Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
David Firnando Silalahi
ASN Kementerian ESDM

Pelayan rakyat (ASN) di Kementerian ESDM, Kandidat Doktor pada School of Engineering, Australian National University, dengan topik penelitian "100% Renewable Energy Integration for Indonesia"

Hasil Riset, Indonesia Mampu Produksi Listrik 100 Persen dari Energi Terbarukan

Kompas.com - 29/12/2023, 07:26 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA berkomitmen untuk mencapai 'net zero carbon emissions' pada 2060 atau bahkan lebih cepat. Komitmen ini sekaligus janji Indonesia kepada dunia internasional.

Janji ini tidak bisa sekadar janji semata, melainkan menjadi tanggung jawab dan harga diri bangsa untuk mewujudkannya.

Saat ini, listrik yang kita nikmati 86 persen diproduksi dari energi fosil, 64 persen di antaranya berasal dari PLTU batu bara.

Kita semua tahu batu bara merupakan penyumbang emisi paling besar. Jika memang janji net zero carbon emissions adalah harga diri bangsa, maka produksi listrik seperti itu mesti dihentikan.

Ada yang pesimistis, ada yang optimistis. Saya masuk pada kelompok yang optimistis dan yakin Indonesia bisa. Minimal pada sektor listrik. Kok bisa? Berikut penjelasannya.

Potensi energi terbarukan dan pumped storage

Indonesia punya potensi energi terbarukan yang besar. Mulai dari energi surya, bayu, hidro, bioenergi, panas bumi, dan juga arus laut yang totalnya sebesar 3700 gigawatt (ESDM).

Jika merujuk penelitian kami di The Australian National University, Indonesia punya potensi energi terbarukan yang jauh lebih besar daripada catatan Kementerian ESDM tersebut.

Hanya energi surya, jika dikembangkan pada bekas lahan tambang, terapung di danau, terapung di laut, totalnya mencapai 15.000 GW dengan potensi produksi listrik sebesar 200.000 TWh per tahun.

Detail perhitungan potensi ini dapat dibaca lebih lanjut di artikel jurnal internasional dengan judul "Indonesia’s Vast Solar Energy Potential" dan "Global Atlas of Marine Floating Solar PV Potential".

Namun, jika bertumpu pada energi surya, pasokan listrik tidak tersedia berkesinambungan karena matahari tidak bersinar 24 jam.

Untuk memastikan adanya listrik yang terus menerus, termasuk saat musim hujan, diperlukan fasilitas penyimpanan energi yang besar.

Untungnya, Indonesia juga punya potensi penyimpanan energi alami berupa PLTA pumped storage.

Kita memiliki 26.000 lokasi potensial untuk pengembangan PLTA off-river pumped storage, dengan kapasitas penyimpanan terbesar dan perkiraan biaya termurah, dengan total potensi 321 TWh.

Detail potensi ini dapat dibaca lebih lanjut pada artikel jurnal berjudul "Indonesia's Vast Off-River Pumped Hydro Energy Storage Potential".

Dengan memaksimalkan potensi energi surya, pembangkit energi terbarukan eksisting, potensi PLTA pumped storage, PLTU yang ada perlahan dipensiunkan sesuai umur operasinya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Ekonomi Vs Alam, Bagaimana Bisnis Bisa Jadi Motor Transisi Menuju Nature-Positive Economy?
Ekonomi Vs Alam, Bagaimana Bisnis Bisa Jadi Motor Transisi Menuju Nature-Positive Economy?
LSM/Figur
Dari Sampah hingga Transportasi Hijau, Jalan Panjang Jakarta Menuju Kota Berdaya Saing Dunia
Dari Sampah hingga Transportasi Hijau, Jalan Panjang Jakarta Menuju Kota Berdaya Saing Dunia
Pemerintah
IEA Proyeksikan Kapasitas Geothermal Global Naik Tiga Kali Lipat pada 2030
IEA Proyeksikan Kapasitas Geothermal Global Naik Tiga Kali Lipat pada 2030
Pemerintah
Laporan WHO: Hanya 3 Wilayah yang Berhasil Kurangi Penggunaan Tembakau 30 Persen
Laporan WHO: Hanya 3 Wilayah yang Berhasil Kurangi Penggunaan Tembakau 30 Persen
Pemerintah
CEO Lebih Yakin Capai Target Nol Bersih Berkat AI
CEO Lebih Yakin Capai Target Nol Bersih Berkat AI
Pemerintah
KLH Dekontaminasi 4 Kegiatan Usaha di Cikande yang Terpapar Cesium 137
KLH Dekontaminasi 4 Kegiatan Usaha di Cikande yang Terpapar Cesium 137
Pemerintah
Agar Berhasil, Konsumsi Berkelanjutan Harus Menjadi Norma Sosial
Agar Berhasil, Konsumsi Berkelanjutan Harus Menjadi Norma Sosial
LSM/Figur
KLH Identifikasi Potensi 17,27 Juta Ton Karbon di Bawah Skema Verra
KLH Identifikasi Potensi 17,27 Juta Ton Karbon di Bawah Skema Verra
Pemerintah
Event Marathon Ini Beri Dampak Ekonomi ke Masyarakat Bali hingga Rp 170,8 Miliar
Event Marathon Ini Beri Dampak Ekonomi ke Masyarakat Bali hingga Rp 170,8 Miliar
Swasta
Teknologi Berbasis AI 'FishFace' Dikenalkan, Bantu Nelayan Data Ikan dan Awasi Stok
Teknologi Berbasis AI "FishFace" Dikenalkan, Bantu Nelayan Data Ikan dan Awasi Stok
LSM/Figur
IESR Desak Reformasi Pengadaan EBT, Lancarkan Transisi Energi yang Tersendat
IESR Desak Reformasi Pengadaan EBT, Lancarkan Transisi Energi yang Tersendat
LSM/Figur
TikTok Buktikan Kekuatan Konten Kuliner, dari Viral Jadi Peluang Bisnis
TikTok Buktikan Kekuatan Konten Kuliner, dari Viral Jadi Peluang Bisnis
Swasta
Walhi: Wacana PSN di Merauke Picu Konflik dan Tak Hormati Masyarakat Adat
Walhi: Wacana PSN di Merauke Picu Konflik dan Tak Hormati Masyarakat Adat
LSM/Figur
Bappenas: Ekosistem di Indonesia Belum Dukung Warga Bekerja Lebih Produktif
Bappenas: Ekosistem di Indonesia Belum Dukung Warga Bekerja Lebih Produktif
Pemerintah
Konservasi Indonesia-The Alliance Percepat Energi Bersih di Kawasan Pesisir
Konservasi Indonesia-The Alliance Percepat Energi Bersih di Kawasan Pesisir
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau