Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antara Protein Hewani dan Nabati, Mana Lebih Unggul Cegah Stunting?

Kompas.com - 26/01/2024, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Protein hewani bisa diberikan kepada bayi mulai dari usia enam bulan melalui makanan pendamping asi (MPASI).

Sebagai catatan, pemberian MPASI harus dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan usia bayi.

Dimulai dari makanan bertekstur lunak seperti bubur susu, lalu bubur saring, lembek seperti bubur biasa, lalu nasi tim, hingga yang padat seperti nasi biasa atau makanan keluarga.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, berikut beberapa protein hewani beserta kandungannya.

Daging ayam

Kandungan protein, zat besi, magnesium, vitamin, dan fosfor pada daging ayam sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak.

Tak hanya itu, kandungan kolin dan vitamin C-nya dapat meningkatkan perkembangan otak anak.

Baca juga: Anemia hingga Pernikahan Dini, Penyebab Lahirnya Bayi Stunting

Ikan

Ikan merupakan makanan tinggi protein yang kaya manfaat dengan harga yang biasanya lebih terjangkau dibandingkan daging sapi atau ayam.

Ikan juga mengandung asam lemak omega 3 yang mampu mengoptimalkan perkembangan otak anak pada periode emas pertumbuhannya.

Telur

Selain mudah didapatkan, telur merupakan makanan yang mengandung nutrisi yang komplit untuk bayi hingga orang dewasa.

Dalam satu butir telur, mengandung 75 kalori, 7 gram protein tinggi, zat besi, lemak, dan vitamin.

Daging sapi

Daging sapi adalah makanan kaya protein, zat besi, dan asam folat yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Adanya kandungan zat besi pada daging sapi juga bisa membantu mencegah anemia yang berisiko menyebabkan stunting.

Baca juga: Deteksi Stunting, Alat Ukur Tubuh Perlu Dioptimalkan Puskesmas

Protein nabati penting?

Dengan berbagai keunggulan protein hewani di atas, bukan berarti protein nabati tidak boleh diberikan sebagai MPASI pada anak.

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Damayanti Rusli Sjarif, protein nabati boleh diberikan untuk anak.

Akan tetapi, dalam pencegahan stunting, protein nabati sebaiknya tidak dihitung sebagai asupan protein.

Pasalnya, untuk pencegahan stunting pada anak, asupan protein nabati tidak sebaik protein hewani.

Protein nabati tidak memiliki kandungan asam amino yang lengkap yang dibutuhkan anak.

Baca juga: BKKBN: Pencegahan Stunting Upaya Tingkatkan Rata-rata IQ Penduduk Indonesia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau