Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 01/01/2024, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menyebut, konsep ekowisata atau pariwisata alam di Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, membantu upaya melawan perubahan iklim.

"Konsep wisata Banyuwangi mematahkan paradigma wisata harus yang modern, padat kendaraan, dipenuhi mal seperti di kota-kota besar, yang ini justru menjadi penyumbang karbon dioksida," kata Dwikorita, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (31/12/2023)

"Di Banyuwangi, wisatanya justru gunung, pantai bahkan event sport tourism-nya (acara pariwisata olahraga) juga sangat ramah lingkungan yakni kompetisi sepeda lari yang tidak menghasilkan karbon dioksida," sambungnya.

Baca juga: 5 Kabar Besar soal Perubahan Iklim Sepanjang Tahun 2023

Dwikorita mengatakan, Banyuwangi layak menjadi contoh daerah yang sukses mendukung gaya hidup ramah lingkungan lewat pengembangan pariwisata alam.

"Saya merasakan yang berbeda ketika berkunjung ke Banyuwangi, aura lebih segar, terlebih saat ini Banyuwangi telah menjadi tujuan destinasi nasional dengan bertahan pada konsep yang dipegangnya," ujarnya.

Dwikorita mengatakan, perubahan iklim telah menjadi isu utama dunia internasional, dan saat ini terjadi fenomena percepatan peningkatan suhu bumi yang memicu cuaca ekstrem.

Para ahli sepakat, suhu bumi tidak boleh melebihi 1,5 derajat celsius pada 2100 guna mencegah timbulnya dampak ekstrem terhadap kehidupan di Bumi.

Baca juga: Tetap Optimistis Lawan Krisis Iklim, Ini 5 Perubahan Besar yang Terjadi

Tapi, Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) telah mengumumkan saat ini suhu dunia telah meningkat 1,4 derajat celsius, yang notabene masih 78 tahun lagi sebelum tahun 2100.

"Ini menyebabkan kondisi ekstrem, intensitas cuaca ekstrem terus meningkat. Cuaca yang berubah, banjir, longsor, ini adalah dampak peningkatan suhu bumi," papar Dwikorita.

Dia menambahkan, jika tidak dilakukan perubahan gaya hidup yang lebih ramah lingkungan, para ahli mengasumsikan 10 tahun ke depan bumi bisa terancam krisis air dan pada 2050 krisis pangan.

Dwikorita menyatakan dukungannya terhadap ekowisata yang diusung Banyuwangi.

Baca juga: Krisis Iklim Makin Nyata, Ini 7 Hal yang Bisa Kita Lakukan

Pariwisata yang mengusung wisata alam ini telah berdampak pada kemajuan ekonomi hingga penurunan angka kemiskinan daerah.

Sementara itu, Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani mengatakan, selama ini pihaknya sadar  pengembangan ekowisata.

Selain karena dianugerahi bentang alam yang memungkinkan pengembangan wisata alam, konsep ekowisata juga diyakini sangat bermanfaat bagi daerah.

"Apa yang kami lakukan ini diapresiasi banyak pihak termasuk salah satunya Kepala BMKG," katanya.

Baca juga: Siapa Capres-Cawapres yang Fokus Bahas Perubahan Iklim dan Transisi Energi?

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dukung Transportasi Rendah Emisi, PLN Gandeng KAI Wujudkan Elektrifikasi Jalur Kereta Api
Dukung Transportasi Rendah Emisi, PLN Gandeng KAI Wujudkan Elektrifikasi Jalur Kereta Api
BUMN
Mentan: Tidak Semua Miskin, 27 Ribu Petani Muda Cuan hingga Rp 20 Juta per Bulan
Mentan: Tidak Semua Miskin, 27 Ribu Petani Muda Cuan hingga Rp 20 Juta per Bulan
Pemerintah
Percepatan Net Zero 2050, MKI Integrasikan Emisi GRK ke Perencanaan Bisnis Strategis
Percepatan Net Zero 2050, MKI Integrasikan Emisi GRK ke Perencanaan Bisnis Strategis
Swasta
Nilai Ekonomi Karbon dan Politik Keberlanjutan
Nilai Ekonomi Karbon dan Politik Keberlanjutan
Pemerintah
Sampah Jadi Energi: Bisa Jadi Solusi Maupun Petaka, Risikonya Terlihat Mata
Sampah Jadi Energi: Bisa Jadi Solusi Maupun Petaka, Risikonya Terlihat Mata
Pemerintah
Investor Global Ultimatum, Stop Deforestasi Sebelum 2030, atau Modal Hijau Terhenti
Investor Global Ultimatum, Stop Deforestasi Sebelum 2030, atau Modal Hijau Terhenti
Swasta
Genjot Jaringan Listrik ASEAN, ADB-Bank Dunia Rilis Pendanaan Baru
Genjot Jaringan Listrik ASEAN, ADB-Bank Dunia Rilis Pendanaan Baru
Pemerintah
Akademisi UB: Pemanfaatan Geotermal di Indonesia Masih Jauh dari Maksimal
Akademisi UB: Pemanfaatan Geotermal di Indonesia Masih Jauh dari Maksimal
Pemerintah
Nyanyian Lontar di Rai Hawu: Saatnya Adaptasi Iklim Berpijak pada Kekuatan Lokal
Nyanyian Lontar di Rai Hawu: Saatnya Adaptasi Iklim Berpijak pada Kekuatan Lokal
Pemerintah
Penjurian Asia ESG Positive Impact Awards 2025 Resmi Selesai
Penjurian Asia ESG Positive Impact Awards 2025 Resmi Selesai
Swasta
Mau Proyek Sampah Jadi Energi Sukses? Kuncinya Duit, Transparansi, dan Kebijakan Jelas
Mau Proyek Sampah Jadi Energi Sukses? Kuncinya Duit, Transparansi, dan Kebijakan Jelas
Swasta
20 Kura-Kura Leher Ular Rote Dilepasliarkan, Agar Tak Lagi Jadi Terlangka di Dunia
20 Kura-Kura Leher Ular Rote Dilepasliarkan, Agar Tak Lagi Jadi Terlangka di Dunia
Pemerintah
FAO: Hutan Tetap Terancam meski Deforestasi Global Melambat dalam Satu Dekade Terakhir
FAO: Hutan Tetap Terancam meski Deforestasi Global Melambat dalam Satu Dekade Terakhir
Pemerintah
Papua Terancam Jadi Sumatera Kedua, Jadi Langganan Kebakaran Gambut
Papua Terancam Jadi Sumatera Kedua, Jadi Langganan Kebakaran Gambut
LSM/Figur
Demi NZE 2060, RI Tak Boleh Korbankan Hutan dan Gambut untuk Transisi Energi
Demi NZE 2060, RI Tak Boleh Korbankan Hutan dan Gambut untuk Transisi Energi
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau