KOMPAS.com - Pakar gizi klinik dr. Raissa Edwina Djuanda menyarankan pemudik, khususnya yang mengendarai sendiri kendaraannya, untuk tidak mengonsumsi minuman berenergi saat kelelahan.
"Minuman ini hanya memberikan efek stimulasi sementara, bukan mengatasi kelelahan," ujar Raissa, dikutip dari Antara, Selasa (16/4/2024).
Perempuan yang tergabung dalam Perhimpunan Dokter Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) cabang DKI Jakarta itu mengatakan bahwa mengonsumsi minuman berenergi saat kelelahan merupakan hal yang berbahaya.
Sebab, minuman berenergi dapat menutupi rasa kantuk dan membuat seseorang kurang waspada saat mengemudi.
Menurutnya, minuman berenergi umumnya mengandung kafein, gula, taurin dan vitamin B. Kafein dapat meningkatkan kewaspadaan dan fokus, tetapi efeknya hanya berlangsung beberapa jam.
Baca juga: Demi Mudik Lebih Nyaman, LED Dipasang di Lebih dari 3.000 Titik JTTS
Sementara itu, gula dapat memberikan energi dengan cepat, tetapi dapat menyebabkan kelelahan setelahnya. Sedangkan taurin dan vitamin B juga belum terbukti memiliki efek yang signifikan pada performa mengemudi.
Lebih lanjut, pakar gizi dari Asosiasi Pelatih Kebugaran Indonesia (APKI) Irtya Qiyamulail menyebut bahayanya mengonsumsi banyak kafein.
Semakin banyak kandungan kafein yang dikonsumsi pemudik, dapat berisiko menyebabkan peningkatan detak jantung dan tekanan darah yang bisa membahayakan kesehatan selama di perjalanan.
"Jumlah kafein yang disarankan 400 mg per hari, sehingga para konsumen perlu untuk mengecek label pangan terutama kandungan kafein pada energy drink untuk meminimalisir efek samping yang mungkin terjadi," ujar Irtya.
Kendati demikian, Raissa tak melarang pengemudi mengonsumsi minuman berenergi, selama tidak dalam kondisi lelah.
"Jumlahnya tidak berlebihan agar efeknya tidak mengganggu fokus dan konsentrasi. Serta sebaiknya 30 menit sebelum mengemudi," ujar dia.
Selain itu, orang dengan kondisi medis tertentu, seperti diabetes, hipertensi, atau penyakit jantung disarankan untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter jika ingin mengonsumsi minuman berenergi.
Dokter yang berpraktik di RS Pondok Indah – Puri Indah itu juga menyarankan pemudik, khususnya yang mengendarai mobil pribadi, agar memiliki waktu istirahat dan tidur yang cukup jika akan menempuh perjalanan jauh.
"Istirahatlah setiap dua hingga tiga jam sekali, hindari mengemudi jika merasa lelah, mengantuk dan tidak fit," pesannya.
Baca juga:
Sementara itu, Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengingatkan pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi untuk memanfaatkan sejumlah posko pelayanan kesehatan.
Posko layanan kesehatan tersebut tersedia di berbagai tempat pemberhentian di rest area jalan tol. Pemudik bisa menjalani pemeriksaan kesehatan sembari meregangkan otot di sana.
"Sebisa mungkin cari pos kesehatan terdekat, biasanya di 'rest' area sudah banyak, dan bisa melakukan pemeriksaan kesehatan. Yang tidak kalah penting lakukan juga peregangan agar otot tidak kaku," kata Fungsional Pembimbing Kesehatan Kerja Muda di Dinas Kesehatan DKI Jakarta, Neni Herlina Rafida.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya