KOMPAS.com - Prevalensi stunting alias tengkes pada bayi di bawah lima tahun (balita) di Indonesia pada 2023 menurun 0,1 persen dibndingkan 2022.
Menurut Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemkes), prevalensi stunting tahun 2023 sebanyak 21,5 persen.
Itu berarti, sekitar satu dari lima balita di Indonesia mengalami tengkes. Sedangkan pada 2022 prevalensi stuntingnya 21,6 persen.
Baca juga: Partisipasi Masyarakat di Posyandu Jadi Kunci Penurunan Stunting
Di sisi lain, Pemerintah Indonesia menargetkan prevalensi stunting harus di angka 14 persen pada 2024 dalam Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021.
Itu berarti, tersisa kurang dari setahun agar kasus anak tengkes di Indonesia turun 7,5 persen pada tahun ini.
Menurut temuan SKI, kasus stunting terbanyak ditemukan pada balita berusia 24 sampai 35 bulan dengan prevalensi 25,8 persen.
Dari semua provinsi, Papua Tengah menjadi provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi se-Indonesia pada 2023 yaitu 39,2 persen.
Baca juga: Jumlah Keluarga Berisiko Stunting Menurun 1,2 Juta
Tahun 2022, data prevalensi stunting di Papua Tengah menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tidak tersedia karena merupakan provinsi baru.
Provinsi kedua dengan kasus tengkes tertinggi adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan prevalensi stunting 37,9 persen menurut SKI 2023.
Prevalensi stunting pada 2023 di NTT tersebut mengalami kenaikan bila dibandingkan 2022 menurut SSGI yaitu 35,3 persen.
Provinsi kedua dengan kasus tengkes tertinggi adalah Papua Pegununganengan prevalensi stunting 37,3 persen menurut SKI 2023.
Baca juga: Partisipasi Masyarakat di Posyandu Jadi Kunci Penurunan Stunting
Dikutip dari SKI 2023, berikut 10 provinsi dengan prevalensi stunting tertinggi di Indonesia.
Dari 38 provinsi di Indonesia, lebih dari setengahnya atau 23 provinsi memiliki prevalensi stunting di atas nasional.
Dengan demikian, ada 15 provinsi yang memiliki prevalensi stunting di bawah angka nasional atau 21,5 persen.
Selain itu, hanya ada tiga provinsi yang memiliki prevalensi stunting di bawah target pemerintah yaitu 14 persen.
Baca juga: Hasilkan Data Stunting Sesuai, Pengukuran Balita di Posyandu Harus Seragam
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya