Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menyambut Imlek, Merayakan Keberagaman di Solo...

Kompas.com, 10 Februari 2024, 16:00 WIB
Irawan Sapto Adhi,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Ia menegaskan bahwa perayaan Imlek di Solo merupakan perayaan bersama yang bisa dinikmati oleh semua orang tanpa batasan suku, ras, agama, dan golongan.

“Imlek adalah wujud budaya bersama. Sehingga anak cucu kita ke depan tetap mengenal apa itu budaya Imlek. Imlek juga telah menjadi budaya Nusantara, budaya Indonesia,” ungkap sosok yang juga menjadi tokoh organisasi Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS) itu.

Lebih lanjut, Sumartono menyampaikan harapan bahwa perayaan Imlek di Solo pada akhirnya bisa mendorong tumbuhnya perekonomian daerah.

“Yang pasti, keinginannya kami juga kan para pelaku UMKM bisa laris, penginapan ramai pengunjung, kendaraan umum terima banyak penumpang, dan seterusnya. Jadi multiplier effect-nya sangat besar,” ucapnya.

Saat dimintai pendapat, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kota Solo, Mashuri, menyebut perayaan Imlek telah menjadi momen yang penting untuk menunjukkan bahwa Solo adalah kota yang inklusif atau terbuka untuk semua umat beragama dan kalangan etnis.

Ia menegaskan, Pemkot Solo dan FKUB telah bersepakat untuk memberikan ruang bagi semua kalangan dalam penyelenggaraan acara perayaan semacam itu.

"Memang kesepakatan FKUB dengan Pemkot dari awal adalah membuka ruang. Kami wujudkan, terutama di Jl. Jenderal Sudirman dan Pasar Gede itu bisa digunakan oleh semua agama atau etnis untuk berkreasi ketika menyambut hari raya atau peringatan hari besar," ujar Mashuri.

Baca juga: Mengapa Imlek Identik dengan Warna Merah?

Menarik wisatawan

Sementara itu, Kabid Destinasi dan Pemasaran Pariwisata di Dinas Pariwisata Solo, Gembong Hadi Wibowo, bersyukur pada tahun ini acara Grebeg Sudiro masuk ke dalam daftar Karisma Event Nusantara (KEN) 2024, sehingga mendapat dukungan promosi dari Pemerintah Pusat.

KEN 2024 adalah program dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatrif (Kemenparekraf) RI yang menyajikan kegiatan menarik seperti musik, budaya, seni karnaval, hingga kuliner untuk meningkatkan pergerakan wisatawan nusantara maupun mancanegara.

KEN 2024 menampilkan 110 event unggulan yang telah dikurasi dari 252 event usulan Dinas Pariwisata Provinsi se-Indonesia. Grebeg Sudiro sendiri menjadi event perdana KEN 2024.

Gembong pun meyakini jumlah wisatawan yang datang ke Solo untuk menyaksikan perayaan Imlek tahun ini akan lebih banyak daripada sebelum-sebelumnya.

“Kalo dilihat sepintas, sejak beberapa hari lalu jumlah wisatawan sudah kelihatan bakal naik. Ini terlihat dari antusiasme orang-orang yang menyaksikan rangkaian Grebeg Sudiro, termasuk wisata perahu, maupun hiasan lampion di sepanjang Jensud dan Balai Kota,” kata dia.

Suasana pelataran Pasar Gede Solo yang dihiasi lampion khas Imlek pada Rabu (7/2/2024) sore. Perayaan Imlek di Solo diharapkan dapat menarik kedatangan wisatawan dari dalam maupun luar daerah.KOMPAS.com/IRAWAN SAPTO ADHI Suasana pelataran Pasar Gede Solo yang dihiasi lampion khas Imlek pada Rabu (7/2/2024) sore. Perayaan Imlek di Solo diharapkan dapat menarik kedatangan wisatawan dari dalam maupun luar daerah.

Untuk kepastian jumlah wisatawan yang berkunjung ke Solo selama musim perayaan Imlek, Dinas Pariwisata perlu berkoordinasi lebih dulu dengan sejumlah pihak, termasuk panitia imlek, biro perjalanan wisata, perusahaan jasa transportasi wisata, hotel, dan lain sebagainya.

“Setidaknya, menurut observasi kami, banyak kendaraan dari luar kota seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Karawang, sudah berlalu-lalang di dalam kota. Demikian juga, banyak kendaraan dari Jogja, Semarang, dan Jawa Timur seperti Madiun, Surabaya, Madura,” tambahnya.

Sementara itu, Humas Panitia Grebeg Sudiro 2024, Arga Dwi Setyawan, menyebut rangkaian acara Grebeg Sudiro tak akan berakhir hingga 10 Februari ini saja. Sebab, panitia masih akan menggelar konser Heritage & Harmony Music di Tirtonadi Convention Hall pada 22 Februari pukul 17.00 WIB.

Heritage & Harmony Music adalah rangkaian event Grebeg Sudiro yang belum ada sebelumnya. Acara ini didukung oleh Kemenparekraf serta Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata Provinsi Jateng.

“Bintang tamu nanti ada Guyon Waton, Diskoplo, Fisip Meraung, dan D’diamondz. Ya, kami berharap acara ini bisa menjadi opsi baru untuk destinasi wisata di Kota Solo,” ucapnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
TN Way Kambas Sambut Kelahiran Bayi Gajah Betina, Berat 64 Kilogram
LSM/Figur
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Menteri LH Sebut Kayu Banjir Bukan dari Hulu Batang Toru
Pemerintah
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
TPA Suwung Bali Ditutup 23 Desember 2025, Ini Alasannya
Pemerintah
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
COP30 Gagal Sepakati Penghentian Bahan Bakar Fosil, RI Diminta Perkuat Tata Kelola Iklim
Pemerintah
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau