Selain monitoring, upaya konservasi di TNTC juga dilanjutkan dengan proses tagging hiu-hiu paus untuk merekam dan mengolah data prilaku hiu paus.
Di mana salah satu pemanfaatan data adalah untuk mempelajari rute migrasi hiu paus di area perairan Papua.
Data tersebut akan disesuaikan dengan jalur area pelayaran kapal kapal PIS di Papua. Sehingga kapal PIS bisa berlayar di rute-rute yang tidak akan menggangu jalur hiu paus tersebut. H
"arapannya ke depan, data ini juga bisa diakses oleh kapal-kapal lainnya untuk sama-sama menjaga ekosistem kelautan kita,” tambah Aryomekka.
Berdasarkan laporan International Union for Conservation of Nature (IUCN), hiu paus merupakan salah satu hewan yang masuk ke dalam daftar merah terancam punah sejak 2016.
Baca juga: Tinggi Muka Laut RI Naik Hingga 1,2 Sentimeter per Tahun karena Perubahan Iklim
Sejak itu upaya konservasi hiu paus terus digalakkan oleh berbagai pihak, termasuk oleh PIS sebagai perusahaan yang bergerak dan industri maritim dan memiliki perhatian besar untuk keberlanjutan ekosistem kelautan Indonesia.
“Kerjasama ini juga bukti komitmen PIS untuk mendukung program Sustainable Development Goals (SDG), terutama poin 14 tentang life below water. Sebagai pelaku industri maritim terbesar di Indonesia, sudah menjadi kewajiban bagi kami untuk menjalankan bisnis dengan prinsip berkelanjutan demi menjaga keasrian lingkungan, yang akan kita wariskan ke generasi mendatang,” tuntas Aryomekka.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya