KOMPAS.com - 2023 dinobatkan sebagai tahun terpanas kedua di Inggris menurut catatan badan meteorologi negara tersebut, Meteorogical Office.
Sepanjang 2023, suhu rata-rata di Inggris tercatat 9,97 derajat celsius, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (2/1/2024).
Rata-rata temperatur tersebut hanya terpaut 0,05 derajat celsius dari rekor tahun terpanas di Inggris sebelumnya pada 2022 yaitu 10,03 derajat celsius.
Baca juga: Suhu November 2023 Jadi yang Terpanas Sejak Praindustri
Sedangkan rekor suhu tahunan terpanas ketiaga jatuh pada 2014 di mana temperatur rata-rata di sana tercatat 9,88 derajat celsius.
Meteorogical Office melaporkan, ketiga rekor suhu terpanas tersebut terjadi hanya dalam kurun waktu 10 tahun terakhir.
Menurt badan tersebut, kemungkinan suhu rata-rata di Inggris bisa jadi lebih panas lagi di tahun-tahun mendatang akrena perubahan iklim.
Suhu yang lebih panas dapat meningkatkan risiko kekeringan, kebakaran, atau bahkan hutan curah hujan tinggi dan banjir.
Baca juga: Umat Manusia Rasakan 12 Bulan Terpanas Sejak 125.000 Tahun Lalu
Suhu panas yang ekstrem juga membahayakan ekosistem, kesehatan manusia, dan infrastruktur.
Ilmuwan senior Meteorogical Office Mike Kendon mengatakan, selama beberapa dekade terakhir pihaknya mencatat kenaikan suhu yang tak biasa.
Pola tersebut diperkirakan akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang sebagai akibat dari perubahan iklim yang disebabkan oleh manusia.
Tingginya rata-rata suhu tahunan di Inggris terjadi di tengah tingginya rata-rata suhu global tahun 2023.
Baca juga: 9 Kota Indonesia Alami Hari Terpanas Beruntun Lebih dari 5 Hari
Layanan pemantau iklim bentukan Uni Eropa, Copernicus Climate Change Service (C3S), bahkan memprediksi 2023 menjadi tahun terpanas di dunia.
Dalam KTT Iklim COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Desember 2023 lalu, dunia sepakat bertransisi dari energi fosil.
Akan tetapi, para ilmuwan mengatakan kesepakatan tersebut ini tidak cukup untuk mencegah suhu Bumi naik 1,5 derajat celsius.
Peningkatan yang terus-menerus melampaui target tersebut akan memicu dampak bencana dan tidak dapat diubah, mulai dari mencairnya lapisan es hingga runtuhnya arus laut, kata para ilmuwan.
Baca juga: Jakarta Alami Hari Terpanas dan Terpanjang Beruntun Selama 17 Hari
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya