Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program BISA Cegah Meningkatnya Stunting di NTT

Kompas.com, 10 Juni 2024, 10:00 WIB
Sigiranus Marutho Bere,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KUPANG, KOMPAS.com - Masalah stunting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), masih menjadi perhatian serius dari sejumlah pihak.

Organisasi berbasis gizi Nutrition International bersama dengan Save The Children misalnya, menerapkan program Better Investment for stunting (BISA), untuk mencegah meningkatnya angka stunting di NTT.

Dua organisasi internasional itu, berkolaborasi dengan pemerintah membantu menangani stunting di di dua kabupaten di NTT yakni Kabupaten Kupang dan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).

"Program ini mencakup intervensi yang terbukti memberikan dampak besar selama 1.000 hari pertama kehidupan, dari masa kehamilan hingga anak mencapai usia dua tahun, serta masa remaja (10-19 tahun)," kata Regional Communication Manager Nutrition International Jigyasa Nawani, Jumat (7/6/2024).

Baca juga: Daun Kelor Bisa Tekan Angka Balita Stunting dan Anemia

Menurut Nawani, program BISA telah dilaksanakan di dua Kabupaten itu sejak tahun 2019 hingga 2024.

Hasilnya, berdampak positif untuk mendukung program mengatasi masalah stunting di NTT.

Program BISA berfokus pada intervensi gizi spesifik serta sensitif. Intervensi itubagian dari program pengurangan stunting di Indonesia termasuk di NTT.

Intervensi utama BISA menyasar tingkat keluarga dan komunitas. BISA juga berfokus pada kampanye yang bertujuan untuk mengubah perilaku dan norma terkait pemberian kebersihan, sanitasi dan air susu ibu.

"Program bisa juga memberikan makanan pendamping dan memberikan edukasi gizi kepada remaja putri yang bersekolah," sebut Nawani.

Pada tingkat sistem, BISA meningkatkan kapasitas para petugas kesehatan, staf pengawas, dan pemangku kepentingan terkait di tingkat kabupaten dan provinsi.

Tujuannya, agar memberikan layanan gizi berkualitas yang berkesinambungan dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka.

Kemudian di tingkat pemerintah, BISA mendukung implementasi kebijakan nasional di tingkat pemerintah yang lebih rendah dengan mengembangkan kemampuan pemimpin lokal dan merencanakan, menganggarkan, dan memperkuat koordinasi para pemangku kepentingan.

Baca juga: Atasi Stunting, Dana Desa Perlu Dioptimalkan Pelatihan Kader Posyandu

Senior Program Officer Nutrition International Handayani Wasti Sagala menjelaskan, dukungan BISA di NTT sejauh ini yakni melaksanakan kegiatan perubahan perilaku dan sosial, yang bertujuan meningkatkan praktik gizi dan ASI, air sanitasi dan kebersihan bagi remaja dan ibu hamil dan menyusui.

BISA juga meningkatkan sumber daya tenaga kesehatan, kemudian manajemen rantai pasokan suplemen gizi dan produk kesehatan.

"Selain itu memperkuat sistem informasi kesehatan dan meningkatkan tata kelola pemerintah," ujar Handayani.

Acting Director of Health and Nutrition Indonesia Save The Children Aduma Lestari Situmorang menyebut, kehadiran Save the Children untuk memastikan tiga hal yang menjadi misi yakni anak bisa tumbuh, anak bisa hidup, tumbuh dan berkembang, mendapat perlindungan dan berpartisipasi, dan dalam pelaksanaannya bekerjasama dengan berbagai donor.

Kepala Bidang Perencanaan Pembangunan Manusia Bapperida Provinsi NTT Esron M Elim mengatakan, NTT diberikan target berdasarkan Survei Kesehatan Nasional (SKI) pada tahun 2025 angka prevelensi harus turun menjadi 33,1 persen anak penderita stunting dari data saat ini ada 37,8 persen.

Sehingga, pemerintah butuh banyak mitra untuk membantu dengan berbagai caranya agar target yang diberikan ini bisa tercapai.

"Kita apresiasi dua organisasi non pemerintah ini yang sudah sejak tahun 2019 membantu menurunkan angka stunting dengan program BISA," ujar Esron.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau