandingkan rerata bulan Maret pada periode 1991-2020.

Baca juga: Lembaga Keuangan AS Prediksi Kenaikan Suhu Global Capai 3 Derajat Tahun Ini

Strategic Lead for Climate European Centre for Medium-Range Weather Forecasts Samantha Burgess mengatakan, beberaoa wilayah Eropa juga mengalami curah hujan esktrem yang kontras dengan kenaikan suhu.

Di antara wilayah yang mengalami kondisi lebih basah dari rata-rata adalah Semenanjung Iberia, Norwegia, sebagian Islandia, dan Rusia barat laut.

Sementara itu, Inggris, Irlandia, wilayah Eropa tengah, dan wilayah tenggara termasuk Yunani dan Turkiye lebih kering dari biasanya.

"Banyak daerah mengalami Maret terkering yang pernah tercatat dan daerah lain mengalami Maret terbasah yang pernah tercatat setidaknya selama 47 tahun terakhir," kata Burgess, dilansir dari Earth.org, Selasa (8/4/2025).

Sementara itu di seluruh dunia, Maret 2025 menjadi bulan Maret dengan rata-rata suhu tertinggi kedua sepanjang sejarah pencatatan.

Baca juga: Hutan Lestari, Solusi Alami Turunkan Suhu Bumi

Suhu rata-rata permukaan Bumi sepanjang Maret 2025 tercatat sebesar 14,06 derajat celsius, naik 1,60 derajat celsius di atas tingkat pra-industri.

Situasi tersebut juga menjadikan Maret 2025 sebagai bulan ke-20 dalam 21 bulan terakhir di mana suhu permukaan udara rata-rata global naik lebih dari 1,5 derajat celsius. 

Ambang batas 1,5 derajat celsius disepakati oleh 196 pihak dan negara dalam Perjanjian Paris 2015 yang mengikat secara hukum. 

Mereka sepakat untuk membatasi kenaikan suhu Bumi tidak lebih dari 1,5 derajat celsius di atas tingkat pra-industri pada akhir abad ini. 

Di luar batas ini, para ahli memperingatkan bahwa titik kritis akan terlampaui, yang bisa menyebabkan konsekuensi menghancurkan dan berpotensi tidak dapat diubah.

Baca juga: WMO Konfirmasi 2024 Tahun Terpanas, Suhu Naik 1,55 Derajat Celsius

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau