KOMPAS.com - Kementerian Pertanian (Kementan) menyiapkan pompanisasi atau proses mengairi lahan pertanian dengan cara memompa air dari sungai, sumur, atau sumber air lainnya untuk daerah pertanian kering guna menghadapi musim kemarau.
Hal tersebut disampaikan Direktur Jenderal (Dirjen) Tanaman Pangan Kementan Suwandi usai menghadiri panen raya di Bulak Canden Kabupaten Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Jumat (24/5/2024).
"Bagi lahan pertanian di daerah daerah tadah hujan, daerah-daerah kering yang terkendala air sudah disiapkan pompanisasi," kata Suwandi, sebagaimana dilansir Antara.
Baca juga: Suhu Udara Tinggi Bikin Produktivitas Pertanian Turun
Menurut dia, pemberian bantuan mesin pompa air untuk kelompok tani termasuk petani di Kabupaten Bantul dialokasikan oleh sejumlah anggaran.
Selain dialokasikan dari anggaran pendapatan belanja negara (APBN) di Kementan, pemberian bantuan juga dilakukan pemerintah daerah melalui anggaran pendapatan belanja daerah (APBD).
"Dari dinas juga sudah terima pompa, dan sekarang di Bantul ini minta tambahan lima pompa, tetapi kami selalu menyiapkan lebih dari yang dibutuhkan, nanti diusulkan. Tapi sumbernya tidak hanya dari APBN pusat, dari provinsi, bahkan dari kabupaten juga back up," katanya.
Baca juga: Violet Sun Agro+, Solusi Pertanian Lahan Kering Bertenaga Surya
Dia menambahkan, pemerintah di level kelurahan dan desa juga siap membantu pompanisasi petani di wilayahnya dengan mengalokasikan anggaran dari Dana Desa.
Suwandi menyampaikan, sekitar 20 persen Dana Desa dialokasikan untuk ketahanan pangan.
"Sehingga sinergi, saling mengisi ini harapannya adalah di saat kemarau, saat kering petani tetap bisa proses produksi dengan teknik budidaya hemat air, benih tahan kekeringan, dan air dengan pompa baik dari sungai maupun sumur yang disiapkan," tuturnya.
Baca juga: Setiap Kenaikan Suhu 1 Derajat, Produktivitas Pertanian Turun 10 Persen
Sementara itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul Joko Waluyo mengatakan, hingga saat ini jumlah pompa air yang telah diperbantukan kepada petani mencapai sekitar 5.100 unit.
Jumlah tersebut diakuinya paling banyak dari kabupaten lain di DIY.
"Karena kita juga menerima bantuan dari non Kementerian Pertanian, yang paling banyak kita dari Kementerian ESDM ada sekitar 2.000 pompa, kami terima kasih ada tambahan pompa terus, termasuk saat ini pompa turun lagi dari Kementan," katanya.
Baca juga: BRIN-PT Nestle Indonesia Kolaborasi Riset Pertanian Berkelanjutan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya