Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aneka Tantangan Ekonomi Sirkular di Indonesia, Kurang Kolaborasi

Kompas.com - 21/03/2024, 07:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Prinsip dari ekonomi sirkular mencakup pengurangan limbah dan polusi, menjaga produk dan material terpakai selama mungkin, dan meregenerasi sistem alam.

Baca juga: Nilai Ekonomi Karbon PLTS Atap On-grid Harus Dinikmati Pemilik

Namun, ekonomi sirkular tidak hanya sekadar mengelola limbah melalui praktik daur ulang.

Melainkan juga tentang efisiensi sumber daya, dan mencakup serangkaian intervensi di seluruh rantai pasok.

“Tidak hanya soal mengelola waste, ekonomi sirkular berdampak untuk diversifikasi ekonomi, lingkungan, sosial, masa depan kita,” ujar Senior Advisor for Renewable Energy Strategic Program and Policy UNDP Indonesia Verania Andria.

Ekonomi sirkular juga menjadi bagian untuk mencapai Sustainable Development Goals (SDGs) pada 2030, di antaranya Tujuan 8 tentang pertumbuhan ekonomi, dan Tujuan 12 tentang konsumsi dan produksi yang berkelanjutan.

Dari sisi pemerintah, agenda ekonomi sirkular juga tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024 sebagai bagian dari strategi pembangunan rendah karbon.

Adapun penerapan ekonomi sirkular di Indonesia difokuskan pada lima sektor, yakni makanan dan minuman, tekstil, konstruksi, perdagangan besar dan eceran, serta elektronik.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com