Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kematian Ibu Masih Tinggi, Upaya Komprehensif Diperlukan

Kompas.com - 28/12/2023, 11:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia, masih tinggi. Menurut data Kementerian Kesehatan RI, AKI pada tahun 2022 adalah 183 per 100.000 kelahiran hidup. 

Angka ini masih jauh dari target Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditetapkan oleh World Health Organizations (WHO) yaitu 70 per 100.000 kelahiran hidup.

Dokter spesialis kebidanan dan penyakit kandungan yang berpraktik di RSKB Columbia Asia Semarang Nidya Kartika Dewi mengatakan, AKI adalah salah satu indikator penting untuk mengukur derajat kesehatan masyarakat.

"Tingginya AKI menunjukkan bahwa masih banyak ibu hamil dan melahirkan yang tidak mendapatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas,” ujar Nidya.

Menurutnya, penyebab AKI di Indonesia bervariasi, antara lain: pendarahan pascapersalinan, infeksi nifas, komplikasi kehamilan seperti preeklamsia dan eklamsia, komplikasi persalinan seperti partus lama dan distosia, kelainan bawaan pada bayi, dan enyakit menular seperti HIV/AIDS dan malaria.

Baca juga: Ada 985 Kasus Bunuh Diri Remaja, Kesehatan Mental Penyebab Utama

Sementara faktor-faktor yang dapat meningkatkan risiko AKI antara lain: usia ibu yang terlalu muda atau terlalu tua, jarak kelahiran yang terlalu dekat, anemia, obesitas, dan penyakit penyerta, seperti hipertensi dan diabetes,

Untuk menurunkan AKI, lanjut Nidya, diperlukan upaya yang komprehensif dari berbagai pihak, termasuk pemerintah, tenaga kesehatan, dan masyarakat.

Selain itu, pemerintah perlu meningkatkan akses layanan kesehatan yang berkualitas, terutama di daerah-daerah terpencil. 

Tenaga kesehatan perlu meningkatkan kompetensi dan keterampilannya dalam menangani kehamilan, persalinan, dan nifas. "Masyarakat juga perlu meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan ibu dan bayi," imbuh Nidya.

RS Columbia Asia berkomitmen untuk mendukung upaya penurunan AKI di Indonesia. Rumah sakit ini menyediakan layanan kesehatan maternal, termasuk antenatal care, persalinan normal, dan pasca persalinan, serta edukasi tentang kesehatan ibu dan bayi.

Baca juga: Lakukan Transformasi Kesehatan, Menkes Budi Gunadi Raih Penghargaan WOCPM Paris

“Kami berharap upaya-upaya yang dilakukan oleh berbagai pihak dapat menurunkan AKI di Indonesia dan mewujudkan Indonesia yang sehat dan sejahtera,” kata Marketing Communication Manager Rumah Sakit Columbia Asia Indonesia Muhammad Ridwan Mukhlis.

Hal ini juga yang mendorong RS Columbia Asia untuk merilis ulang program Columbia Venus Membership bertepatan dengan hari Ibu Nasional pada 22 Desember 2023.

“Program ini merupakan cara kami untuk mendukung program pemerintah dalam mengatasi tingginya AKI di Indonesia. Seluruh perempua, ibu maupun calon ibu dapat memperoleh hak perawatan-perawatan," tambahnya.

Adapun tenaga kesehatan perempuan yang menempati posisi dokter umum, ahli gizi, dokter spesialis, perawat, dan tenaga kesehatan lainnya di RS Columbia Asia Indonesia jumlahnya cukup signifikan.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau