Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Malas Bergerak, Anak Muda Bisa Kena Stroke

Kompas.com, 28 April 2024, 07:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

BALI, KOMPAS.com - Dokter radiologi Kumara Tini menyebutkan tren stroke di Indonesia menunjukkan penyakit ini tidak hanya menyerang usia lanjut, tetapi juga generasi muda.

Penyakit stroke saat ini semakin berpotensi tinggi mengenai usia muda, salah satunya disebabkan karena faktor risiko dari stroke yang semakin banyak.

“Ada peningkatan risiko penyebab penyakit stroke di umur yang lebih awal karena perubahan dalam gaya hidup, hipertensi, dan diabetes,” ujar Kumara di sela-sela acara Bali International Neurovascular Intervention Convention (BLINC) di Nusa Dua, Jumat (26/4/2024).

Baca juga: Rayakan Lebaran, Jaga Kesehatan dengan Tidak Makan Berlebihan

Malas bergerak, kebiasaan merokok dan minum alkohol, hingga sering mengonsumsi makanan instan, menjadi bagian gaya hidup sebagian besar anak muda zaman sekarang.

Oleh karena itu, Kumara menegaskan pentingnya pencegahan dan pengelolaan faktor resiko stroke sejak dini.

Hal ini, termasuk pemahaman terhadap gangguan neurovaskular seperti stroke, gejala yang dialami, dan cara penanganannya.

Cara mencegah risiko stroke

Ia menjelaskan, ada beberapa faktor risiko stroke. Antara lain telah berusia lanjut yakni di atas 55 tahun, memiliki riwayat keluarga dengan stroke atau stroke ringan, atau pernah mengalami stroke ringan sebelumnya.

Beberapa hal tersebut memang tidak bisa dikendalikan. Namun, untuk anak muda, Kumara berpesan ada gaya hidup sehat yang bisa diterapkan untuk mencegah terjadinya stroke.

Baca juga: Dorong Pengembangan Penanganan Stroke, Konferensi Neurovascular BLINC Digelar di Bali

“Kurangi kebiasaan merokok, harus aktif bergerak dan berolahraga, konsumsi makanan sehat, dan minimalisir stres,” kata Kumara.

Selain itu, tips lainnya adalah mengurangi konsumsi alkohol, mengontrol kadar gula dalam darah, menjaga berat badan ideal, dan memperbanyak sayur.

Hal senada, dikatakan dokter bedah saraf sekaligus Chief Medical Officer (CMO) BLINC Dr Affan Priyambodo.

Menurutnya, penting mengontrol faktor risiko stroke bagi yang belum pernah terjangkit.

“Kontrol faktor risiko seperti diabetes, obesitas, kurang aktivitas fisik, kolesterol, hingga kebiasaan merokok. Kontrol dengan sebaik-baiknya,” ujar Affan.

Baca juga: Hari Kesehatan Sedunia, WHO Kampanyekan Pentingnya Keadilan

Sementara itu, bagi yang sudah pernah mengalami stroke ringan sebelumnya dan ingin memperbaiki, selain mengubah pola hidup, tentu juga wajib mengonsumsi obat-obatan secara rutin.

Tentang stroke ringan

Adapun umumnya, Kumara menjelaskan, anak muda bisa mengalami stroke ringan. Stroke ringan adalah kondisi saat seseorang secara mendadak mengalami gangguan layaknya stroke, tetapi hanya berlangsung dalam waktu singkat.

“Kita tahu orang itu mengalami kemungkinan stroke kalau gejalanya sangat mendadak. Tadi pagi dia baik-baik saja, ke kantor tiba-tiba kita temukan keluhan yang berkaitan dengan stroke,” papar Kumara.

Baca juga: Perhatikan 3 Masalah Kesehatan yang Sering Dialami Pemudik

Misalnya, mengalami mati rasa, kelemahan otot, hingga kelumpuhan pada bagian tubuh tertentu.

Selain itu, kehilangan keseimbangan dengan tiba-tiba, mengalami gangguan penglihatan misalnya kebutaan, merasa sakit kepala parah tanpa penyebab yang jelas, hingga kesulitan berbicara.

“Semua gejala tadi yang sifatnya mendadak, kita harus curiga. Kalau memang begitu, kita harus segera membawa ke rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan yang tepat,” pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Harapan Baru, Peneliti Temukan Cara Hutan Tropis Beradaptasi dengan Iklim
Pemerintah
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
Jutaan Hektare Lahan Sawit di Sumatera Berada di Wilayah yang Tak Layak untuk Monokultur
LSM/Figur
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Industri Olahraga Global Bisa Jadi Penggerak Konservasi Satwa Liar
Swasta
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
FAO: Perluasan Lahan Pertanian Tidak Lagi Memungkinkan
Pemerintah
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau