Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkiprah di UN-PKFC, Rantastia Raih Berbagai Penghargaan Dunia

Kompas.com - 31/12/2023, 21:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - Rantastia Nur Alangan meraih berbagai penghargaan melalui pengabdiannya di United Peace Keepers Federal Council (UNPKFC) atau Dewan Pasukan Penjaga Perdamaian Perserikatan Bangsa Bangsa.

Pada tahun 2023, Let. Gen. Rantastia Nur Alangan menerima penghargaan "President Volunteer Service Award" (PVSA) dari Pemerintah Amerika Serikat.

Sebagai informasi, PVSA merupakan penghargaan prestisius di Amerika Serikat yang diberikan kepada relawan yang telah memberikan kontribusi signifikan dalam bidang pendidikan, kesehatan, lingkungan, atau bantuan kemanusiaan.

Bersama dengan Aphinita Chaichana dan Gen. Sultan Azam Temuri (Kepala UNAMID periode 2018-2020), Rantastia berperan aktif dalam pengembangan UNPKFC sejak tahun 2019 hingga 2022.

Sebagai Penasehat Utama di UNPKFC, Lt. Gen. Rantastia Nur Alangan secara konsisten memberikan berbagai masukan dan pengalaman yang diperolehnya selama bertugas di Austria, Beijing, dan Perancis dalam lingkup Penjaga Perdamaian.

Pada Global Leadership Summit 2022 yang diadakan pada bulan September di Royal Thai Army Club Thailand, Rantastia dianugerahi Wing, Brevet, dan Medali Tanda Jasa sebagai penghargaan atas dedikasinya yang luar biasa.

Keikutsertaannya dalam Global Leadership Summit 2022, dengan tema "Akhiri Rasisme dan Membangun Perdamaian," sekaligus menjadi bukti nyata komitmen Indonesia dalam misi perdamaian dunia, diwakili oleh Soldiers of Peace International Association (SPIA).

Pada tahun 2018, Prof. Dr. Sabree Saleeh selaku The President of World Academy of Martial Arts Philosophy and Science (WAMAPS) Malaysia memberikan gelar profesor Rantastia Nur Alangan setelah sebelumnya mendapatkan gelar Doktor dari lembaga yang sama.

Dengan demikian ada dua orang putra Indonesia yang dapat gelar Professor dari Malaysia untuk Kolonel Ivan Zulivan dan Lt. Gen. Rantastia Nur Alangan.

Baca juga: Daftar Indikator Tujuan 16 SDGs Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh

Menjelang tahun 2024, Rantastia Nur Alangan dan seluruh peserta Global Leadership Summit berharap agar situasi global, seperti konflik di Palestina dan Israel serta peristiwa Perang Ukraina dan Rusia, dapat mereda.

"Kami perwakilan dari PBB melihat perang adalah suatu pelanggaran hak asasi manusia kelas berat atau suatu kejahatan perang, apalagi perang mengarah pemusnahan suatu komunitas manusia atau genoside yang terjadi di Palestina," tegas Rantastia (31/12/2023).

Ia menambahkan, "jika ini dibiarkan maka kredibilitas institusi dunia seperti PBB akan kehilangan marwahnya sebagai lembaga perdamaian dunia."

Peranan Indonesia dalam menyikapi pelanggaran HAM yang terjadi di Palestina, lanjut Rantastia, sebagai bangsa bermartabat dan berideologi Pancasila menentang keras peperangan tersebut.

"Dan para petinggi negeri ini harus berperan aktif menyerukan penghentian perang ke Dewan Keamanan PBB," harapnya.

“Dengan demikian, stabilitas keamanan dan perekonomian dunia diharapkan dapat kembali normal, memberikan dampak positif pada pemerintahan Indonesia,” pungkas Rantastia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com