Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara Wujudkan Ketahanan Pangan di Tengah Perubahan Iklim

Kompas.com, 10 Mei 2024, 09:28 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Menurutnya, TTG dirasa merupakan salah satu teknologi yang tepat untuk menjawab tantangan perubahan iklim khususnya bagi pelaku usaha pertanian mikro-kecil serta UMKM lainnya dalam pengolahan hasil pertanian dan pangan.

"TTG diharapkan juga mampu berperan dalam upaya meningkatkan kapasitas teknologi dalam bidang pertanian,” tambah Puji.

Puji menjelaskan, budidaya dalam cakupan teknologi mekanisasi peralatan TTG untuk dukungan produksi pertanian dibagi menjadi budidaya outdoor dan indoor.

Baca juga: Kodim Magetan-Dispertan Kolaborasi Dorong Produksi Tanaman Pangan

Kegiatan budidaya outdoor meliputi; tillage (pengolahan tanah), seeding (pembenihan), fertilizing (pemupukan), weeding (penyiangan) dan harvesting (pemanenan).

Budidaya indoor meliputi, greenhouse, aquaculture dan poultry (peternakan). Budidaya indoor dapat menjadi terobosan sistem budidaya yang tahan terhadap perubahan iklim.

Selain itu, kata dia, teknik budidaya indoor dengan sistem kontrol otomatis dan penggunaan IOT bisa meningkatkan efisiensi dalam penggunaan air, pupuk, serta mengurangi penggunaan pestisida yang dapat merusak lingkungan.

TTG dan perubahan iklim

Puji memaparkan TTG juga dapat digunakan dalam kegiatan budidaya outdoor yang sangat dipengaruhi oleh iklim dan cuaca, sehingga kegiatan budidaya ini sangat terdampak oleh fenomena perubahan iklim saat ini.

TTG yang mendukung budidaya outdoor, misalnya penggunaan TTG untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk dan air seperti teknologi drip irrigation (sistem irigasi tetes) yang dikembangkan dengan sistem kontrol dan otomatisasi.

Baca juga: Sasi Laut, Penjaga Ketahanan Pangan di Tengah Ancaman Krisis Iklim

TTG juga dapat berupa teknologi yang dapat mengurangi penyebab fenomena perubahan iklim, seperti teknologi yang ramah lingkungan, teknologi yang menurunkan emisi gas rumah kaca.

Selain itu, TTG pra-panen juga diharapkan dapat mendukung konsep green economy, dimana teknologi yang diusung dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat tanpa merusak lingkungan disekitarnya.

"Dengan pengembangan TTG pra-panen yang mendukung konsep green economy tersebut, diharapkan juga dapat meningkatkan hasil produksi pertanian sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan,” jelas Puji.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pengujian Standar Instrumen Mekanisasi Pertanian (BBPSIMP) Kementrian Pertanian Agung Prabowo menyampaikan, beberapa informasi tambahan terkait TTG.

“Harapannya adalah hasil TTG dapat mendukung peningkatan produksi pangan Nasional dalam memberikan jaminan persyaratan mutu dan implementasinya dan mengacu pada konsep mekanisasi selektif. Kita berjuang bersama-sama sesuai tracknya untuk mewujudkan Indonesia sebagi lumbung pangan dunia,” pungkas Agung.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
BRIN Soroti Banjir Sumatera, Indonesia Dinilai Tak Belajar dari Sejarah
Pemerintah
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
KLH Periksa 8 Perusahaan Diduga Picu Banjir di Sumatera Utara
Pemerintah
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
Banjir Sumatera, BMKG Dinilai Belum Serius Beri Peringatan Dini dan Dampaknya
LSM/Figur
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Mengenal Kemitraan Satu Atap Anak Usaha TAPG di Kalimantan Tengah, Apa Itu?
Swasta
KLH Identifikasi Hutan di Aceh Dibuka untuk Sawit dan Tambang Ilegal
KLH Identifikasi Hutan di Aceh Dibuka untuk Sawit dan Tambang Ilegal
Pemerintah
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Pemerintah
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Pemerintah
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
LSM/Figur
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pemerintah
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Pemerintah
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau