Ia menegaskan bahwa perayaan Imlek di Solo merupakan perayaan bersama yang bisa dinikmati oleh semua orang tanpa batasan suku, ras, agama, dan golongan.
“Imlek adalah wujud budaya bersama. Sehingga anak cucu kita ke depan tetap mengenal apa itu budaya Imlek. Imlek juga telah menjadi budaya Nusantara, budaya Indonesia,” ungkap sosok yang juga menjadi tokoh organisasi Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) itu.
Lebih lanjut, Sumartono menyampaikan harapan bahwa perayaan Imlek di Solo pada akhirnya bisa mendorong tumbuhnya perekonomian daerah.
“Yang pasti, keinginannya kami juga kan para pelaku UMKM bisa laris, penginapan ramai pengunjung, kendaraan umum terima banyak penumpang, dan seterusnya. Jadi multiplier effect-nya sangat besar,” ucapnya.
Saat dimintai pendapat, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Solo, Mashuri, menyebut perayaan Imlek telah menjadi momen yang penting untuk menunjukkan bahwa Solo adalah kota yang inklusif atau terbuka untuk semua umat beragama dan kalangan etnis.
Ia menegaskan, Pemkot Solo dan FKUB telah bersepakat untuk memberikan ruang bagi semua kalangan dalam penyelenggaraan acara perayaan semacam itu.
"Memang kesepakatan FKUB dengan Pemkot dari awal adalah membuka ruang. Kami wujudkan, terutama di Jl. Jenderal Sudirman dan Pasar Gede itu bisa digunakan oleh semua agama atau etnis untuk berkreasi ketika menyambut hari raya atau peringatan hari besar," ujar Mashuri.
Baca juga: Mengapa Imlek Identik dengan Warna Merah?
Sementara itu, Kabid Destinasi dan Pemasaran Pariwisata di Dinas Pariwisata Solo, Gembong Hadi Wibowo, bersyukur pada tahun ini acara Grebeg Sudiro masuk ke dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN) 2024, sehingga mendapat dukungan promosi dari Pemerintah Pusat.
KEN 2024 adalah program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatrif (Kemenparekraf) RI yang menyajikan kegiatan menarik seperti musik, budaya, seni karnaval, hingga kuliner untuk meningkatkan pergerakan wisatawan nusantara maupun mancanegara.
KEN 2024 menampilkan 110 event unggulan yang telah dikurasi dari 252 event usulan Dinas Pariwisata Provinsi se-Indonesia. Grebeg Sudiro sendiri menjadi event perdana KEN 2024.
Gembong pun meyakini jumlah wisatawan yang datang ke Solo untuk menyaksikan perayaan Imlek tahun ini akan lebih banyak daripada sebelum-sebelumnya.
“Kalo dilihat sepintas, sejak beberapa hari lalu jumlah wisatawan sudah kelihatan bakal naik. Ini terlihat dari antusiasme orang-orang yang menyaksikan rangkaian Grebeg Sudiro, termasuk wisata perahu, maupun hiasan lampion di sepanjang Jensud dan Balai Kota,” kata dia.
Untuk kepastian jumlah wisatawan yang berkunjung ke Solo selama musim perayaan Imlek, Dinas Pariwisata perlu berkoordinasi lebih dulu dengan sejumlah pihak, termasuk panitia imlek, biro perjalanan wisata, perusahaan jasa transportasi wisata, hotel, dan lain sebagainya.
“Setidaknya, menurut observasi kami, banyak kendaraan dari luar kota seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Karawang, sudah berlalu-lalang di dalam kota. Demikian juga, banyak kendaraan dari Jogja, Semarang, dan Jawa Timur seperti Madiun, Surabaya, Madura,” tambahnya.
Sementara itu, Humas Panitia Grebeg Sudiro 2024, Arga Dwi Setyawan, menyebut rangkaian acara Grebeg Sudiro tak akan berakhir hingga 10 Februari ini saja. Sebab, panitia masih akan menggelar konser Heritage & Harmony Music di Tirtonadi Convention Hall pada 22 Februari pukul 17.00 WIB.
Heritage & Harmony Music adalah rangkaian event Grebeg Sudiro yang belum ada sebelumnya. Acara ini didukung oleh Kemenparekraf serta Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jateng.
“Bintang tamu nanti ada Guyon Waton, Diskoplo, Fisip Meraung, dan D’diamondz. Ya, kami berharap acara ini bisa menjadi opsi baru untuk destinasi wisata di Kota Solo,” ucapnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya