Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/12/2023, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Lapangan kerja bidang energi terbarukan di seluruh dunia melonjak dua kali lipat lebih dalam 10 tahun terakhir.

Pada 2022, ada 13,7 juta orang yang bekerja di bidang energi terbarukan.

Bila dibandingkan 10 tahun lalu, atau 2012, hanya ada 7,3 juta lapangan kerja di bidang energi terbarukan.

Baca juga: Lapangan Kerja dan Upah Meningkat, Ini Deretan Dampak Positif Ekonomi Hijau di Indonesia

Hal tersebut tertuang dalam studi terbaru dari Badan Energi Terbarukan Internasional atau International Renewable Energy Agency (Irena) dan Organisasi Buruh Internasional atau International Labour Organization (ILO).

Laporan bertajuk Renewable Energy and Jobs: Annual Review 2023 tersebut merupakan edisi kesepuluh dari laporan sejenis.

Laporan tersebut menemukan, energi terbarukan menarik peningkatan investasi, sehingga menciptakan lapangan kerja di banyak negara.

Dari berbagai jenis teknologi energi terbarukan, sektor pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) menyumbang lapangan kerja terbesar pada 2022.

Baca juga: Optimalisasi Ekonomi Biru Bisa Ciptakan 12 Juta Lapangan Kerja

Sektor PLTS menyerap 4,9 juta lapangan kerja, lebih dari sepertiga dari total tenaga kerja di bidang energi terbarukan.

10 negara yang paling banyak menyerap tenaga kerja di sektor PLTS adalah China, India, Amerika Serikat (AS), Brasil, Jepang, Vietnam, Polandia, Jerman, Spanyol, dan Australia.

Dari angka tersebut, negara-negara di kawasan Asia menampung 73 persen tenaga kerja PLTS di dunia.

Berikut daftar lapangan kerja di bidang energi terbarukan 2022 menurut laporan Irena dan ILO.

Baca juga: PaperOne 25 Tahun, Ciptakan 9.000 Lapangan Kerja

  • PLTS: 4,9 juta orang
  • Bahan bakar nabati cair: 2,49 juta orang
  • Pembangkit listrik tenaga air (PLTA): 2,48 juta orang
  • Pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB): 1,4 juta orang
  • Bahan bakar nabati padat: 779.000 orang
  • Solar heating: 712.00 orang
  • Biogas: 308.000 orang
  • Heat pump: 241.000 orang
  • Panas bumi: 152.000 orang
  • Lainnya: 149.000 orang
  • Concentrated solar power (CSP): 80.000 orang
  • Sampah perkotaan dan industri: 27.000 orang
  • Energi ombak: 1.000 orang

Di satu sisi, diprediksi peluang tenaga kerja di bidang energi terbarukan di masa depan akan tetap meningkat.

Direktur Jenderal ILO Gilbert F Houngbo mengatakan, untuk semakin meningkatkan kualitas dan pertumbuhan lapangan kerja hijau, dibutuhkan pula kebijakan yang kuat.

"Kebijakan khusus untuk pertumbuhan makroekonomi yang inklusif, perusahaan yang berkelanjutan, pengembangan keterampilan, intervensi aktif pasar tenaga kerja lain, perlindungan sosial, keselamatan dan kesehatan kerja serta hak-hak lain di tempat kerja, serta menemukan solusi baru melalui dialog sosial," kata Houngbo.

Baca juga: Kurangnya Lapangan Kerja Jadi Tantangan Bonus Demografi Indonesia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

Semakin Ditunda, Ongkos Atasi Krisis Iklim Semakin Besar

LSM/Figur
Harus 'Segmented', Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Harus "Segmented", Kunci Bisnis Sewa Pakaian untuk Dukung Lingkungan

Swasta
ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

ING Jadi Bank Global Pertama dengan Target Iklim yang Divalidasi SBTi

Swasta
Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Dekarbonisasi Baja dan Logam, Uni Eropa Luncurkan Rencana Aksi

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau