KOMPAS.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Direktorat Jenderal Cipta Karya mengembangkan Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik-Terpusat (SPALD-T) di Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono berharap dengan dikembangkannya Sistem Pengelolaan Air Limbah (SPAL) skala perkotaan, pencemaran badan air akibat air limbah domestik dapat diminimalisir.
Selain itu, dapat memberikan nilai tambah berupa air bersih untuk penyiraman taman-taman dan ruang publik kota.
Baca juga: Briket Limbah Kulit Kayu Gelam Bisa Jadi Sumber Energi Alternatif
"Tujuan utamanya adalah untuk kualitas lingkungan yang lebih baik, karena permukiman semakin padat maka limbahnya juga bertambah. Jadi harus kita olah dulu sebelum masuk ke badan air,” kata Menteri Basuki, dikutip dari laman resmi, Minggu (18/2/2024).
Sebagai informasi, pembangunan SPALD-T Kota Makassar merupakan bagian dari Program Metropolitan Sanitation Managemen Investment Project (MSMIP) untuk meningkatkan pelayanan air limbah terpadu pada kawasan perkotaan dengan kapasitas 16.000 meter kubik per hari.
Pembangunan SPAL Domestik di Kota Makassar dinilai efektif karena menggunakan sistem Moving Bed Biofilm Reactor (MBBR) dengan mereduksi Biological Oxygen Demand, denitrifikasi, dan mengurangi nitrogen.
Dengan demikian, efluen yang dihasilkan dapat memenuhi baku mutu sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor. P. 68/MenLHK/Sekjen/Kum.1/8/2016 tentang baku mutu air limbah domestik, antara lain kadar BOD di bawah 30 mg/liter.
Adapun pengembangan SPALD-T Kota Makassar mulai dikerjakan pada November 2020 lalu.
Ini meliputi pembangunan IPAL berkapasitas 16.000 m3/hari, pembangunan 1 unit rumah pompa, jaringan air perpipaan sepanjang 9,6 km, serta pemasangan sambungan rumah dan sambungan area komersil.
"Saat ini SPALD-T Kota Makassar telah selesai konstruksi dan siap beroperasi untuk mendukung layanan sanitasi masyarakat Kota Makassar," ujarnya.
Pembangunan SPALD-T dimulai dari pematangan lahan (lokasi) yang didanai dari APBD Kota Makassar.
Kemudian, dilanjutkan pembangunan IPAL Domestik dan jaringan perpipaan melalui Program Metropolitan Sanitation Managemen Investment Project (MSMIP) dengan dana Loan Asian Development Bank (ADB).
Selanjutnya, pemasangan 74 sambungan rumah dan 25 sambungan komersil bersumber dari APBN.
Ini akan dilanjutkan oleh Pemkot Makassar hingga tercapai target layanan 14.000 sambungan yang terbagi menjadi 8.400 sambungan domestik dan 5.600 sambungan komersil.
Adapun SPALD-T Kota Makassar dibangun di atas lahan seluas 2,37 hektar yang berlokasi di kawasan Losari, Kelurahan Maccini Sombala, Kecamatan Tamalate.
Basuki menyampaikan harapan dengan terbangunnya IPAL Domestik Terpusat ini, tidak hanya dapat melayani 41.000 jiwa masyarakat Kota Makassar.
"Tetapi juga untuk menjaga kualitas air tanah dan air baku, menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, serta sebagai sarana edukasi peningkatan kesadaran masyarakat terhadap isu pencemaran lingkungan," pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya