KOMPAS.com - Peneliti Pusat Riset Teknologi Pertambangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Erik Prasetyo mengatakan, pihaknya mengembangkan metode daur ulang baterai litium yang lebih efisien dan ramah lingkungan.
Metode daur ulang baterai yang dikembangkan Erik melibatkan penggunaan ekstraksi selektif untuk memisahkan litium dari logam lain dan penggunaan pelarut ramah lingkungan seperti air.
Selain itu, metode yang dipakai Erik memanfaatkan teknik ekstraksi fasa padat untuk meningkatkan konsentrasi litium.
Baca juga: Inovasi Perahu dan Sepeda Listrik Amfibi, Gunakan Baterai LFP
Erik menuturkan, hasil penelitian menunjukkan, metode baru ini mampu mencapai tingkat perolehan litium lebih tinggi.
"Selain itu mengurangi penggunaan sumber daya berharga dan menghasilkan limbah yang lebih sedikit," dikutp dari situs web BRIN, Kamis (3/4/2024).
Bila dibandingkan, metode daur ulang yang lama membutuhkan banyak air dan bahan kimia, serta menghasilkan limbah berbahaya.
Anggota Kelompok Riset Peningkatan Nilai Tambah Mineral Logam Dasar Mulia ini mengungkapkan, pemisahan dan pemurnian litium menjadi perkembangan terbaru dalam teknologi daur ulang baterai.
Baca juga: Temuan Baru, Baterai Pasir Terbesar di Dunia Kurangi Emisi Karbon
Erik menerangkan, metode baru ini masih dalam tahap pengembangan, namun memiliki potensi untuk meningkatkan efisiensi dan keberlanjutan daur ulang baterai litium.
Metode baru itu, lanjut Erik, juga dapat membantu memenuhi permintaan litium yang terus meningkat.
Di satu sisi perolehan litium dari proses daur ulang baterai masih rendah dan belum memenuhi syarat sebagai prekursor untuk produksi katoda baterai.
"Saat ini kontribusi daur ulang terhadap produksi litium global masih sangat minim," ungkap Erik.
Baca juga: Kendaraan Listrik Berbasis Baterai Dinilai Reduksi Emisi Lebih Besar
Erik menekankan, ada tiga alasan mengapa daur ulang baterai litium sangat penting.
Pertama, daur ulang membantu melestarikan sumber daya alam, karena pasokan litium di alam terbatas. Daur ulang bisa mengurangi kebutuhan akan penambangan litium baru.
Kedua, daur ulang dapat mengurangi dampak lingkungan. Pasalnya, baterai litium mengandung bahan berbahaya yang dapat mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik.
Ketiga, daur ulang meningkatkan ketahanan energi dengan memperluas pasokan litium untuk produksi baterai secara keseluruhan.
Baca juga: Industri Baterai dan Kendaraan Listrik Tak Sesuai Eksploitasi Nikel
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya