Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 24/01/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Terdapat perbedaan signifikan dari kapasitas PLTS, yang mana versi Global Energy Monitor adalah 21 MW sedangkan versi Kementerian ESDM adalah 154,3 MW.

Lantas dari mana laporan para peneliti laporan A Race to the Top: Southeast Asia 2024 mendapatkan data?

Baca juga: Sebelum Pasang PLTS Atap, Baiknya Perhatikan 10 Hal Ini

Global Energy Monitor menyebutkan, laporan tersebut mengambil data dari pemantauan lembaga tersebut yakni Global Solar Power Tracker dan Global Wind Power Tracker sebelum 1 November 2023.

Global Solar Power Tracker dan Global Wind Power Tracker sendiri mendapatkan data dari:

  • Data yang dirilis pemerintah, rencana energi dan sumber daya negara, dan situs web pemerintah yang melacak izin dan permohonan PLTS dan PLTB
  • Laporan dari perusahaan listrik (baik milik negara maupun swasta)
  • Berita dan laporan media
  • Organisasi non-pemerintah lokal yang melacak PLTS dan PLTB atau izinnya

Para peneliti Global Energy Monitor melakukan validasi data dengan membandingkan kumpulan data yang diperoleh dengan data milik perusahaan dan data publik seperti database World Energy Power Plant milik S&P Global, Database Global Power Plant Database milik World Resource Institute, Wiki-Solar, CSP Guru, serta berbagai sumber dari perusahaan dan pemerintah.

Baca juga: Pemasangan PLTS Atap di Sektor Industri Efektuf untuk Dekarbonisasi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com