Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 26 Desember 2023, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Indonesia memiliki potensi energi terbarukan yang sangat besar, salah satunya adalah energi surya.

Menurut Outlook Energi Indonesia 2022 yang dirilis Dewan Energi Nasional (DEN), total potensi energi terbarukan di Indonesia mencapai 3.643 gigawatt (GW). Dari total potensi tersebut, energi surya memiliki potensi yang sangat besar yaitu 3.294 GW.

Dalam Rencana Umum energi Nasional (RUEN), energi terbarukan ditarget dapat berkontribusi sebesar 23 persen terhadap bauran energi nasional pada 2025.

Baca juga: Pemasangan PLTS Atap di Sektor Industri Efektuf untuk Dekarbonisasi

Dari target tersebut, pemanfaatan energi surya menjadi energi listrik dengan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) diupayakan mencapai 4,7 GW.

Meski demikian, menurut Handbook of Energy & Economic Statistics of Indonesia 2021, kapasitas terpasang PLTS baik yang on-grid maupun off-grid baru sebesar 272,22 megawatt peak (MWp) pada 2021.

Pengembangan PLTS di Indonesia tersebar di berbagai wilayah. Di antaranya, ada PLTS dengan kapasitas terpasang yang besar.

Dilansir dari berbagai sumber, berikut empat PLTS terbesar di Indonesia berdasarkan kapasitas terpasanya.

Baca juga: Sebar PLTS Jadi Solusi atas Hambatan Energi Surya

1. PLTS Terapung Cirata

Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat. Dok. PLN Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata yang berlokasi di Purwakarta, Jawa Barat.

PLTS Terapung Cirata terletak di Waduk Cirata, Purwakarta, Jawa Barat, diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 9 November 2023.

PLTS Terapung Cirata merupakan PLTS terapung terbesar di Indonesia dan se-Asia Tenggara dengan total kapasitas terpasang 192 MWp.

Proyek ini merupakan salah satu Proyek Strategis Nasional (PSN) hasil kolaborasi Indonesia dengan Uni Emirat Arab (UEA), yang melibatkan subholding PLN Nusantara Power dengan Masdar.

Dengan luas Waduk Cirata hingga lebih dari 6.200 hektare, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif optimistis, kapasitas terpasang PLTS terapung masih bisa dioptimalkan hingga 1,2 gigawatt peak (GWp).

Kapasitas PLTS Terapung Cirata masih bisa dikembangkan lebih besar lagi, dengan total potensi maksimum mencapai sekitar 1,2 GWp apabila memanfaatkan 20 persen dari luas total Waduk Cirata.

Baca juga: Penetrasi PLTS Butuh Sistem yang Fleksibel dan Komprehensif

2. PLTS Likupang

Panel surya di PLTS Likupang.Kementerian ESDM Panel surya di PLTS Likupang.

PLTS Likupang diresmikan pada 5 September 2019 dengan masa konstruksi sekitar 1,5 tahun dan total biaya investasi 29,2 juta dollar AS.

PLTS Likupang berada di Desa Wineru, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Provinsi Sulawesi Utara. 

Pada lokasi tersebut terdapat sekitar 64.640 panel surya tersusun di atas ladang sinar matahari seluas 29 hektar.

PLTS Likupang memiliki kapasitas terpasang 21 MWp yang menopang kelistrikan di jaringan PLN Sulutgo (Sulawesi Utara-Gorontalo).

Baca juga: Penetrasi PLTS Butuh Sistem yang Fleksibel dan Komprehensif

3. PLTS Atap Coca-Cola

Perusahaan Coca-Cola Amatil memasang PLTS seluas 72.000 meter di atap pabrik perusahaan Coca-Cola di Cikarang, Jawa Barat.

Kapasitas terpasang PLTS atap di perusahaan tersebut mencapai 7,2 MWp dan pernah diklaim sebagai salah satu yang terbesar di kawasan ASEAN.

Total investasi PLTS atap di pabrik perusahaan Coca-Cola tersebut mencapai Rp 87 miliar.

Produksi PLTS atap di pabrik Coca-Cola diperkirakan mencapai 9,6 juta kilowatt jam (kWh) per tahun. 

Coca-Cola berencana memperluas pemakaian panel tenaga surya atap di pabrik yang berlokasi di Semarang, Jawa Tengah; Medan, Sumatera Utara; dan di Surabaya, Jawa Timur.

Baca juga: SMI Guyur Alam Energy Rp 41 Miliar Kembangkan Instalasi PLTS Industri

4. PLTS Oelpuah

Petugas PLN memeriksa kualitas pasokan listrik ketika berkunjung ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Kupang di Desa Oelpuah, Kabupaten Kupang, NTT, Kamis (20/7/2017). PLTS Kupang berkapasitas 5 MWp tersebut merupakan pembangkit tenaga listrik terbesar di Indonesia yang beroperasi sejak 27 Desember 2015 dan memberikan pasokan listrik ke wilayah Kabupaten Kupang dan Kota Kupang. ANTARA FOTO/Widodo S Jusuf Petugas PLN memeriksa kualitas pasokan listrik ketika berkunjung ke Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Kupang di Desa Oelpuah, Kabupaten Kupang, NTT, Kamis (20/7/2017). PLTS Kupang berkapasitas 5 MWp tersebut merupakan pembangkit tenaga listrik terbesar di Indonesia yang beroperasi sejak 27 Desember 2015 dan memberikan pasokan listrik ke wilayah Kabupaten Kupang dan Kota Kupang.

PLTS Oelpuah terletak di Desa Oelpuah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur.

PLTS ini memiliki kapasitas terpasang 5 MWp yang terdiri atas 22.008 modul surya di hamparan areal seluas 7,5 hektare.

PLTS Oelpuah dibangun di awal 2015 dan diresmikan Presiden Joko Widodo pada Januari 2016.

Fasilitas pembangkit listrik ini menyumbang 4-5 persen listrik dari total 160 MW sistem kelistrikan di Timor.

Baca juga: Fase Pertama PLTS IKN Beroperasi Februari Tahun Depan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
IEA: Dunia Menjadi Lebih Hemat Energi, tetapi Belum Cukup Cepat
IEA: Dunia Menjadi Lebih Hemat Energi, tetapi Belum Cukup Cepat
Pemerintah
Intensifikasi Lahan Tanpa Memperluas Area Tanam Kunci Keberlanjutan Perkebunan Sawit
Intensifikasi Lahan Tanpa Memperluas Area Tanam Kunci Keberlanjutan Perkebunan Sawit
Swasta
Industri Penerbangan Asia Pasifik Siap Penuhi Target 5 Persen Avtur Berkelanjutan
Industri Penerbangan Asia Pasifik Siap Penuhi Target 5 Persen Avtur Berkelanjutan
Pemerintah
Indonesia Ingin Bangun PLTN, tapi Geopolitik Jadi Pertimbangan Utama
Indonesia Ingin Bangun PLTN, tapi Geopolitik Jadi Pertimbangan Utama
Pemerintah
Cerita dari Pulau Obi: Reklamasi Tambang Tak Sekadar Menanam Ulang
Cerita dari Pulau Obi: Reklamasi Tambang Tak Sekadar Menanam Ulang
Swasta
Momen Haru, Orangutan Artemis dan Gieke Kembali ke Hutan Setelah Rehabilitasi
Momen Haru, Orangutan Artemis dan Gieke Kembali ke Hutan Setelah Rehabilitasi
Pemerintah
Survei Deloitte: Eksekutif Terus Berinvestasi dalam Keberlanjutan
Survei Deloitte: Eksekutif Terus Berinvestasi dalam Keberlanjutan
Swasta
Arktik Terdalam Memanas, Krisis Iklim Meluas
Arktik Terdalam Memanas, Krisis Iklim Meluas
Pemerintah
IESR: RI Belum Siap Transisi Energi karena Lembaga Pembayaran Gelontorkan Dana ke Energi Fosil
IESR: RI Belum Siap Transisi Energi karena Lembaga Pembayaran Gelontorkan Dana ke Energi Fosil
LSM/Figur
BMKG Perkirakan Hujan Terjadi di Sejumlah Daerah hingga 27 November
BMKG Perkirakan Hujan Terjadi di Sejumlah Daerah hingga 27 November
Pemerintah
Ancaman Pengasaman Laut di Perairan Paparan Sunda
Ancaman Pengasaman Laut di Perairan Paparan Sunda
Pemerintah
Perubahan Iklim Berisiko Tingkatkan Penyakit Pernapasan hingga Gangguan Mental
Perubahan Iklim Berisiko Tingkatkan Penyakit Pernapasan hingga Gangguan Mental
LSM/Figur
Bentrok dengan Komitmen Iklim, Reklamasi Surabaya Ancam 900 Hektar Mangrove
Bentrok dengan Komitmen Iklim, Reklamasi Surabaya Ancam 900 Hektar Mangrove
LSM/Figur
Satu Dekade RI Gagal Capai Target Bauran Energi Terbarukan, Penasihat Presiden: Memang Kita Negara Berkembang
Satu Dekade RI Gagal Capai Target Bauran Energi Terbarukan, Penasihat Presiden: Memang Kita Negara Berkembang
LSM/Figur
Pemerintah Dinilai Tidak Kompak Dorong Energi Terbarukan
Pemerintah Dinilai Tidak Kompak Dorong Energi Terbarukan
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Memuat pilihan harga...
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau