Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 26/12/2023, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Perubahan iklim dan transisi energi belum menjadi isu utama dari ketiga pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) yang akan berkontestasi dalam Pemilihan PResiden (Pilpres) 2024.

Kesimpulan tersebut tertuang dalam hasil penelitian terbaru yang dilakukan Yayasan Indonesia Cerah dan Markdata.

Studi berjudul "Analisis Big Data Rekam Jejak Capres-Cawapres 2024 dalam Isu Iklim dan Transisi Energi" tersebut diliris pada 20 Desember 2023.

Baca juga: Berharap Capres-Cawapres 2024 Jadi Advokator Sungai

Penelitian tersebut menganalisis konten yang membandingkan informasi dari setiap pernyataan yang dikemukakan para capres dan cawapres dalam pemberitaan media online, visi-misi, dan unggahan media sosial Instagram mengenai isu krisis iklim dan transisi energi.

Rentang periode penarikan data dalam penelitian tersebut berlangsung selama satu tahun, dimulai 25 Oktober 2022 sampai 25 Oktober 2023.

Berdasarkan hasil penelitian, ketiga pasangan capres dan cawapres secara umum sudah membicarakan isu mengenai iklim dan transisi energi.

Hal tersebut terpantau melalui pemberitaan di media maupun dalam dokumen visi dan misi masing-masing kandidat.

Baca juga: Debat Cawapres Tidak Kupas Ekonomi Hijau

Menurut studi tersebut, pasangan nomor urut 1 (Anies - Muhaimin) paling banyak membicarakan isu iklim dan transisi energi, tetapi memiliki bobot yang dasar.

Sedangkan pasangan nomor urut 2 (Prabowo-Gibran) paling sedikit membicarakan isu iklim dan transisi energi.

Sementara pasangan nomor urut 3 (Ganjar-Mahfud) cukup banyak membicarakan isu iklim dan transisi energi, tetapi memiliki bobot yang cukup menengah.

Akan tetapi, isu iklim dan transisi energi belum menjadi perhatian utama dari ketiga pasangan capres dan cawapres.

Baca juga: Belum Ada Capres Paparkan Pemulihan Korban Karhutla

"Hal ini terlihat dari inkonsistensi seluruh pasangan dalam isu yang diangkat," tulis tim penyusun dalam studi tersebut.

"Terdapat gap (perbedaan) antara yang banyak disebut dalam pemberitaan dengan yang
tercantum dalam dokumen visi dan misi," sambung tim penyusun.

Selain itu, tidak ada pasangan yang paling banyak membicarakan topik-topik energi dan iklim dengan level advance atau mutakhir, baik dalam pemberitaan maupun dalam dokumen visi dan misi.

Kurangnya bahasan tersebut memperlihatkan kurangnya artikulasi dan pendekatan yang solutif oleh masing-masing pasangan terkait isu iklim dan transisi energi.

Baca juga: Capres-Cawapres Harus Paparkan Strategi Energi Terbarukan Secara Masif

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bahlil Minta Kontraktor Migas Ikut Garap Fasilitas Penangkap Karbon
Bahlil Minta Kontraktor Migas Ikut Garap Fasilitas Penangkap Karbon
Pemerintah
Selesai Rehabilitasi, 5 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Tengah
Selesai Rehabilitasi, 5 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Tengah
Pemerintah
Menteri LH Minta Stop Impor Plastik 'Virgin', Perluas Tanggung Jawab Produsen
Menteri LH Minta Stop Impor Plastik "Virgin", Perluas Tanggung Jawab Produsen
Pemerintah
4 Juta Hektare Area Riau Berubah Jadi Lahan Sawit, Ancam Biodiversitas
4 Juta Hektare Area Riau Berubah Jadi Lahan Sawit, Ancam Biodiversitas
Pemerintah
Anggrek Baru Ditemukan di Kalimantan, Bukti Besarnya Potensi Hutan
Anggrek Baru Ditemukan di Kalimantan, Bukti Besarnya Potensi Hutan
Pemerintah
DLH Jakarta Minta Warga Tak Buang Limbah Hewan Kurban Sembarangan
DLH Jakarta Minta Warga Tak Buang Limbah Hewan Kurban Sembarangan
Pemerintah
Mengoptimalkan Panas Bumi untuk Akselerasi Energi Terbarukan
Mengoptimalkan Panas Bumi untuk Akselerasi Energi Terbarukan
Pemerintah
Jurus KLH Atasi Polusi Udara Jabodetabek di Tengah Musim Kemarau
Jurus KLH Atasi Polusi Udara Jabodetabek di Tengah Musim Kemarau
Pemerintah
Dukung Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
Dukung Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
BUMN
Wujudkan Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
Wujudkan Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
BUMN
Mengapa Lamun Penting untuk Tangkal Perubahan Iklim?
Mengapa Lamun Penting untuk Tangkal Perubahan Iklim?
LSM/Figur
Ilmuwan Ungkap, Hidrogen Tersembunyi Bisa Pasok Energi 170.000 Tahun
Ilmuwan Ungkap, Hidrogen Tersembunyi Bisa Pasok Energi 170.000 Tahun
LSM/Figur
PBB: Hanya Aksi Emisi Tegas yang Bisa Pulihkan Ekonomi
PBB: Hanya Aksi Emisi Tegas yang Bisa Pulihkan Ekonomi
Pemerintah
Trump Batalkan Penghentian Proyek Tenaga Angin Raksasa di New York
Trump Batalkan Penghentian Proyek Tenaga Angin Raksasa di New York
Pemerintah
Menteri LH: RI Akan Minta Negara Maju Bantu Kelola Sampah Plastik
Menteri LH: RI Akan Minta Negara Maju Bantu Kelola Sampah Plastik
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau