Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alat AI diluncurkan untuk menandai risiko greenwashing di perusahaan

Kompas.com - 09/04/2025, 17:15 WIB
Eriana Widya Astuti,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Perusahaan perangkat lunak, GaiaLens baru-baru ini meluncurkan alat berbasis AI yang dikembangkan melalui kemitraan dengan Aberdeen dan HSBC, untuk mendukung investor dalam mengidentifikasi greenwashing di perusahaan.

Alat Analisis Greenwashing Berbasis AI menggunakan data untuk menilai kinerja ESG, dampak iklim, dan kontroversi yang muncul pada suatu perusahaan.

Selain itu, alat ini bisa digunakan untuk melihat target perusahaan, siaran pers, dan komunikasi lainnya sehingga bisa dibandingkan dengan data kuantitatif, seperti emisi yang dilaporkan dan hasil kontroversi, untuk menilai tanda-tanda greenwashing pada suatu perusahaan.

Baca juga: Bagaimana Agar Perusahaan Terhindar dari Praktik Greenwashing?

CEO dan pendiri GaiaLens, Gordon Tveito-Duncan mengatakan bahwa, alat untuk membantu mendeteksi greenwashing ini dapat menguji data kinerja ESG secara ketat baik di tingkat perusahaan maupun pendanaan.

“Hal ini jelas sangat membantu investor untuk terhindar risiko greenwashing pada suatu perusahaan. Dengan memberikan transparansi dan akuntabilitas, kami memberdayakan investor untuk membuat keputusan yang tepat dan bertanggung jawab.” ujar Gordon sebagaimana dikutip dari esgclarity.com pada Rabu (09/04/2025).

Greenwashing adalah praktik klaim yang dilakukan perusahaan untuk membuat seolah-olah ramah lingkungan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan penjualan dan citra perusahaan, tanpa mengubah praktik bisnis yang merusak lingkungan.

Baca juga: Greenwashing: Pengertian, Sejarah, dan Ciri-cirinya

Selain itu, greenwashing juga dapat terjadi ketika perusahaan berupaya menekankan aspek keberlanjutan untuk menutupi keterlibatan perusahaan dalam praktik yang merusak lingkungan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

KG Media Berkomitmen soal Kredibilitas dan Independensi Lestari Awards

KG Media Berkomitmen soal Kredibilitas dan Independensi Lestari Awards

Swasta
Zulhas: Banyak Investor Antre untuk Kelola Sampah tapi Terkendala Aturan

Zulhas: Banyak Investor Antre untuk Kelola Sampah tapi Terkendala Aturan

Pemerintah
Selamatkan Badak Sumatera dari Kepunahan, Peneliti IPB Pikirkan Metode Bayi Tabung

Selamatkan Badak Sumatera dari Kepunahan, Peneliti IPB Pikirkan Metode Bayi Tabung

LSM/Figur
Masyarakat Indonesia Timur Diminta Waspada Cuaca Ekstrem Imbas Bibit Siklon Tropis di Laut Timor

Masyarakat Indonesia Timur Diminta Waspada Cuaca Ekstrem Imbas Bibit Siklon Tropis di Laut Timor

Pemerintah
Soal Timbunan Sampah Medis di Permukiman Karawang, DLHK: Kelalaian Rumah Sakit

Soal Timbunan Sampah Medis di Permukiman Karawang, DLHK: Kelalaian Rumah Sakit

Pemerintah
Perkembangan AI: Solusi atau Justru Memperparah Krisis Iklim?

Perkembangan AI: Solusi atau Justru Memperparah Krisis Iklim?

LSM/Figur
La Nina Dinyatakan Berakhir, Bagaimana Dampaknya di Indonesia?

La Nina Dinyatakan Berakhir, Bagaimana Dampaknya di Indonesia?

Pemerintah
Pertumbuhan PLTU Batu Bara Dunia Turun, Bagaimana Indonesia?

Pertumbuhan PLTU Batu Bara Dunia Turun, Bagaimana Indonesia?

LSM/Figur
Danantara: Bisnis Pengolahan Sampah Bisa Balik Modal 5 Tahun

Danantara: Bisnis Pengolahan Sampah Bisa Balik Modal 5 Tahun

Pemerintah
KLH Tak Kesampingkan Isu Polutan Berbahaya Pemicu Kanker dari PLTSa

KLH Tak Kesampingkan Isu Polutan Berbahaya Pemicu Kanker dari PLTSa

Pemerintah
Perusahaan Jerman Tingkatkan Fasilitas Daur Ulang Tembaga Di AS

Perusahaan Jerman Tingkatkan Fasilitas Daur Ulang Tembaga Di AS

Swasta
Konsumsi BBM Lebaran 2025 Turun dari 2024, KESDM: Kendaraan Listrik Naik

Konsumsi BBM Lebaran 2025 Turun dari 2024, KESDM: Kendaraan Listrik Naik

Pemerintah
AS Keluar dari Pembicaraan Penting soal Pengurangan Polusi Kapal Laut

AS Keluar dari Pembicaraan Penting soal Pengurangan Polusi Kapal Laut

Swasta
Tak Ada Kapal Laut, 4.000 Masyarakat Adat di Enggano Terancam Terisolasi

Tak Ada Kapal Laut, 4.000 Masyarakat Adat di Enggano Terancam Terisolasi

Pemerintah
Kapal Pesiar Bertenaga Hidrogen Pertama Di Dunia Akan Segera Diluncurkan

Kapal Pesiar Bertenaga Hidrogen Pertama Di Dunia Akan Segera Diluncurkan

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau