Menurutnya, TTG dirasa merupakan salah satu teknologi yang tepat untuk menjawab tantangan perubahan iklim khususnya bagi pelaku usaha pertanian mikro-kecil serta UMKM lainnya dalam pengolahan hasil pertanian dan pangan.
"TTG diharapkan juga mampu berperan dalam upaya meningkatkan kapasitas teknologi dalam bidang pertanian,” tambah Puji.
Puji menjelaskan, budidaya dalam cakupan teknologi mekanisasi peralatan TTG untuk dukungan produksi pertanian dibagi menjadi budidaya outdoor dan indoor.
Baca juga: Kodim Magetan-Dispertan Kolaborasi Dorong Produksi Tanaman Pangan
Kegiatan budidaya outdoor meliputi; tillage (pengolahan tanah), seeding (pembenihan), fertilizing (pemupukan), weeding (penyiangan) dan harvesting (pemanenan).
Budidaya indoor meliputi, greenhouse, aquaculture dan poultry (peternakan). Budidaya indoor dapat menjadi terobosan sistem budidaya yang tahan terhadap perubahan iklim.
Selain itu, kata dia, teknik budidaya indoor dengan sistem kontrol otomatis dan penggunaan IOT bisa meningkatkan efisiensi dalam penggunaan air, pupuk, serta mengurangi penggunaan pestisida yang dapat merusak lingkungan.
Puji memaparkan TTG juga dapat digunakan dalam kegiatan budidaya outdoor yang sangat dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, sehingga kegiatan budidaya ini sangat terdampak oleh fenomena perubahan iklim saat ini.
TTG yang mendukung budidaya outdoor, misalnya penggunaan TTG untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan air seperti teknologi drip irrigation (sistem irigasi tetes) yang dikembangkan dengan sistem kontrol dan otomatisasi.
Baca juga: Sasi Laut, Penjaga Ketahanan Pangan di Tengah Ancaman Krisis Iklim
TTG juga dapat berupa teknologi yang dapat mengurangi penyebab fenomena perubahan iklim, seperti teknologi yang ramah lingkungan, teknologi yang menurunkan emisi gas rumah kaca.
Selain itu, TTG pra-panen juga diharapkan dapat mendukung konsep green economy, dimana teknologi yang diusung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa merusak lingkungan disekitarnya.
"Dengan pengembangan TTG pra-panen yang mendukung konsep green economy tersebut, diharapkan juga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan,” jelas Puji.
Sementara itu, Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Mekanisasi Pertanian (BBPSIMP) Kementrian Pertanian Agung Prabowo menyampaikan, beberapa informasi tambahan terkait TTG.
“Harapannya adalah hasil TTG dapat mendukung peningkatan produksi pangan Nasional dalam memberikan jaminan persyaratan mutu dan implementasinya dan mengacu pada konsep mekanisasi selektif. Kita berjuang bersama-sama sesuai tracknya untuk mewujudkan Indonesia sebagi lumbung pangan dunia,” pungkas Agung.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya