KOMPAS.com - General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar) Moch Andy Adchaminoerdin menyebutkan bahwa penggunaan kendaraan listrik berkontribusi mengurangi emisi karbon hingga 56 persen.
Oleh karena itu, Andy mengajak masyarakat untuk beralih dari kendaraan berbasis energi fosil ke kendaraan listrik.
"Dengan menggunakan kendaraan listrik, masyarakat sudah turut berkontribusi untuk mengurangi emisi karbon transportasi sampai 56 persen," kata Andy, dilansir dari Antara, Rabu (17/4/2024).
Baca juga: Utomo Charge+ Siagakan Stasiun Pengisian Daya Mobil Listrik Gratis
Tidak hanya berfokus pada kendaraan listrik roda empat, lanjutnya, PLN UID Sulselrabar juga telah menyiapkan 1.103 unit Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) untuk kendaraan listrik roda dua.
Lokasi-lokasi Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum (SPKLU), Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU), dan Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) dapat diakses melalui menu Electric Vehicle pada Aplikasi PLN Mobile.
Hingga 9 April 2024, transaksi penggunaan SPKLU oleh masyarakat meningkat signifikan.
"PLN mencatat jumlah transaksi di SPKLU melonjak hingga tiga kali lipat pada periode arus mudik tahun 2024 dibandingkan periode yang sama 2023, dari 23 transaksi menjadi lebih dari 76 transaksi," ungkap Andy.
Andy juga menceritakan pengalamannya menggunakan mobil listrik dengan jarak tempuh 750 kilometer (km) ternyata hanya membutuhkan 90 kiloWatt hour (kWh).
Baca juga: Kendaraan Ramah Lingkungan Ride-Sharing Sepeda Listrik Hadir di Kawasan Gading Serpong
Dengan asumsi tarif listrik Rp 2.466 per kWh apabila melakukan pengisian daya di SPKLU, maka hanya diperlukan sekitar Rp 221.940.
"Sedangkan dengan kendaraan konvensional dengan jarak yang sama membutuhkan 90 liter BBM dengan total biaya sebesar Rp 1,5 juta," terang dia.
Sementara itu, Direktur Utama PT PLN (Persero) Darmawan Prasodjo terus mengajak masyarakat untuk bisa beralih dari kendaraan berbasis fosil ke kendaraan listrik, salah satunya untuk berkontribusi mengurangi emisi 56 persen.
“Sebagai gambaran, 1 liter bahan bakar minyak (BBM) setara dengan 1,2 kilowatt hour (kWh) listrik. Emisi karbon 1 liter BBM setara dengan 2,4 kilogram (kg) CO2e, sedangkan 1,2 kWh listrik emisinya setara 1,02 kg CO2e,” ujar Darmawan, dikutip dari laman resmi.
Apalagi listrik yang disediakan untuk mengisi daya kendaraan juga akan semakin bersih, menyusul mulai dibangunnya pembangkit yang berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT).
Baca juga: Mudik Pakai Mobil Listrik? Ini Sebaran 49 SPKLU di Tol Trans Jawa
“Seiring dengan pembangkit PLN yang akan menuju ke EBT, maka ke depan kendaraan listrik emisinya akan nol,” imbuhnya.
Selain ramah lingkungan, keunggulan kendaraan listrik adalah lebih hemat. Berdasarkan perhitungan, menggunakan mobil listrik lebih hemat sekitar 75 persen dari pada menggunakan mobil BBM.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya