Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/01/2024, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Berbagai kabar buruk mengenai isu lingkungan dan pemanasan global yang semakin parah membuat perasaan makin resah.

Salah satu kabar yang membuat resah adalah layanan pemantau iklim bentukan Uni Eropa Copernicus Climate Change Service (C3S) menobatkan tahun 2023 sebagai tahun terpanas sepanjang sejarah pencatatan.

Akan tetapi, di tengah kabar-kabar suram tersebut, ada beberapa berita baik soal pengelolaan lingkungan.

Baca juga: Kabar Baik, Energi Terbarukan Dunia Meningkat 50 Persen

Adanya kabar positif ini menunjukkan bahwa selalu ada perubahan baik dalam setiap progresnya dan berbagai upaya baik yang sudah dilakukan tidaklah sia-sia.

Optimisme untuk menjaga lingkungan dan melawan perubahan iklim diharapkan tetap terjaga.

Dilansir dari Euronews Green, berikut empat kabar positif mengenai isu lingkungan dari seluruh dunia pada awal tahun 2024 ini.

Baca juga: 4 Kabar Positif di Tengah Ancaman Krisis Iklim

1. Energi terbarukan naik 50 persen

Jumlah kapasitas energi terbarukan meningkat 50 persen pada 2023 dibandingkan 2022, sebuah capaian yang patut disambut gembira.

Jumlah kapasitas energi terbarukan yang terhubung dengan sistem mencapai hampir 510 gigawatt (GW).

Peningkatan tersebut merupakan pertumbuhan tercepat dalam dua dekade terakhir, menurut laporan terbaru dari International Energy Agency (IEA).

Menurut IEA, pertumbuhan energi terbarukan yang spektakuler pada 2023 tersebut menjaga janji COP28 tetap tercapai.

Baca juga: Kabar Baik, Energi Terbarukan Dunia Meningkat 50 Persen

2. PLTS dalam ruangan

Sebuah perusahaan asal California, Amerika Serikat (AS) berinovasi dengan meluncurkan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) indoor alias dalam ruangan.

PLTS indoor besutan Ambient Photonics dapat menangkap cahaya apa pun dan redup dan mengonversinya menjadi energi listrik.

Produk tersebut telah dikembangan Ambient Photonics sejak 2019.

Sel-sel panel surya dalam PLTS tersebut dapat dicetak dalam berbagai ukuran dan dapat dipakai untuk berbagai peranti elektronik kecil seperti remot, kibor, dan lain-lain.

Teknologi tersebut juga berpotensi mengeliminasi kebutuhan akan baterai dan mengurangi ukuran dan berat perangkat elektronik.

Baca juga: 4 Fakta Unik soal PLTS yang Jarang Diketahui

3. Puntung rokok jadi aspal

Guna mengurangi puntung rokok, Ibu Kota Slovakia, Bratislava, membuat terobosan pengelolaan sampah tersebut menjadi aspal.

Untuk memulai langkah itu, pertama-tama diperlukan pemilahan khusus puntung rokok untuk dijadikan bahan baku.

Perusahaan pengelola sampah kota tersebut, Odvoz a Likvidacia Odpadu (OLO), lantas menciptakan wadah khusus untuk menampung puntung rokok.

Mulai 2024, OLO akan menempatkan wadah yang dirancang khusus untuk menampung puntung rokok di acara-acara publik

Bekerja sama dengan Dewan Kota Bratislava dan perusahaan SPAK-EKO dan EcoButt, OLO akan membantu mengubah sampah puntung rokok yang terkumpul menjadi aspal untuk jalan.

Proyek bersama ini akan menyulap puntung rokok bekas menjadi serat khusus yang kemudian dapat menjadi bahan tambahan untuk pembuatan aspal.

Manajer Ekonomi Sirkular OLO Martina Cechova mengatakan, memilah sampah puntung rokok adalah langkah awal yang bisa dilakukan warga untuk berkontribusi membersihkan lingkungan.

Baca juga: Kota Ini Bikin Terobosan, Sulap Puntung Rokok Jadi Aspal

4. Perancis wajibkan pengomposan sampah organik

Pemerintah Perancis mulai menerapkan kewajiban memilah sampah organik mulai 1 Januari 2024 bagi warganya dan dunia usaha.

Dengan dukungan dari Dana Hijau, setiap pemerintah kota harus menyediakan cara bagi warganya untuk memilah sampah organik.

Sampah organik tersebut meliputi sisa makanan, kulit sayur, makanan kadaluwarsa, dan sampah kebun, sebagaimana dilansir Euronews.

Rumah tangga dan dunia usaha diharuskan membuang sampah organik secara terpisah, baik di tempat sampah kecil khusus untuk pengumpulan di rumah atau di tempat pengumpulan kota.

Sampah tersebut akan diubah menjadi biogas atau kompos untuk menggantikan pupuk kimia. Alternatif lainnya, warga boleh membuat kompos dari sampah organik sendiri di rumah.

Baca juga: Perancis Mulai Wajibkan Warganya Pilah Sampah Organik, Dijadikan Kompos dan Biogas

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com