Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Antara Protein Hewani dan Nabati, Mana Lebih Unggul Cegah Stunting?

Kompas.com - 26/01/2024, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Kasus anak stunting kian menjadi fokus perhatian di Indonesia. Pada 2024, pemerintah menargetkan prevalensi stunting menjadi 14 persen.

Stunting menjadi perhatian nasional karena bisa memengaruhi tumbuh kembang anak, tak hanya di masa sekarang, tetapi juga di masa depan.

Stunting tidak terjadi seketika dan serta-merta, akan tetapi merupakan akumulasi dari berbagai faktor, salah satunya kekurangan gizi kronik.

Baca juga: Rendahnya Asupan Protein Hewani Sebabkan Anak Stunting

Salah satu upaya pencegahan stunting pada anak adalah dengan mencukupi kebutuhan gizi anak dengan protein.

Lantas, manakah jenis protein yang baik untuk mencukupi kebutuhan gizi anak? Apakah protein hewani atau nabati?

Dilansir dari Sehat Negeriku dari Kementerian Kesehatan, protein hewani dinilai lebih efektif mencegah anak stunting dibandingkan protein nabati.

Protein hewani mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein hewani dan vitamin yang penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.

Sumber protein hewani contohnya seperti susu, telur, daging ayam, daging sapi, ikan, dan lain-lain.

Baca juga: Stunting Dapat Terjadi Sejak Awal Masa Kehamilan

Pentingnya protein hewani

Menurut studi pada 2018, ada bukti kuat antara stunting dan konsumsi pangan hewani pada bayi berusia enam sampai 23 bulan.

Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Profesor Hardiansyah mengatakan, asupan protein hewani juga penting bagi ibu hamil untuk mencegah stunting pada janin yang dikandungnya.

Sebab, kurangnya komponen gizi selama masa kehamilan menyebabkan janin mengalami gangguan pertumbuhan dan berpotensi lahir menjadi bayi stunting.

Baca juga: Dewi Yull Ungkap Satu Pesan pada Anak-anaknya agar Tak Membenci Ray Sahetapy Usai Bercerai

Wakil Ketua Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Profesor Budi Wiweko menjelaskan pentingnya protein hewani bahkan sebelum kehamilan.

Untuk mencegah anak lahir stunting, perlu persiapan 100 hari sebelum terjadinya kehamilan atau persiapan kehamilan.

Pada masa tersebut, calon ibu dianjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung protein hewani yang tinggi untuk persiapan sel telur, sehingga menghasilkan embrio yang baik dan janin yang berkualitas.

Baca juga: Audit Kasus Stunting Dinilai Jawab Akar Permasalahan Kesehatan

Protein hewani untuk MPASI

Protein hewani bisa diberikan kepada bayi mulai dari usia enam bulan melalui makanan pendamping asi (MPASI).

Sebagai catatan, pemberian MPASI harus dilakukan secara bertahap disesuaikan dengan usia bayi.

Baca juga: Bupati Indramayu Lucky Hakim Liburan ke Jepang Tanpa Izin Dedi Mulyadi dan Mendagri

Dimulai dari makanan bertekstur lunak seperti bubur susu, lalu bubur saring, lembek seperti bubur biasa, lalu nasi tim, hingga yang padat seperti nasi biasa atau makanan keluarga.

Dikutip dari pemberitaan Kompas.com, berikut beberapa protein hewani beserta kandungannya.

Daging ayam

Kandungan protein, zat besi, magnesium, vitamin, dan fosfor pada daging ayam sangat penting untuk mendukung tumbuh kembang anak.

Tak hanya itu, kandungan kolin dan vitamin C-nya dapat meningkatkan perkembangan otak anak.

Baca juga: Anemia hingga Pernikahan Dini, Penyebab Lahirnya Bayi Stunting

Ikan

Ikan merupakan makanan tinggi protein yang kaya manfaat dengan harga yang biasanya lebih terjangkau dibandingkan daging sapi atau ayam.

Ikan juga mengandung asam lemak omega 3 yang mampu mengoptimalkan perkembangan otak anak pada periode emas pertumbuhannya.

Telur

Selain mudah didapatkan, telur merupakan makanan yang mengandung nutrisi yang komplit untuk bayi hingga orang dewasa.

Baca juga: Manfaat Daun Sirih Merah untuk Kesehatan yang Sudah Terbukti Secara Ilmiah

Dalam satu butir telur, mengandung 75 kalori, 7 gram protein tinggi, zat besi, lemak, dan vitamin.

Daging sapi

Daging sapi adalah makanan kaya protein, zat besi, dan asam folat yang dapat mengoptimalkan tumbuh kembang anak.

Adanya kandungan zat besi pada daging sapi juga bisa membantu mencegah anemia yang berisiko menyebabkan stunting.

Baca juga: Deteksi Stunting, Alat Ukur Tubuh Perlu Dioptimalkan Puskesmas

Protein nabati penting?

Dengan berbagai keunggulan protein hewani di atas, bukan berarti protein nabati tidak boleh diberikan sebagai MPASI pada anak.

Menurut Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Damayanti Rusli Sjarif, protein nabati boleh diberikan untuk anak.

Akan tetapi, dalam pencegahan stunting, protein nabati sebaiknya tidak dihitung sebagai asupan protein.

Pasalnya, untuk pencegahan stunting pada anak, asupan protein nabati tidak sebaik protein hewani.

Protein nabati tidak memiliki kandungan asam amino yang lengkap yang dibutuhkan anak.

Baca juga: BKKBN: Pencegahan Stunting Upaya Tingkatkan Rata-rata IQ Penduduk Indonesia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Dekarbonisasi Industri, Pemerintah Minta Perusahaan Laporkan Data Emisi ke SIINas

Dekarbonisasi Industri, Pemerintah Minta Perusahaan Laporkan Data Emisi ke SIINas

Pemerintah
8.126 Ton Sampah Pasca-Lebaran Diangkut dari Kepulauan Seribu

8.126 Ton Sampah Pasca-Lebaran Diangkut dari Kepulauan Seribu

Pemerintah
Produsen Elektronik Ini Targetkan Pakai 35 Persen Bahan Daur Ulang pada 2030

Produsen Elektronik Ini Targetkan Pakai 35 Persen Bahan Daur Ulang pada 2030

Swasta
Proyek Energi Hijau Milik AS Terancam, Pendanaan Miliaran Dollar Bakal Dipangkas

Proyek Energi Hijau Milik AS Terancam, Pendanaan Miliaran Dollar Bakal Dipangkas

Pemerintah
BRIN Gandeng Korsel untuk Bangun Rumah Kaca Pintar di Indonesia

BRIN Gandeng Korsel untuk Bangun Rumah Kaca Pintar di Indonesia

Pemerintah
Startup Bikin Mentega Ramah Lingkungan dari Karbon, Seperti Apa?

Startup Bikin Mentega Ramah Lingkungan dari Karbon, Seperti Apa?

Swasta
RI Buka Peluang Lanjutkan Kerja Sama Bangun Fasilitas CCS dengan AS

RI Buka Peluang Lanjutkan Kerja Sama Bangun Fasilitas CCS dengan AS

Pemerintah
Lembaga Keuangan AS Prediksi Kenaikan Suhu Global Capai 3 Derajat Tahun Ini

Lembaga Keuangan AS Prediksi Kenaikan Suhu Global Capai 3 Derajat Tahun Ini

Swasta
Startup Filipina Bikin AGRICONNECT PH, App Berbasis AI untuk Cegah Gagal Panel

Startup Filipina Bikin AGRICONNECT PH, App Berbasis AI untuk Cegah Gagal Panel

Swasta
Sektor Perikanan RI Bakal Kena Imbas Kenaikan Tarif Impor AS

Sektor Perikanan RI Bakal Kena Imbas Kenaikan Tarif Impor AS

Pemerintah
2030, Perusahaan Global Targetkan Elektrifikasi 100 Persen Armada Operasional

2030, Perusahaan Global Targetkan Elektrifikasi 100 Persen Armada Operasional

Pemerintah
Asosiasi Mantan Pemimpin Dunia Desak Kepemimpinan Eropa dalam Aksi Iklim

Asosiasi Mantan Pemimpin Dunia Desak Kepemimpinan Eropa dalam Aksi Iklim

Pemerintah
IATA Bentuk Organisasi Pengawas Avtur Berkelanjutan

IATA Bentuk Organisasi Pengawas Avtur Berkelanjutan

Swasta
AS Naikkan Tarif Impor, Bagaimana Dampaknya ke Industri Hijau?

AS Naikkan Tarif Impor, Bagaimana Dampaknya ke Industri Hijau?

Pemerintah
12 Kebutuhan Kritis Pasca Gempa Myanmar, dari Obat hingga Akses Air Bersih

12 Kebutuhan Kritis Pasca Gempa Myanmar, dari Obat hingga Akses Air Bersih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
China Bisa Bikin Rugi AS Lewat Perang Dagang
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau