KOMPAS.com - Fase pertama pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) 10 megawatt (MW) dari total kapasitas 50 MW di Ibu Kota Nusantara (IKN) ditarget dapat beroperasi pada Februari 2024.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Perusahaan Listrik Negara Nusantara Power (PLN NP) Ruly Firmansyah dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI di Jakarta, Senin (27/11/2023).
Ruly mengatakan, PLTS IKN berkapasitas 50 MW telah dimulai pembangunannya atau groundbreaking.
Baca juga: EMI dan Sojitz Kerjasama Tingkatkan Penetrasi PLTS Atap di Indonesia
"Kami berkontribusi terhadap pembangunan IKN melalui pembangunan PLTS di darat sebesar 50 MW," ujarnya, sebagaimana dilansir Antara.
Sisanya yakni sebesar 40 MW, lanjut Ruly, beroperasi pada Bulan Mei tahun depan.
Proyek pembangunan PLTS IKN berkapasitas 50 MW tersebut juga dilengkapi sistem penyimpanan energi baterai atau battery energy storage system (BESS).
"Di sini kami sudah menggunakan baterai sebesar 10 MW," kata Ruly.
Baca juga: PLTS Terapung Cirata Pangkas Emisi Karbon 214.000 Ton per Tahun
Penerapan BESS di PLTS IKN merupakan bagian dari implementasi oleh PLN NP.
"Untuk saat ini implementasi BESS yang paling dominan adalah energy storage systems untuk hybrid dengan pembangkit tenaga listrik energi baru terbarukan (EBT) yang dikembangkan seperti di PLTS Bawean, PLTS terapung Cirata, dan PLTS IKN," kata Ruly.
Sebagai informasi, pasokan listrik di IKN pada HUT RI 17 Agustus 2024 nantinya berasal dari PLTS.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, groundbreaking PLTS berkapasitas 50 MW di IKN dilaksanakan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Kamis (2/11/2023).
Baca juga: Setelah Cirata, PLTS Terapung Bakal Dikembangkan di Lokasi Lain
"Ini adalah pionir pembangkit energi terbarukan di IKN," tutur Jokowi.
PLTS ini akan memproduksi energi hijau sekitar 93 gigawatt per jam (GWh) per tahun, dan mampu mereduksi emisi sebesar 104.000 ton karbon dioksida per tahun.
Dalam pembangunan PLTS tersebut, Jokowi meminta agar tidak ada kabel yang bergelantungan di udara.
"Yang saya minta, sejak awal kabelnya jangan kelihatan mata, harus semuanya ground cable, dimasukkan ke ducting di bawah tanah," ucap Jokowi.
Baca juga: PLTS Terapung Cirata Diresmikan, Potensi Waduk Lain Menanti Digarap
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya